S21

218 16 1
                                    

Hai semuanya udah lama banget ya bulan berlalu dan aku lama update cerita :")

Maaf ya aku sibuk ama dunia nyata, jadi karangan cerita ku lama ku buat. Lebih lagi author juga belum dapat referensi cerita dan banyak ngulang revisi di bab 21 ini (T∀T)

Demi kalian author juga butuh kesiapan matang untuk cerita dekat-dekat akhir. Author juga salah karena kebanyakan konflik dan drama juga di NINKI. Capek juga terkadang mikirin alur yang pas, walau agak berantakan dan penuh drama yang ngak penting.

okey cukup sekian author curhatnya. Sebagai gantinya di part ini di bikin agak panjang 1000 kata dan foto Sakura yang imut hihi (  ̄▽ ̄)

Happy reading ya semua ('^ω^)

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

   Jadi kau sudah yakin akan mengambil keputusan ini?" Tanya Ino pada Sakura, sembari mengaduk teh dengan sendok kecil dalam cangkir keramik. "Tidak kah kau untuk memikirkannya lagi jidat?!" Meletakan gelas berisi teh hangat di meja di hadapan Sakura.

Gadis berambut pink itu, hanya diam membisu melihat kepulan asap putih keluar dari dalam gelas. Pikirannya masih berkelana memikirkan keputusannya yang sudah dia ambil, tanpa berpikir panjang menerima tawaran pernikahan dari Sasuke. Namun entah kenapa dia tak keberatan dengan semua itu, kendati dia sudah sampai hampir banyak melakukan argumen lumayan panjang dengan Sasuke.

Dia tenang masih memakai akal sehatnya menerima tawaran itu dan ya, semuanya berjalan sesuai dugaan. Jadi dia tak menyesal bahkan sampai sekarang ini.

Sakura sudah benar-benar yakin dengan keputusannya. Lagi pula ini hanya sebuah keputusan dari keuntungan masing-masing. Sakura tinggal melunasi hutang Sasuke dan berakhir cerai. Sakura masih memakai logikanya.

Mungkin?

"Sudah ku putuskan Ino kau tak perlu cemas pada ku." Mulai mengambil gelas.

"Hati-hati teh itu panas."

Terlambat, lidah Sakura terasa terbakar meminum teh buatan Ino yang baru mendidih dari teko panas.

"Kan sudah ku bilang!" Menyilang tangan depan dada.

Mereka berdua berada di dapur berhubung dengan ruang makan.

Sakura berada di rumah Ino, sekedar ingin mengantarkan buah untuk di berikan kepada Ino yang katanya sedang sakit. Jadi Ino meminta izin untuk tak masuk kelas lewat surel. Tak heran kenapa sejak di kelas Sakura bertengkar dengan Karin. Sahabatnya itu tak ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NINKI [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang