S17

334 35 2
                                    

  Holla!

Maaf ya kelamaan post cerita, author bingung mau di post atau enggak, soalnya author mikir-mikir alurnya udah bagus atau enggak :")

Soalnya author buat cerita sesuai mood, kalau ngk sesuai bakal lebih lama author post, karena pen srek gitu alurnya ngk alay hihi.

Okay semoga kalian puas ya di chapter ini ♡

Happy reading guys!

Sebagai pembuka ku kasih fanart Sakura nih ;)

...

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

   Sakura berjalan cepat menelusuri lorong koridor kampus, membawa sebuah kotak kue rasa vanila dengan toping stroberi.

Penampilan Sakura sangat berkelas, memakai dress hitam, jas hitam tersampir kedua bahu, menggendong tas jinjing hitam mini, memakai heels dua jengkal hitam mengkilat, dan kacamata hitam. Semua di kenakannya hitam, kecuali sekotak kue yang dia bawa.

Bibir Sakura tak berhenti tertarik tipis, sampai dirinya masuk ke dalam kelas. Semua mata kini tertujuh padanya.

Ya Sakura datang pas di jam belajar, itu mengapa lorong koridor kampus nampak sangat sunyi di luar.

Seorang dosen mengajar kali ini Itachi sensei. Selaku guru mata pelajaran ekonomi.

Sebelah alis Itachi tertarik melihat penampilan Sakura, beserta kue dalam genggaman perempuan itu. Siapa orang yang berulang tahun? Atau ada hal lain, hingga Sakura berpenampilan berani seperti itu menujuh kampus?

Sakura melepas kaca mata, kemudian menggantungnya pada dada dress. "Maaf sensei saya mengganggu." Berdehem sekilas, membuka kotak menutupi kue dengan menarik ke atas. "Saya ingin memberi sebuah hadiah untuk seseorang di kelas ini." Menatap datar ke arah Karin yang menatap Sakura sedari tadi. Tatapan tidak senang dengan keberadaan Sakura.

Sakura berjalan mendekati Karin dan meleparkan kue mentega rasa vanila, bercampur hiasan stroberi tersebut ke wajah Karin. Semua orang dalam kelas mebelalak terkejut, bahkan lain ada yang beranjak berdiri saking tak menyangka Sakura melakukan hal itu.

Tak berhenti sampai di situ, Sakura menutup wajah Karin sampai kotak kuenya sekaligus. Semua orang tambah syok melihatnya.

Sakura mengambil buku Karin, lalu merobek sebagian kertas kosong untuk di pakai mengelap tangannya penuh kue. "Ufh! Seharusnya aku melemparkannya dengan benar." Keluh Sakura masih mengelap tangan.

Karin melempar asal kotak kue menutupi wajahnya, beserta menyingkirkan kue menempel di wajah menggunakan punggung tangan. "Berengsek kau Haruno!"

Sakura terkekeh pelan menikmati penderitaan Karin. "Kau yang berengsek jalang!" Ujar Sakura lebih tajam menatap Karin.

Itachi mulai bergerak ingin melerai mereka berdua. Dia bingung apa yang sebenarnya terjadi dengan pertengakaran Sakura dan Karin? Hingga iris gelap Itachi bertemu pandang bersama iris Sasuke. Adiknya tiba-tiba sudah berada di ambang pintu, sembari memasukkan kedua tanganya kedalam kantong celana—balik menatap Itachi dengan sebuah peringatan untuk tak ikut campur atas masalah Sakura.

"Kau memfitnah ku dasar berengsek!" Sakura menatap tajam pada Karin.

Karin masih membersihkan wajahnya yang di penuhi kue. Menatap Sakura lebih tajam. "Jangan sembarangan kau menuduh!"

Sakura tergelak. "Aku menuduh?!" Menyunggar rambut kasar. Mengambil ponselnya menunjuk ke arah Karin, sembari menatap sinis. "Ini bukan sebuah tuduhan!" Tekan Sakura menunjukan sebuah bukti dalam bentuk video CCTV. Di mana Karin, Ni, dan Konan menculiknya sejak di bar.

Mata Karin mebelalak syok melihat rekaman CCTV yang di dapat oleh Sakura. Mengernyit dari mana rekaman itu bisa Sakura dapat?! Hingga ingatannya terbesit akan ancaman laki-laki semalam dengan luar biasa tak menyangka.

"Semua orang akan segera tahu." Senyum Sakura mengembang melihat ketakutan Karin. Menyilang tangan depan dada. "Bagaimana ya kalau direktur tahu anaknya seorang pembully!"

Semua orang di buat terkejut, kemudian berbisik-bisik. Tangan Karin mulai gemetar, membayangkan ayahnya tahu!

"Dalam kurun waktu 2 menit video ini akan terkirim ke media sosial, agar kau tahu rasanya terlibat rumor tidak benar yang merupakan sebuah fakta."

Karin menutup telinganya, seluruh kelas terdengar sebuah notifikasi yang berarti video di maksud Sakura sudah terkirim.

Semua orang hebo dan terkejut.

Itachi selaku dosen melihat video itu tak bisa berkata-kata, melihat Sakura dan Sasuke bergantian. Nampak adiknya santai menyaksikan Sakura membongkar keburukan dan kejahatan Karin. Jelas Itachi mengerti dan hanya diam melihat akhir dari pembalasan Sakura, sebelum dia mulai mengambil tindakan melerai kekacauan ini ke hal serius. Kepada Karin tentunya.

"Soal rumor ku tentang sehari lalu. Aku bukan perempuan murahan atau perempuan jalang seperti mu! Kalau tidak ada laki-laki itu, aku pasti sudah di rusak oleh tangan kotor kau, Ni, dan Konan!" Nafas Sakura naik turun saking emosi dan amarahnya mulai tak terkontrol.

"Lihat saja siapa yang akan di keluarkan, aku atau kau b*tch!" Sakura berbalik pergi menujuh arah pintu.

Begitu Sakura mulai melangkah ke ambang pintu. Sasuke berada di sana, dengan nyata menujuk diri pada semua orang. Sasuke tidak mempedulikan tatapan kagum dan bertanya-tanya dari raut wajah mereka, selain memberi tatapan tajam pada Karin. "Aku sudah memperingati mu, namun kau memakan karma mu sendiri." Hanya itu Sasuke sampaikan dan memeluk Sakura, menuntunnya pergi bersama.

Karin diam di sana, terlihat menyedihkan. Di tambah lagi suara riuh mahasiswa meleparkan kertas berbentuk bola ke arah gadis itu. Karin berjongkok menyembunyikan wajahnya dengan bersilang tangan menerima hinaan, ejekan, dan umpatan. Entah bagaimana jadinya nasipnya nanti di tangan sang ayah?!

***

NINKI [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang