S1

754 59 1
                                    

Ekhm!

Happy reading 💕

***

   Sakura menyelip sehelai rambut di balik telinga, membuat para kaum adam tak meninggalkan satu moment yang indah tersebut untuk tak di lihat.

Jari lentik berkutek pink menghiasih kuku panjangnya, bermain-main mengetuk pelan meja berbahan kayu. Bibir mengerucut menunggu Ino membawa kue, mengingat sempat sahabatnya itu menawarkan diri membawa kue rasa vanilla itu. Bertepatan ini jam makan siang, dia ingin sekali memakannya.

Kata Ino dia menintipkan kue pemberian Rock lee ke kulkas kantin, agar tidak rusak.

Dan dia memilih menunggu sahabatnya itu dalam kelas.

Sakura menarik senyum mendapati Rock lee datang, laki-laki berambut bob itu menarik kursi dari arah berlawanan, kemudian duduk berhadapan bersama.

Rock lee menyangga dagunya dengan lengan memandang wajah Sakura. "Kamu suka kuenya?"

Sakura menyilang tangan atas meja menatap Rock lee, dengan senyuman manis. "Aku baru mau memakannya."

Alis laki-laki itu terangkat bersamaan. "Belum makan?"

Sakura mengangguk. "Iya, tadi tak sempat memakannya, karena tak lama jam masuk kelas."

Jari Rock lee terulur ingin menyelip helai rambut Sakura, namun gadis itu dengan cepat mundur. Berpura-pura mengambil ponsel dalam tas selempang cantiknya.

Dalam hati. 'Dasar laki-laki genit!' Masih tetap menunjukan senyuman manis.

Terdengar suara bisikan dari beberapa arah dalam kelas. Sakura tau mahasiswa-mahasiswi itu sedang membicarakan dirinya.

"Lihat laki-laki itu bodoh, apa dia buta dengan kecantikan gadis pirang merah muda itu?!"

"Pasti tak lama lagi 2 minggu? 3 minggu? Apa masih bisa bertahan?"

"Gadis itu licik ya, aku kasian pada Rock lee!"

"Bermuka dua!"

"Apa yang kalian bicarakan?! Pada gadis cantik itu?!"

"Hehe cantik?! Ya, tapi tidak dengan sifatnya!"

"Play girl!"

"Dia itu sakit! Kurang perhatian dan belayan!"

Jujur kata-kata yang masuk ke dalam indra pendengarannya, membuat dadanya mulai memanas menahan kejolak api keluar.

"Kalian tidak dengar? Dia itu sudah tidak perawan lagi," Jeda.

'Apa?!' Sakura meremat kedua buku-buku jarinya berada di atas meja.

"buktinya bergonta-ganti laki-laki terus tiap hari!" Lanjutnya.

'Keterlaluan!' Sakura mulai beranjak berdiri, namu semua sudah di dahulukan oleh Ino.

Membuat semua orang terkejut, serta hebo.

Ino melempar kue ke wajah gadis berambut merah yang membicarakan Sakura tidak-tidak, dengan nafas naik-turun menahan gejolak api, sama seperti Sakura.

"Jaga mulut mu itu, KARIN!" Teriak Ino menyebut nama gadis itu penuh emosi. "Kau tidak tau apa-apa! Jangan sok tau!" Menujuk wajah Karin yang sudah penuh gumpalan kue.

"APA KAU GILA INO!!" Teriak Karin marah, sembari membersihkan wajahnya, menatap Ino dengan mata melotot. "OMG! AKU SUDAH CAPE-CAPE PERAWATAN MAHAL! DAN KAU MERUSAKNYA!!" Meremat kue yang dia singkirkan di wajahnya, kemudian meleparkannya pada wajah Ino.

Sakura menutup mulut terkejut, begitu pula Rock lee, keduanya spontan beranjak dari kursi.

Ini merupakan peringatan tanda merah, mereka harus menghentikan mereka berdua.

Ino memejam mata, mengulum bibir, menghela nafas rendah. Tangannya mengambil dengan santai kue terkena pada pipi.

Suasana berubah mencekam, sebab itu merupakan tahap Ino menjadi lebih berbahaya.

"Rock lee bantu aku!"

Rock lee mengerti dengan keadaan, mengangguk kepala sebagai mengiayakan permintaan Sakura.

"DASAR JALANG!!" Teriak Ino mendekati Karin memberinya jambakan.

Sakura menahan Ino dengan menarik lengan sekuat tanaga. Sedang Rock lee menahan Karin dengan cara memeluk dari belakang.

Semua mahasiswa-mahasiswi dari kelas lain saja berkerumun hebo di luar sana, menyaksikan perkelahian kedua gadis itu.

"AKH!! LEPAS LEE! AKU HARUS MEMBERI JALANG GILA ITU PELAJARAN!!"

"SAKURA!! LEPASKAN AKU!! BIAR AKU TUTUP MULUT EMBERNYA ITU!!"

Tak lama dosen datang melewati kerumunan dari luar kelas.

"HENTIKAN!" Teriak seorang dosen lantang, membuat dua gadis sendang bertengkar tersebut tak jadi saling gaduh.

Itu Iruka Umino sensei.

Dan berakhir masuk ruang BK.

Sakura serta Rock lee tidak masuk, sebab tidak terlibat saling pukul. Mereka berdua hanya bisa menunggu di luar, sampai pintu ruang BK di buka.

Ino lebih dulu keluar, gadis blonde itu menyondorkan kertas peringatan kepada Sakura.

Otomatis mata Sakura membelalak. "Apa?!"

Ino menyungging senyum, seakan tak masalah untuknya.

Di susul Karin keluar tanpa adanya surat peringatan sama halnya seperti Ino. Tampangnya menunjuk wajah sombong, menyilang tangan depan dada, sambil mengatur letak kacamata yang terkena sisa-sisa kue.

Melihat Ino. "Dasar hewan buas!" Berlalu pergi begitu saja.

Sakura rasanya ingin memberi pelajaran pada gadis itu! Namun dengan cekatan Ino menahan lengan Sakura. "Sudahlah tak usah di ladeni, nanti kamu juga akan terkena!"

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Rock lee.

Ino mengangguk sekilas. "Ya aku baik-baik saja." Menghela nafas rendah. "Maaf soal kuenya."

'Maaf juga untuk kue yang ku buang ke tempat sampah dan menggantinya dengan yang baru.' Lanjut Ino dalam hati.

Rock lee mengungging senyum, menggeleng kepala tak masalah. "Tak apa."

Sakura menghela nafas berat merutuki dirinya dalam hati.

"Seharusnya aku yang mendapat surat peringatan, bukan kau Ino!"

"Sudahlah semuanya sudah terjadi!"

Sakura meremat buku-buku jarinya. 'Tidak! Aku akan membalasnya!' Ucapnya dalam hati.

***

NINKI [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang