~Bab 27~

74 7 10
                                    

{Bukan pertempuran besar 2}


"Kau hebat juga, bocah" puji Otono dengan kesal. "Kalau begitu mari kita naikkan level pertarungannya"

  SPLASH! Seusai mengucapkan hal tersebut, Otono tiba-tiba menghilang dari pandangan (y/n).

SPLASH! Muncul tepat di belakang (y/n).

Bukan teleportasi, hanya saja, kecepatannya itu benar-benar cepat sehingga menampilkan kesan bahwa dia seakan berteleportasi.

  "MARI KITA LIHAT APAKAH KEKUATANMU SETAJAM MULUTMU" Otono menyeringai, satu tangannya yang mengepal terangkat keatas. Sial, dia akan menyerang!

  Kekkkijutsu, BAKUHATSU.

  Dari kepalan tangan itu muncullah sebuah ledakan yang mampu membuat siapa saja yang ada didekatnya ikut meledak.

  Sriiing ... SHIUUT! SHUUUT! (Y/n) pun repot menghindari ledakan itu kesana-kemari, dengan gerakan zig-zag agar lawan merasa pusing.

  "KAU KIRA AKU AKAN TERKECOH DENGAN TEKNIK MURAHANMU, HAH, MANUSIA!" Otono menyeringai, baginya, (y/n) adalah lawan yang sangat mudah. Dan (y/n) terlihat kerepotan.

  Otono dengan mudah menyusul (y/n) yang kabur kesana-kemari, jeruji besi membuat (y/n) tak bisa bergerak dengan leluasa. Front pertempuran mereka kecil. Sementara di lain pikiran (y/n) hendak kabur melewati lubang besar akibat dinding jebol tersebut, tapi Otono menjaga wilayah itu seolah tidak mau (y/n) keluar dari area pertempurannya.

  "Puh!" (Y/n) meludah, air ludahnya tercampur dengan darah. "Menyebalkan" gumamnya.

  "Menyerah sajalah, nak" Otono berdiri tegak didepannya, tak terlihat satupun luka di sekujur tubuhnya. Serangan (y/n) hanya membuat luka ringan di tubuhnya, dan teknik regenerasi membuatnya bisa bertarung seratus tahun lagi.

  "Gak sudi. Kamu siapa ngatur-ngatur aku?" Tanya (y/n) ketus, dia kesal karna sedari tadi tak berhasil memenggal kepala Oni itu.

  "Ha, ternyata kamu masih besar kepala ya"

  "Tenang saja. Setelah aku memakanmu, aku akan menyisakan bagian tubuhmu dan menguburkannya disebelah kuburan orang tuamu"

  "Kau sangat payah, bodoh, dan lemah. Seorang anak mewarisi gen orang tuanya, berarti kau lemah ...

  "SEPERTI KEDUA ORANG TUAMU"

Otono mengepalkan kedua tangannya, lalu dua tangan itu diarahkan pada (y/n). "Kau mau mati?"

  "Sebenarnya, YA. Tapi tidak di tanganmu" (y/n) menunduk, membuat kuda-kuda, terlihat seperti akan melancarkan serangan. "Berbahagialah kamu, karna kau akan melihat neraka"

  "JANGAN COBA-COBA KAU!" Teriak Otono, dengan cepat ledakan segera keluar dari tangannya.

Kori no kokyu. Ni no kata. Suberi yasui kori.

  (Y/n) tidak peduli atas serangan Otono, dia bergerak cepat mengelilingi Otono. Seolah Otono dikelilingi oleh tornado.

  Otono yang terjebak di tengah-tengah 'tornado' menoleh kesana kemari. Bingung dan panik. Tidak menduga lawan juga bisa bergerak cepat.

  "Kau akan mendapat balasan karna menganggapku sama dengan kedua orang tuaku, Otono"

  SPRASH! Lalu hening, 'tornado' menghilang, bersamaan dengan sosok (y/n) yang tak terlihat oleh mata.

  "Dimana Ishikawa?" Tanya Obanai, mendekatkan wajah dengan jeruji.

  "Aduh ... semoga dia baik-baik saja" kata Tanjiro cemas.

  Muichiro tak berbicara, tapi sorot matanya mengatakan dengan jelas bahwa dia bingung dan cemas atas nasib (y/n).

  Mungkin aku bisa menerobos masuk melewati jeruji ini, pikir Muichiro.

  "DIMANA KAU BOCAH SIALAN!" Teriak Otono kalut, tidak melihat lawan membuatnya dalam posisi bahaya. Dia mulai berjalan kesana-kemari dari dalam jeruji.

  "KAU--"

  SRET. Ntah angin apa itu, bagian pingging Otono seakan terhempas dan dia menabrak dinding.

  "DIMANA KAU, HEH, BOCAH!" Teriak Otono kasar, segera bangkit berdiri. "AH! APA KAU KELUAR LEWAT LUBANG ITU?!"

  Otono segera berlari-lari mendekati dinding rumah yang jebol, mengintip keluar dari sana.

  "Sepertinya kau butuh makan malam, Oni" suara (y/n), tapi ntah dimana sosoknya.

  "Makan ini"

  BRAAK!

  Tubuh Otono terdorong dan jatuh kebawah, hanya jatuh dari lantai dua, tak berdampak buruk pada manusia, apalagi bagi Oni.

  TUK! Sosok (y/n) terlihat, dia berjalan pelan mendekati sosok Otono.

  "Aku memang lemah, tapi tidak selemah orang tuaku" katanya dingin, menatap Otono tajam.

  SHUUT! BRAK! Tubuh Otono yang tadinya mulai bangkit berdiri terdorong dan menabrak pohon. Dagunya dicengkram erat oleh (y/n).

  Sangking eratnya, Otono merasa bahwa kepalanya bisa lepas.

  "Aku.tidak.mirip.dengan.orangtuaku" katanya dingin, kukunya mulai memelesat masuk kedalam tengkorak Otono.

  "Aku.tidak--" ucapan (y/n) terhenti, bahunya terlihat gemetar naik turun. "Aku tidak mirip mereka--"

  Otono tersentak, dia melihat setetes dua tetes air mata mulai mengalir dari mata lawannya.

  Ingatannya tiba-tiba mengalir.

♡♡♡

Koreksi jika ada typo ya minna~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kimetsu No Yaiba.(Muichiroxreaders).IF I WERE IN YOUR LIFE .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang