Maaf ya late post.
Author emang agak sibuk,
jadi tolong maklumi ya :)Happy reading all 💕
****
Sakura menyilang tangan depan dada, juga menggerakan kaki tak sabaran di sebuah gedung parkir yang lumayan sunyi.
Ini kali pertama dia memakai pakaian tertutup dari ujung rambut sampai ujung kaki, hanya untuk bertemu dengan orang yang sebenarnya perlu dia hindari, sebab karena dia membuat semua menjadi salah paham, serta dia khawatir pekerjaannya jadi terganggu, akibat sebuah rumor tidak benar.
"Sudah lama menunggu?"
Tanpa berbelit-belit Sakura langsung menarik lengan Sasuke, membawa masuk laki-laki itu, ke salah satu tangga darurat yang tidak memiliki cctv sama sekali.
Sakura melepas topi dan juga masker, setelah menutup pintu dengan langsung bersandar pada pintu. Sedang Sasuke berada sebaliknya.
Mereka berdua berdiri saling berhadapan.
"Anda kaya kan! Hapus rumor itu demi kebaikan kita berdua!" Kata Sakura tak sabaran, menyilang tangan depan dada.
Ujung bibir Sasuke tertarik tipis. "Bukannya itu bagus untuk kita berdua?"
"Sejak kapan anda tidak peduli tentang ini? Bukannya sebelumnya anda menangkap salah satu yang memotret anda diam-diam?"
Memiring kepala sedikit ke samping. "Ya itu sebelumnya."
Mata Sakura membola tak menyangka, atas jawaban barusan. "Apa?! "
"Kalau aku tidak mau, apa yang akan kau lakukan?" Memasukan kedua tangan kedalam saku celana.
Sakura menggeleng kepala tak setuju. 'Sebab nanti banyak orang membenci ku!' Lanjut dalam hati.
Sakura menghela nafas kasar, menatap tajam pada iris hitam Sasuke.
"Maka enyahlah dari ku dan aku akan memilih opsi kedua" Mendorong Sasuke untuk menjauh dan mulai menarik pintu keluar dari situ, namun Sasuke cepat mencegat dengan mengukung Sakura sembari menahan daun pintu.
"Aku akan memaksa!"
"Aku tidak peduli tuan!" Berusaha menarik pintu, namun tetap nihil. Tenaga Sasuke menahan pintu terlalu kuat di banding dirinya yang lemah, padahal dia sudah susah payah memakai tenaga.
Bibir Sasuke mendekati daun telinga Sakura. Bisa di rasakan hembusan nafas hangat pada telinga, membuat Sakura otomatis maju untuk menghindar, tapi tubuh Sasuke malah maju hampir menghimpit tubuhnya.
"Di sini hanya ada kita berdua." Berbisik.
Merinding!
"Apa kau tau hal biasa di lakukan oleh pasangan?"
Sakura langsung menyikut perut Sasuke, namun pergerakan Sasuke lebih cepat menahan dengan tangan yang lain.
Terkejut. "Lepaskan!"
Ini sungguh posisi yang sangat terpojok bagi Sakura! Bahkan terasa badan Sasuke sudah menghimpit tubuh bagian belakangnya.
"Aku dengar kau suka mempermainkan laki-laki."
Mata Sakura membola, berkedip beberapa kali. Raut mukanya berubah tidak suka, melirik Sasuke dengan ujung mata. "Itu bukan urusan anda!"
"Ternyata kau sama saja ya."
"Apa maksud anda?!" Tidak mengerti.
Sasuke menghela nafas dalam. "Murahan?!"
Sakura tergelak mendengar jawaban Sasuke, layaknya seperti bertanya atau jawaban sedikit keraguan. Membuat Sasuke bingung seribu tanya. Apa yang lucu dari kata-katanya?
"Kenapa kau tertawa?!"
"Apa itu sebuah jawaban? Atau pertanyaan?" Menatap remeh. "Bukannya anda harus yakin? Aku tidak menyangka anda mencari tahu informasi ku. Anda membuat ku merinding." Ucap Sakura santai, walau dia sudah bersusah paya menahan rasa takutnya. Sungguh laki-laki ini bagaimana dia bisa tahu sebagian tentangnya dalam 2 hari?!
Sasuke menarik tipis ujung bibir. 'Menarik!' Jawab dalam hati. Mendekati daun telinga Sakura. "Bahkan aku bisa tahu kau memiliki 2 keluarga." Seraya berbisik.
Sakura spontan menelan saliva. Dia benar-benar salah besar bertemu laki-laki ini! Dia merasa sangat terancam! Dia harus mencari cara agar bisa keluar dalam situasi ini!
"Aku tau pikiran mu." Sasuke mundur selangkah memberi jarak, serta membebaskan Sakura dari kukungannya. Namun tangan masih manahan daun pintu, tentu tak dia lepaskan.
Sakura melihat tangan Sasuke masih setia menahan daun pintu dengan frustasi.
Bebas,
Bukan berarti bisa keluar!
"Kesepakatan kita belum selesaikan? Makanya aku menahan pintunya. Agar tidak ada orang yang datang menggangu kita." Jelas Sasuke enteng.
Sakura perlahan berbalik menghadap Sasuke. Kemudian mengulum bibir. "A-ku kan sudah memilih opsi kedua, itu sudah ku anggap selesai!" Menghela nafas berat, berlanjut dengan deheman.
Wajah Sasuke maju mendekati wajah Sakura. Gadis itu takut-takut memundurkan wajahnya kebelakang untuk menghidar.
Na'as!
Mengingat jika ada pintu menghalangi.
Hidung mereka berdua saling bersentuhan. "Namun.." Iris gelap Sasuke sesekali melirik bibir merah muda gadis itu. "Aku belum memutuskan."
Sakura mengulum bibir, membuat Sasuke meilirik bibir itu lagi. Sungguh fokusnya berulang kali beralih.
Padahal dia hanya ingin membuat gadis itu takut.
"Apa kau pernah merasakan hal yang lembut?" Pertanyaan itu entah berkelana kemana? Itu semua tak sengaja keluar dari belah bibir Sasuke.
Sakura spontan mengaga.
Tanpa babibu, Sasuke langsung meraup bibir Sakura. Membuat mata Sakura membelalak. Berkanjut melumat bibir, menarik mendekat kepala gadis itu dengan salah satu tangannya.
Adengan itu terjadi beberapa detik, dan beberapa detik lumayan cukup lama berlalu, Sakura memukul-mukul dada Sasuke untuk membuatnya menjauh, melepaskan ciumannya.
Rasanya Sakura ingin menangis. Dia benar-benar sudah ketakutan!
Laki-laki itu belum menyadari, sampai sebuah tetesan air mata jatuh mengenai pipi lancipnya. Sasuke pun baru tersadar, menjauh dengan keterjukan luar biasa sama dengan Sakura.
Sakura tak bicara, seakan mendadak bisu, sebab syok dengan apa yang di lakukan Sasuke barusan. Bahkan posisi tangan Sasuke semula menahan daun pintu kini terlepas.
Menyadari bejatnya.
Sakura menyadarinya, buru-buru mematahkan daun pintu dan segera berlari keluar dari sana. Melupakan topi, serta maskernya terjatuh di lantai tangga darurat. Tangan gadis itu berulang kali mengusap air matanya menetes lebih deras, bercampur rasa takut dan kecewa, sebab ciuman pertamanya sudah di renggut paksa oleh laki-laki yang dia tidak kenal dekat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NINKI [Sasusaku]
Fanfiction[ Slow update ] Beberapa chapter di revisi ♡ [ 🚫 Peringatan! Mengandung konten dewasa dan sedikit gelitikan, mohon bijak dalam membaca. Sekian dan terimakasih. ] "Apakah tak ada satu pun lelaki yang membuat mu tertarik?!" Kesal Ino sembari meyilang...