~Bab 12~

173 19 5
                                    

"Jadi ada manusia yang bekerja sama dengan iblis ya?" Sanemi menunduk, memasang wajah serius.

"Ara~kalau begitu saya akan senantiasa waspada, siapa tau saya juga bertemu salah satu dari manusia itu dan mendapat petunjuk dari sana" Shinobu masih memasang senyum psyco-nya.

"Manusia sekarang sudah bekerja sama dengan iblis?! Hua...pekerjaan kita semakin sulit ya..." air mata imajiner membasahi pipi Mitsuri.

"Dari mana sulitnya? Mereka--orang-orang itu--bekerja sama dengan iblis, jadi tinggal kita bunuh saja mereka jikalau mengganggu misi kita"kata Obanai yang dengan santainya.

Muichiro mengangguk, menyetujui ucapan Obanai tadi.

"Namu, itu sungguh tindakan gegabah. Membunuh orang itu berarti memancing perhatian khalayak, dan kita bisa dipenjara. Yang gawatnya, mungkin identitas kita sebagai pemburu iblis bisa saja terungkap" Gyomei menggesek-gesek tangannya yang memegang tasbih.

Giyu diam, tak memberikan renspon.

"Kau sendiri bagaiman, (y/n)? Apa yang sebaiknya kita lakukan? Kau punya ide?" Tanya Kagaya.

(Y/n) menggeleng, "Abstain"

~♡~

Huft, setiap hashira menghela napas saat Kagaya kembali ke dalam rumahnya.

"Manusia berada dalam kawasan iblis, itu bahaya. Karna kita akan mendapat banyak kesulitan dari sana. Manusia dalam kawasan iblis, sama saja dengan membantu iblis menyamar menjadi manusia. Kalian, para hashira, berhati-hatilah saat melihat orang yang mencurigakan, karna bisa jadi dia adalah seorang iblis yang menyerupai manusia

Tapi iblis tetaplah iblis. Mereka tidak bisa berjalan dibawah matahari. Bahkan Muzan sedikitpun"

Ucapan Kagaya yang menyuruh mereka tetap waspada dan saling berbagi informasi terbayang-bayang di pikiran masing-masing hashira.

Giyu bangkit berdiri, "aku duluan, sepertinya tak ada lagi yang bisa dibahas"

"Oi, tunggu dulu napa? Kau ini tak sopan sekali. Belum ada orang yang pergi, lho!" Sanemi berteriak marah.

Giyu tak menghiraukan ucapan Sanemi, dia tetap berjalan pulang.

"Cih, anak itu gak ada sopan-sopannya sama sekali. Bagaiman menurutmu (y/n)? Kau pasti setuju kalau soal ini"

"Aku juga duluan" (y/n) yang diajak bicara malah ikut-ikutan pergi.

"OI! ANAK SIALAN! MAU KEMANA KAU!" Membuat Shinasugawa Sanemi marah.

"Tidur" jawab (y/n) pelan tanpa menoleh.

"ANAK ITU..." muncul perempatan imajiner di kening Sanemi.

"S-sabar, Shinasugawa-san" kata Mitsuri menenangkan.

~♡~

(Y/n) pov

"Ayo, nak. Bergabung denganku. Tak ada lagi yang bisa kau harapkan disini" ucap nenek tua itu padaku.

Aku melihat sekali lagi kebelakang, lalu memutuskan mengikuti langkahnya.

Bagaimana cara menjadi kuat?

"Aku akan melatihmu disini" kata nenek tua itu.

Melatih? Batinku bingung. Jangankan melatih, nenek tua itu bernapas saja masih syukur.

"Nak, sudah kubilang berhentilah berkata kasar jika ada bersamaku"

"Nenek, nenek ini cenayang, kan?" Kataku tanpa basa-basi lagi.

"Aku bukannya cenayang, hanya bisa menebak dari raut wajahmu saja"

Dengan berlatih dengan giat, kau bisa kuat.

"Ajari aku"kataku to the point

Nenek itu tersenyum miring, anak yang menarik.

"Itu tujuannya kau ikut denganmu, nak. Aku akan mengajarimu banyak hal"

Kami terus berjalan memasuki hutan, jalan yang kami lalui kadang menanjak, kadang berlumpur, sampai akhirnya aku melihat rumah yang lumayan besar tertutupi oleh pohon-pohon rindang.

"Kita sampai" kata si nenek tua saat kami sudah sampai didepan pintu rumahnya.

"Oh, iya. Beri salam pada teman barumu, nak" kata nenek itu.

Teman baru?

~♡~

Mataku terbuka, sekali dua kali mengerjap. Lalu perlahan aku bangkit berdiri dari atas tatami.

"Wah, apa tadi aku tertidur diatas tatami?" Kataku sambil memijati kening.

"Menyebalkan, kenapa akhir-akhir ini aku sering mimpi aneh-aneh, sih? Gpp, lah...asal buka mimpi bas-"

"KWAAK! BANGUN DASAR KEBO!! ADA MISI BARU UNTUKMU" Gagak kasugaiku memekik-mekik dari luar, menghentikan monolog-ku.

"Hem? Udah ada misi lagi, nih"

~♡~

Kimetsu No Yaiba.(Muichiroxreaders).IF I WERE IN YOUR LIFE .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang