{Berdoa di kuil Buddha}
♡
♡
♡(Y/n) pov.
Dahlah, (y/n) pov aja semuanya.Namaku Ishikawa (y/n), pilar es di Kisatsutai. Umurku 13. Ya, akulah pilar termuda di Kisatsutai sekarang.
Nama asliku adalah Unmei (y/n). Kenapa aku bisa memakai nama palsu? Hmm...panjang ceritanya*gaya boboiboy
Author: Pendekkan
Baiklah, karna dipaksa Author, aku akan mulai cerita.
Semua dimulai dari dua tahun yang lalu.
Aku sudah menjelma menjadi anak yang paling bahagia setelah tinggal bersama nenek. Waktu itu aku sedang berjalan-jalan didesa dan tanpa kusadari muncullah ide jahilku.
Rasanya ide itu tidak se-jahat itu, kok. Paling cuma nyukur rambut salah satu bangsawan di desa itu sampai botak.
Maklum, aku, kan, cuma anak kecil yang dipenuhi rasa ingin tahu. Apalagi orang yang kucukur kepalanya itu tak sadar bahwa kepalanya tengah dibotaki sangking serunya membaca komik yang sengaja kutinggalkan agar dia terlena.
Sejak mengetahui kepalanya telah botak, dia pun marah-marah sambil memerintahkan orang-orang untuk mencari tahu siapa orang yang telah mencukur rambutnya dan menangkapnya. Aku sudah menghilang dari TKP. Tapi ntah angin apa yang berpihak pada bangsawan pemarah itu, tiba-tiba saja dia mendapat informasi bahwa yang membotaki kepalanya itu memiliki marga Unmei.
Tentu saja nenek memarahiku habis-habisan, lalu akupun diberi sebuah marga palsu bernama Ishikawa yang sampai sekarang tetap kupakai karna takut bangsawan itu masih hidup dan masih dendam kepadaku.
Begitulah ceritenyea...
Tamat.
Author: Lho, kok tamat?
(Y/n): Kan udah selesai ceritanya.
Author: Lha, terus hubungannya sama judul apa?
(Y/n): Mana saya tahu, kan elu yang buat tuh judul, thor.
Author: Iyasih...
(Y/n): Kan?
Auhor: Lah, kita ngapain debat coba?
(Y/n): Lah, kan yang debat elu.
Author: Terserah.♡
"Ayo kita pergi ke kuil itu" aku bangkit berdiri dari duduk, mengajak Muichiro yang masih duduk santai sambil memerhatikan Kazae-san yang sedang menyapu halaman.
"Kenapa aku harus ikut?" Tanyanya dengan wajah datar khasnya.
"Oh, iya. Kenapa aku mengajak orang yang kafir beribadah?" Aku menertawai ketololanku dalam hati.
"Siapa bilang aku kafir? Orang-orang didesa ini saja kalik" Muichiro bangkit berdiri, "ayo"
Aku menyeringai, setidaknya aku berhasil membuat kuil buddha tempat Kazae-san bekerja ramai walau hanya oleh dua orang.
Kamipun berjalan menuju kuil itu yang lokasinya sebenarnya tak jauh-jauh amat dari rumahnya Hamada-san.
"Sumimasen..."kataku saat berjalan melewati nenek tuwir itu didepan pagar. Sebagai bentuk balasan, dia menatapku dan Muichiro bergantian. Lantas berdecak sebal.
"Pasangan malang itu..."
Aku memang sanyum, rasanya aku mendengar hal aneh yang keluar dari mulutnya. Tapi suara Kazae-san tadi benar-benar kecil, lebih cocok disebut berbisik.
"Aku rasa aku mendengar nenek itu berkata sesuatu tentang 'kemalangan'" kataku dengan pelan pada Muichiro, kami terus berjalan menuju kuil itu.
"Kurasa dia tadi menyebut sesuatu tentang 'pasangan'" kata Muichiro sok tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba.(Muichiroxreaders).IF I WERE IN YOUR LIFE .
FanfictionHanya hasil kegabutan author yang tukang halu. ❗Hanya up saat penulisnya lagi gabut, niat, dan punya ide❗(tapi diusahain up minimal sekali seminggu) Jangan lupa kasi vote kalo kalian suka ceritanya ya😉 ~Karakter tetap milik Koyoharu Gotoge, Autho...