~Bab 15~

171 18 9
                                    

{... village}


  "Woa...Tanjiro beneran?" (Y/n) menatap kagum pada Tanjiro.

  "Ah, anda orang yang sama dengan yang di rumah kupu-kupu itu ya? Saya dengar anda seorang Hashira. Saya sangat senang karna anda mengingat nama saya" Tanjiro membungkuk hormat pada (y/n).

  "Kamu kenal dengannya?" Tanya Muichiro herman.

  "Ah, kami pernah bertemu sebelumnya di rumah kupu-kupu,Muichiro-san. Waktu itu kami berkelahi melawan seekor makhluk hidup yang mengganggu ketenangan warga" jelas Tanjiro sambil tersenyum.

  "Makhluk? Iblis?" Tebak Muichiro.

  "Tidak, kecoak" jawab Tanjiro gagah dan berani.
.
.
.
 
Suasana hening sejenak.

.
.
.
 
"Aku justru bingung darimana kalian saling kenal. Yang kutahu hanyalah Muichiro lebih akrab padamu" (Y/n) bertanya-tanya sambil menatap Tanjiro, berharap mendapat jawaban.

  "Waktu itu kami pernah mendapat misi bersama. Ano..." Tanjiro terlihat bingung untuk memanggil gadis yang ada dihadapannya, pasalnya mereka memang tak pernah berkenalan sebelumnya. (Y/n) pun tau nama Tanjiro n the genk karna mereka saling panggil waktu itu.

  "Panggil saja (y/n)"

  "Baik! (Y/n)-chan!"

  (Y/n) menaikkan alisnya mendengar kalimat itu, "Chan?"

  "Bukankah (y/n) lebih kecil dariku? Kita juga akrab, kan?"

  "Bukan itu maksudku. Hanya saja...Muichiro dipanggil 'san' dan aku dipanggil 'chan' padahal umurku dan Muichiro kurang lebih sama. Paling beda tiga bulan"

  "Ah...(y/n) juga mau dipanggil san?"

  Belum sempat (Y/n) berucap, kalimatnya lebih dulu ditimpa oleh seseorang.

  "Sepertinya aku dikacangi" sosok itu bernama Iguro Obanai, si Panji petua- Maksudnya, Hashira ular (Hebibashira).

  "Kalian saling kenal ya?" Dan kalimat Obanai di balas oleh pertanyaan dari wanita tadi. Mereka sebenarnya masih dalam perjalanan menuju desa si wanita itu. Tapi karna bertemu dengan Tanjiro dan Obanai, perjalanan mereka terganggu.

  "Begitulah" jawab (Y/n) singkat, dia juga masih menopang tubuh wanita itu.

  "(Y/n)-san, biar aku yang menggendongnya. Anda beristirahatlah" Tanjiro yang merasa kasihan melihat (y/n) yang seorang perempuan membopong tubuh orang yang lebih besar darinya menawarkan diri berganti posisi.

  "Jadi aku dipanggil san?" Tanya (y/n) sambil menuntun wanita itu kearah Tanjiro.

  "Eh, bukannya anda ingin dipanggil san?" Tanya Tanjiro kebingungan, mulai menaikkan wanita itu keatas punggungnya.

  "Tidak jadi, chan lebih lucu"

  Tanjiro tersenyum, "Baiklah.. (y/n)-chan"

  (Y/n) tersenyum dan memasang jempol, wajahnya terlihat puas.

  "Jadi, kita harus kemana, bu?" Tanya Tanjiro.

  "Kita akan ke desaku, arahnya akan kutunjuk"

  Mereka pun lanjut berjalan.

.*.*.

  "Tanjiro, tidak usah bersikap formal padaku" kata (y/n) yang kesal pada Tanjiro yang terus-terusan berbicara secara formal padanya.

  "Ah, baik!"

  "Ngomong-ngomong...kita bertemu di puncak gunung yang bersalju ini...apa kita satu misi?" Tanya Obanai, mencuri-curi panggung karna dari tadi minim di sorot.

  "Sepertinya begitu" jawab Muichiro langsung.

  "Yeah...apalagi gagak kita tidak mengatakan rekan kerja kita hanya seorang" tambah (y/n).

  Tanjiro mengangguk-angguk.

  "Woah...minna! Lihat! Danau membeku!" Tiba-tiba (y/n) menunjuk-nunjuk.

  Semua langsung menoleh kedepan, arah yang tadi (y/n) tunjuk.

  "Wah...indahnya" langkah Tanjiro terhenti sejanak karna kagum pada pemandangan yang dilihatnya. Juga semua orang. Menghentikan langkahnya.

  Semua merasa takjub. (Y/n) bahkan mengerjabkan matanya beberapa kali, seperti anak kecil yang diberi permen.

  "Aku...sudah lama tak melihat danau membeku" kata (y/n) akhirnya.

  "Kenapa?"

  "Yeah...karna aku lebih sering dikurung dirumah"

  Wanita itu tersenyum, "Desanya terletak persis disebrang danau, untuk mencapainya kita akan melewati danau ini"

  "Maksudnya?! Kita akan berjalan diatasnya?!" Kata (y/n) berbinar, danau yang membeku itu membuat kita menjadi lebih jelas melihat dasarnya, dan (y/n) sedang ingin bermain-main diatas es"

  Wanita itu tersenyum mengangguk, "hati-hati, esnya licin. Seharusnya kalian memakai sepatu khusus, tapi aku sedang tidak membawa sepatunya"

  "Tak apa, sepatu yang kupakai mambuatku bisa berjalan di medan yang licin kok" kata (y/n) dia sudah berlari-lari mendahului teman-temannya, terlihat tidak sabaran.

  "Ya itu kau" kata Obanai kesal.

  "Makanya, sepatu tu yang canggih" sindir (y/n) tanpa menoleh.

  "Ah, lihat! Muichiro-san juga berlari menyusul (y/n)! Aku juga tidak mau kalah!" Tanjiro menatap Muichiro yang berlari mengejar (y/n), lalu dia ikut-ikutan menyusul (y/n). Mau tak mau Obanai juga ikut berlari walau dia benci melakukan itu.

  "Kalian yang tak memakai sepatu khusus sebaiknya jangan ikut-ikutan berlari diatas es kalau tidak mau jatuh" tegur wanita itu, yang langsung diangguki oleh semua.

  Duar- Justru yang sepatunya 'canggih' yang terjatuh lebih dulu, Muichiro yang ada disebelahnya dengan sigap menangkapnya sebelum kepalanya lebih dulu menghantap es, menariknya masuk dalam gendongan.

Note: Ini adalah waktu setelah arc swordsmith village, disini mereka mengerjakan misi terlebih dahulu sebelum latihan Hashira. Nezuko juga masih dititipkan di mansion kupu-kupu.

Kimetsu No Yaiba.(Muichiroxreaders).IF I WERE IN YOUR LIFE .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang