~Bab 11~

169 18 4
                                    

{Deja vu}


"KWAAK!! Apa-apaan kau ini, BAKA!! Kau sama sekali tidak membantu di pertarungan tadi!!" Tomodachi --gagaknya (y/n)--bertengger diatas kepala majikannya sambil memekik.

"Bac*d, diam saja kau. Dan menyingkir dari kepalaku"(y/n) sengaja menggeleng-gelengkan kepalanya kencang agar Tomodachi menyingkir dari sana.

Setidaknya berhasil, tapi gagak itu malah ganti bertengger di pundaknya.

"Kau terlihat tidak berguna dan BODOH disana!! Kwaak!! Hanya bermulut besarrr! Kwaak!! Padahal tadinya aku ingin memamerkan kehebatanmu pada gagak sombong milik pria rumput laut itu, tapi kenyataannya malah aku yg dirundung oleh gagak bangs*t itu!! Kwaak...kau membuatku malu, kuso"

"Idih, ternyata mau pamer, pantesan"kata (y/n) pelan pada dirinya sendiri.

"Kau tau sendiri, kan? TO. MO. DA. CHI. Kalau aku ikut bertarung, lalu ternyata aku membuatnya terseponah, kan ribet"

"Haah...lucu. Memangnya kau pikir kau siapa bisa membuatnya terpesona. Apa jangan-jangan justru kau yang terpesona padanya? KWAAK!"

"IH! KAGAK!"kilah (y/n) cepat.

Puh, (y/n) membuang napas kasar, menatap kearah lain.

Hih, iya banget aku suka modelan gitu, selera aku mevvah tau!

"Ekhem...selain itu, maksudku dengan 'terpesona' tadi bukan merujuk soal masalah percintaan"aku belum pernah kepikiran nyari jodoh di dunia nyata tau...kalau nyari jodoh di buku yang pernah kubaca pasti ada.

"Lalu?"

"Lebih merujuk kepada terpesona pada kekuatanku, kalau dia tau aku kuat, bisa-bisa runyam masalah. Jangan-jangan nanti aku malah dijadikan tumbal jika ada pekerjaan sulit"

(Y/n) menoleh kecil ke gagaknya.

"Aku bukan orang sombong yang suka pamer kemampuan, lho~"

"Hei, sialan. Kau dengar suara tadi?"

!!, langkah (y/n) terhenti, memasang telinganya, dia yakin tadi mendengar sesuatu.

"Kwaak...apa yang kau lakuk-"

(Y/n) buru-buru membekap mulut gagaknya, lalu mereka bersembunyi dibalik semak-semak.

"Jangan asal bicara, bodoh. Mana ada orang lain di hutan ini selain KITA"

(Y/n) melepas dekapannya saat melihat gagak Kasugai miliknya sudah mulai tenang. Sebagai gantinya, dia memasang posisi siaga dengan memegang nichirin-nya.

"Dan lebih cepatlah berjalan, kau ini. Kita harus segera tiba dihadapan tuan besar dan menyajikan ini padanya"

Insting (y/n) berdenting, dia segera keluar dari semak-semak dan berlari menuju tempat orang-orang yang mencurigakan tadi.

Namun hilang...

Tak terlihat lagi orang-orang itu.

Seolah-olah lenyap ditelan angin.

Sial, kemana mereka? Batin (y/n) kesal, pasalnya dia merasakan aura bahaya dari orang-orang itu.

"Kwaak!! Ishikawa-san! Lihat Ini!!" Gagak (y/n) berteriak dari arah belakang. Dengan sigap (y/n) menoleh.

"Kwaak..darah, lihat? Dari baunya ini sepertinya darah manusia...benar, ini darah manusia!!"

!!

"Benarkah?" Sekali lagi (y/n) bertanya untuk memastikan, pasalnya dia tak bisa membedakan bau darah manusia dengan darah hewan jika seperti ini.

Tomodachi mengangguk yakin, dia mengepakkan sayapnya dan terbang di angkasa.

Pasti dia sedang mencari posisi orang-orang itu.

Sejenak dia kembali turun dengan memasang gelengan, "saya tidak bisa menemukan lokasinya Ishikawa-sama, tak ada jejak dari mereka, dan pohon-pohon juga menghalangi penglihatanku"

"Akan kucaba kejar" kata (y/n) tidak yakin.

"Percuma"

Langkah (y/n) terhenti, dia tau juga bahwa itu sia-sia.

"Kabari pada Oyakata-sama, bilang ada seorang manusia yang berkomplot dengan iblis. Tidak, ada lebih dari satu manusia yang sudah berkomplot dengan iblis. Ntah apa alasan manusia-manusia itu mengikuti iblis...yang pasti itu bukan hal yang baik"

"Hai', tapi bagaimana denganmu? Kwaak.."

"Aku baik-baik saja"kata (y/n) pelan sambil berjalan.

"Bukan!! Maksudku bagaimana kau pulang? Kau buta arah bukan?"

"Hm~"

Langkah (y/n) terhenti, dia menoleh kebalakang.

"Yahahah...kamu ketipu, tuh"sambil menjulurkan lidah.

"(Y/n) sialan! Jadi selama ini kau bisa baca peta?!!"

"Jalan ini, kan, sudah sering kita lalui. Pasti aku ingat"

(Y/n) kembali menoleh kedepan, kembali berjalan. Kalau dipikir lagi...ini jalan yang sama dengan yang kulalui saat pertama mendengar suara-suara itu.

~♡~

Rapat rutin hashira.

"Anak-anakku yang manis...sungguh aku berterima kasih pada kalian yang mau meluangkan waktu sibuk kalian untuk rapat kali ini...ternyata langit masih bewarna biru ya?"

Kagaya tetap terlihat tenang di rapat kali ini, dia berdiri sambil dituntun anak-anaknya dan menatap ke langit dengah syahdu.

"Melihat langit saat ini, aku jadi teringat lagi akan penyakitku ini... Sepertinya...sepertinya usiaku tidak akan lama lagi... Penyakit ini...rasa-rasanya semakin menyiksa. Mungkin besok aku tidak akan bisa berjalan lagi" Kagaya ganti menatap para hashira yang bersujud didepannya.

"Tapi sepertinya, rapat ini tak akan se-syahdu seperti sebelumnya. Kali ini, kita mendapat ancaman yang serius" Kagaya masih memasang senyumnya, tapi kali ini raut wajahnya terlihat serius.

Para hashira didepannya--minus (y/n)--bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang terjadi kali ini.

Apa masalah kali ini se-serius itu?

~♡~

Kimetsu No Yaiba.(Muichiroxreaders).IF I WERE IN YOUR LIFE .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang