~Bab 5~

276 22 10
                                    

{Jalan-jalan}



  "Kau ingin berteman dengan Kanao?"

  "Ya, ada masalah?"

  "Bukan...hanya saja, kau tau, dia anak yang pendiam"

  "Justru itu tantangannya"

  Aoi diam, menatap lamat-lamat (y/n). "Yeah...kupercayakan Kanao padamu, semoga dia tambah ceria setelah punya teman baru"

  Tapi kalau dia tambah stres bukan salahku ya, batin (y/n). "Yoweslah, aku pergi dulu"kata (y/n) sambil berbalik.

  "Kemana?! Kau ingin meninggalkanku sendiri?"kata Aoi panik, pasalnya dia masih ingin bercakap-cakap dengan (y/n), walau terkadang dia ngeselin.

  "KWAAK! (Y/n) ingin berjalan-jalan!! Jangan ganggu dia!! KWAAK!"gagak Kasugai milik (y/n) yang tadinya stay-stay aja nangkring diatas pohon mendadak mematuk-matuk Aoi kesal.

  "Hwaa!! (Y/n)! Bawa pulang gagakmu!!"jerit Aoi sambil mengibas-kibas tangannya keatas guna mengusir gagak (y/n) pergi.

  "Kare gagak sepertinya enak nih. Benar gak? TO-MO-DA-CHI"tegur (y/n) tanpa membalik badannya.

  "Errr...Kwaak!"gagak (y/n) menurut tanpa memberi perlawanan--iyakali melawan, bisa dijadikan makan malam nanti sama si (y/n).

  "Tapi..."Aoi terdiam sambil menatap punggung (y/n) yang perlahan menjauh. "Tapi bukankah dia masih sakit?!"kata Aoi panik.

  "Ishikawa (y/n)! Berhenti disana! Kau harus kembali ke rumah kupu-kupu!"kata Aoi kesal sambil berlari mengejar (y/n).

~♡~

  "Kau mau minum, Aoi-san?"tawar (y/n).

  Aoi mengambil botol air minum yang disodorkan (y/n). Buruk sekali wajahnya kali itu, penuh keringat akibat berlari mengejar (y/n) yang jalannya cepat dan tanpa suara.

  "Makannya, kamu harus sering berolahraga"kata (y/n) cuek sambil terus berjalan-jalan melihat-lihat kota, sekejap, dia menghilang ntah kemana.

  "Dasar, (y/n). Seharusnya dia menungguku-"

  Hup.

  "Makan saja, jangan banyak mengeluh"kata (y/n) tau-tau sudah ada didepan Aoi sambil menyodorkan sebuah namagashi. Sejenis manisan tradisional jepang.

  "Ufu, ternyata kamu perhatian juga"kata Aoi dengan senang hati sambil mulai mengunyah namagashi yang disodorkan.

  Tau-tau aja lagi laper, mayan ganjal perut. Batin Aoi.

  "Bagaimana kalau kita makan ramen? Aku melihat kedai ramen yang terlihat enak disekitar sini"tawar (y/n).

  "Boleh--eh"perasaan tadi aku kesini mau ngejar (y/n) deh, kok malah jajan.

  Terlambat, sebelum Aoi menegur (y/n), orang yang dicari sudah separuh jalan menuju kedai ramen.

Skip di kedai ramen.

  "Woh, cowok ternyata"kata (y/n) kagum dengan suara agak tinggi sambil menunjuk seseorang, membuat orang-orang di kedai itu menoleh penasaran.

  "Sssttt...dasar,(y/n) nyentrik. Pelankan suaramu..."kata Aoi berbisik.

  (Y/n) mengangguk.

  "Dan turunkan tanganmu! Jangan seenaknya menunjuk orang lain!" Aoi berbisik tegas.

  "Memangnya apa masalahmu?"kata orang yang dipanggil (y/n) 'kayak cewek' tadi.

  Ketus banget nih anak, batin (y/n) kesal.

  "Hah, dia itu hashira kabut, Tokito Muichiro. Dia agak mengesalkan..."bisik Aoi pada (y/n), memberitahu.

  "Lain kali kalo mau bisik-bisik jangan pake TOA masjid"kata Muichiro judes sambil menyuap ramen.

  "Tidak ramah anda ini"gumam (y/n) sakit hati.

  "Eum...Tokito-sama, boleh duduk disebelah?"sebaliknya, Aoi bertanya ramah.

  "Kayak yang gaada kursi lain aja"

  "B*ngke, emang gaada g*bl*k"kata (y/n).

  Sebagai bentuk reaksi, Muichiro menoleh kesekitar sampai akhirnya mengangkat bahu, terserah.

  "Ramennya 2 ya, pak"pesan Aoi.

  "Lu ngapain ada disini?"tanya (y/n) pada Muichiro, sekedar penasaran.

  "Ada misi"jawab Muichiro pendek.

  "Disini? Ada iblis?"kata Aoi tak percaya.

  Orang-orang sekali lagi refleks menoleh kearahnya.

  "G-gomen...gomenasai"kata Aoi sambil membungkuk-bungkuk.

  "Makanya kalo ngomong jangan pake TOA masjid"kata (y/n) santai sambil menyuap ramen pesanannya yang baru saja datang.

  "Copas lu *njir"kata Muichiro sambil menatap tajam (y/n) disebelahnya.

  "Iya-iya, aku menyesal. Tapi benarkah ada iblis disini?"

  "Yaampun, makanya pas emak nyuruh belajar bahasa jepang ya nurut aja, gak ngerti bahasa"kata Muichiro sarkas.

  Aoi menatap dua makhluk yang ada didepannya dengan kesal, mau (y/n) atau Mui, keduanya sama aja! Sama-sama judes mulutnya.

  Hening, tak ada yang bicara setelah itu, masing-masing hanya fokus pada mangkoknya masing-masing.

  "Gochisosama..."tau-taunya (y/n) sudah selesai makan. "Yuk balik, Aoi"ajak (y/n).

  "Tapi makananku.."

  "Tinggalkan saja, kalau kau mau aku bisa buat yang lebih enak daripada itu"lagian aku juga malas berurusan dengan pria rumput laut itu.

  "Tapi bayarannya??"

  "Sudah kuurus"

  Akhirnya Aoi dan (y/n) pulang kembali ke rumah kupu-kupu. Sepanjang perjalanan tak terbayangkan oleh Aoi seberapa marah Shinobu nanti karna asal membawa pasien jalan-jalan tanpa sepengetahuannya.

  "Ngomong-ngomong...kau tak ada niatan untuk menolong Tokito-sama, (y/n)-chan?"kata Aoi basa-basi, berharap bisa melupakan wajah-wajah marah Shinobu di benaknya.

  "Tidak ah, kau tidak lihat seberapa judes mulutnya?"

  "Yah...mulut kalian kan sama-sama judes, jadi kulikir kalian akan cucok"

  "Wah, Aoi, lihat! Shinobu-san sudah menunggu didepan"tunjuk (y/n) sambil memasang wajah polos.

"S-shinobu?"Aoi menelan ludah naas, wajahnya pucat, seolah akan mati hari ini.

  Matilah aku....

  Sebaliknya, (y/n) memasang wajah tanpa dosa, membuat Aoi kesal karna bisa-bisanya (y/n) bertingkah slow disaat seperti ini.

  "Kalian sudah pulang Aoi? (Y/n)? Bagaimana? Seru jalan-jalannya?"kata Shinobu memasang senyum andalannya.

  "Kalian sudah pulang Aoi? (Y/n)? Bagaimana? Seru jalan-jalannya?"kata Shinobu memasang senyum andalannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Bagaimana? Perut kalian sudah kenyang? Atau perlu kubuatkan makanan lagi?"

  Tamatlah riwayatku....

Kimetsu No Yaiba.(Muichiroxreaders).IF I WERE IN YOUR LIFE .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang