Maaf ya pada nunggu nextnya.
Author bener-bener sibuk sama kerjaan soalnya.
And thank u banget pada suka sama SS ku 💕Jangan lupa ya untuk Voment kalian dari awal and akhir. Author juga butuh itu hihi.
Mau bilang juga author ngetik agak ngantuk, jadi pasti ada dikit kurang srek sama alurnya. But is okay nanti author revisi dikit.
Okay by by happy reading.
***
Sebuah mobil sport hitam milik Sasuke berhenti tepat depan gedung bar bernama Laviente. Tempat di mana Sakura pernah bersenang-senang bersama teman-teman dan sahabatnya, dan kejadian di mana sialnya Sakura bertemu dengan Sasuke.
Laviente adalah bar kalangan kelas atas contohnya konglomerat, miliarder, aristokrat yang bisa masuk ke tempat ini.
Laviente juga tempat yang tidak bisa sembarangan oramg lain masuk, kecuali orang tertentu berhubungan dengan tiga pilihan berada di atas. Itu mengapa Sakura dan Ino bisa mudah masuk ke tempat ini, sebab mereka berdua mempunyai seorang teman kalangan kelas atas, yaitu Hinata, seorang anak dari seorang miliarder bernama Hiyashi Hyuga.
Sakura terdiam meratapi telapak tangan Sasuke terulur dekat persisihan tubuhnya—saat sepatu beralaskan heels, mulai berpijak satu kaki keluar mobil menginjaki jalan setapak.
Sakura menghela nafas mengeratkan kemeja Sasuke tergantung pada bahunya, kemudian meraih lambat telapak tangan lebih besar di banding tangan Sakura yang mungil, cantik, dan lentik.
Kedua insani itu berjalan beriringan melewati kedua orang penjaga berbadan tinggi besar, berpakaian formal, memakai kacamata gelap, dan memakai sebuah earpiece. Kaki Sasuke dan Sakura serempak menapak berapa langkah, pintu berlapis kaca otomatis bergeser ke kanan dan ke kiri.
Semua hal dalam bar ini bisa di hitung kedua kali Sakura sudah mendatangi tempat ini. Namun dia tak memperhatikan detail, terutama dari ornamen, hiasan mahal, dan lukisan terpajang. Semua bernuansa era 90 an.
"Selamat malam tuan dan nyonya." Sapa seorang bartender perempuan ramah, berambut cepol mengenakan kostum lingerie sexy berdasi kupu-kupu dan bandu telinga kelinci.
Sakura menghela nafas legah, setidaknya pakaian yang dia kenakan masih baik di banding bartender perempuan itu.
"Mari saya antar ke ruang VVIP anda."
Sakura terperanjat dalam hati. 'A-Apa?! Ruang VVIP?!'
Bartender perempuan itu langsung menuntun tempat kemana ruangan mereka, dengan Sasuke menjawab hanya sebuah anggukan singkat.
Di bar Laviente yang mampu mengambil ruang VVIP hanya 10 % orang, sebagiannya VIP dan Elit 70 % orang. Sakura mengetahui itu melalui internet. Menyewa VVIP seharga kapal pesiar pribadi adalah orang gila! Kalau Sakura tentu uang sebesar itu pasti dia sudah membeli rumah 4 lantai atau biaya pensiun, hingga dia tua.
Sayangnya Laviente sangat ketat dan tertutup, sebab ruangan VVIP-nya saja sama sekali tak di post 1 pun gambar di dalamnya. Apa lagi ruangan VVIP Laviente hanya memiliki 3 ruangan, berbeda dengan VIP memiliki 10 ruangan dan Elit memiliki 15 ruangan. Sebagian ruangan bar hanya untuk party dan tempat biasa atau local di pakai untuk bersenang-senang di dekat pintu masuk, bisa di sebut ruang aula yang pernah Sakura tempati bersama sahabat dan teman-temannya.
Sakura tanpa sadar mengerat tangannya pada tangan Sasuke. Mengundang perhatian mata laki-laki itu, untuk melirik tanganya membungkus tangan mungil dan cantik milik Sakura. Kemudian melihat wajah Sakura cerah—terpancar sebuah cahaya warna keemasan dari pintu VVIP yang di buka oleh seorang bartender.
Ujung bibir Sasuke tertarik tipis melihat senyuman Sakura untuk pertama kali dalam pandangannya. Tanpa di buat-buat dan sangat alami gadis itu pancarkan.
Ya, ruang VVIP yang Sasuke sewa dalam semalam ini, penuh dengan riasan pink dengan cahaya lampu party keemasan berputar di langit. Jika di lihat ini seperti pesta perayaan ulang tahun, sebab penuh balon dan foto Sakura tergantung dan tertempel berbagai gaya dan tempat.
"Happy Sakura day!" Sambut salah seorang staff perempuan gembira, beserta staff laki-laki mengangkat sebuah kipas terdapat wajah Sakura tentunya.
Sungguh ini bukan hari ulang tahunnya. Ini sebagai perayaan menjalin kerja sama saja. Tapi sungguh acara ini di luar perkiraan Sakura.
Secepat mungkin Sakura mengambil kipas itu, lalu melihat kanan-kiri memastikan orang-orang tidak melihat. Sungguh walau foto itu nampak cantik dan tak memiliki kekurangan, namun orang mana tidak akan merasa malu melihat foto dirinya sendiri jadi sebuah ikon?!
"Hentikan Kiba!" Sakura menunduk, seraya menutup wajah dengan rambut pink tergerai panjangnya. "B-bisa kita masuk saja tuan?!" Cicit Sakura teruntuk Sasuke, kemudian menutup wajah dengan tangan. Rasanya dia ingin menghilang. 'Ini pesta minum-minum formal macam apa?! Ini terlihat seperti acara anak-anak!' Batin Sakura mendengkus pelan.
Sasuke tanpa bersuara menarik Sakura masuk.
"Selamat bersenang-senang." Akhir kata seorang bartender perempuan menutup pintu, begitu Sasuke masuk bersama Sakura.
"Oh kalian sudah datang!" Ujar Gaara beranjak dari sofa, di ikuti sang photografer Sakura bernama Guy. Di tangan mereka terpeggang sebuah minuman berakohol 50%, yaitu Wiski. "Maafkan kami duluan—" suara Gaara sesaat tercekat melihat tangan Sasuke dan Sakura saling bergandengan. "minum!" Berakhir merendam kata.
Sakura tak kunjung mengangkat kepala, sebab masih malu—di mana perempuan itu tak melihat. Ke dua laki-laki memiliki tinggi hampir setara, kini berdiri saling memandang tajam satu sama lain.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NINKI [Sasusaku]
Fanfiction[ Slow update ] Beberapa chapter di revisi ♡ [ 🚫 Peringatan! Mengandung konten dewasa dan sedikit gelitikan, mohon bijak dalam membaca. Sekian dan terimakasih. ] "Apakah tak ada satu pun lelaki yang membuat mu tertarik?!" Kesal Ino sembari meyilang...