Up lagi nih ;)Happy reading 💕
***
Mata Karin mebelalak mendapati surat peringatan tak dia sangka dari dosen. Tepat di berikan depan matanya dalam kelas, bahkan tatapan semua orang di sana ada memandang buruk, tak menyangka, dan senang. Ya siapa lagi yang senang, kalau dalangnya bukan Sakura.
Gadis merah muda itu, kini menyilang tangan depan dada dengan menarik senyum miring.
"Apa salah ku?! Padahal aku tidak melakukan apa pun!" Bantah Karin, tak berniat mengambil, selembar kertas terbungkus rapih dalam amplop.
ID dosen bertuliskan nama Hatake Kakashi, mengambil sebuah ponsel dalam saku, mengetik sesuatu, lalu memperlihatkan sebuah foto Karin berada di sebuah bar. Sebenarnya itu sudah menjadi hal biasa, untuk anak kuliah yang usianya sudah cukup pergi ketempat dewasa.
Namun bedanya jangan sampai ketahuan oleh pihak siapan pun, sampai di ekspos ke media atau orang lain. Bisa mempermalukan kesejahtraan tempat kuliah.
Apa lagi ini merupakan universitas ternama di Konoha.
Parahnya memperlihatkan foto Karin sedang menari bersama laki-laki, dengan berhimpit-himpitan.
Karin bahkan tak bisa berkata-kata melihat foto tersebut.
Kakashi menghela nafas berat, menyimpan ponsel dalam saku lagi. "Kamu harus bersyukur di beri surat peringatan, bukannya surat skros selama 2 minggu atau di keluarkan dari universitas ini."
Karin menudukkan kepala, menoleh ke arah teman-temannya serta mahasiswa lain, hingga berakhir pada Sakura yang tersenyum melihatnya.
Bibir Sakura perlahan mengatakan sesuatu, dengan mengeja dalam kebisuan.
"D-A-S-A-R...H-E-W-A-N...B-U-A-S!"
Karin mengerti kalimat itu meremat kedua tangannya menahan marah.
"Sekarang pergi keruang BK." Menghela nafas panjang menunjuk arah pintu keluar. "Sepertinya selain pergi pergi ke sana, kamu juga akan bertemu pak direktur, beliau ingin mengatakan sesuatu."
Karin menatap tajam pada Sakura, sampai keluar kelas pun Sakura tetap masih ekspresi sama, tersenyum senang. Mengingat kemarin malam pergi ke bar bersama sahabatnya Ino dan kedua temannya Temari, dan Hinata untuk bersenang-senang.
Itu adalah sebuah kebetulan yang sangat menguntungkan bagi Sakura, melihat Karin menari bersama laki-laki.
Jadi jangan berbuat jahat, kalau tidak ingin mendapat balasan.
Sekarang Sakura ingin mendengar suara-suara bisikan dari dalam kelas ini.
"Dasar! Mengatai orang ternyata diri sendiri pun sama!"
"Dia buruk di banding sampah!"
"Ternyata berita itu memang benar ya?!"
"Aku tak menyangka, dia seburuk itu!"
"Pasti dia tidak perawan lagi haha!"
"Heh! Pelankan suara mu!" Kata salah satu mahasiswa mengingatkan, kalau di dalam sini masih ada dosen.
Namun seruan itu bagaikan angin lalu saja.
"Aku tak menyangka dia ternyata seperti itu!"
"Ya dasar jalang!"
Kakashi mendengar keberisikan itu mengetuk papan menggunakan penggaris besi panjang. "Tolong diam dan mulai menulis, penjelasan materi hari ini agak sulit!"
"Hai sensei!" Sahut mereka serempak.
Sebuah kertas berbentuk bulat tak rapih mengenai belakang kepala Sakura. Mata gadis itu melotot terkejut, menengok arah belakang.
Ino lah yang melemparnya.
"Kenapa?!" Sakura bertanya sembari berbisik, mengingat kelas kembali tenang.
"Apa itu tadi? Kau yang lakukan?!"
Maksud Ino, soal Karin.
"Hanya memberi pelajaran saja."
Alis Ino terangkat satu tak paham, sebab mungkin tidak terdengar.
"APA?!" Tanpa sadar Ino mengeraskan suara, spontan menutup mulut dengan tangan.
Kakashi berada di depan, sedang menulis materi di papan tulis spidol berdehem. Memperingatkan lagi untuk diam.
Sakura mengulum bibir, pura-pura tidak tahu sambil ikut menulis.
"Apa yang kau bilang tadi?!" Tanya Ino sekali lagi mencolek bahu Sakura ingin tahu lebih jelas.
Sakura berhenti menulis, beralih menoleh ke arah Ino. Berbicara sambil berbisik seperti tadi. "Hanya memberi gadis rambut merah itu pelajaran!"
Ino membelalakan mata. "APA KAU GILA?!" Teriak Ino lagi dengan keras.
Sakura berlanjut pura-pura menulis, sedang Ino spontan menutup mulut dengan tangan. Kali ini bukan kakashi sensei menyuruh diam, tapi teman sekelas.
Ino menunduk kepala beberapa kali, tanda meminta maaf atas tindakannya. Kini Ino berlanjut bicara lagi pada Sakura.
Berbisik. "Bagaimana nanti gadis kaya itu akan membuat mu menderita Sakura?!"
Sakura tak merespon, membuat Ino gemas memukul kepala sahabatnya itu menggunakan ujung buku.
"Aw!" Sakura melirik Ino dengan tatapan kesal. "Kenapa kau ini?!"
"Jawab pertanyaan ku!" Tatapan menuntut.
Sakura menghela nafas sembari merotasi mata. "Aku tidak peduli!"
"SAKURA!" Teriak Ino.
Dan ini sudah ketiga kalinya.
Kakashi berhenti menulis, berbalik menghadap para mahasiswa, namun lebih melihat pada Ino.
Semua tatapan mengarah pada gadis pirang blonde itu.
Sedang Sakura berlanjut menulis.
"Yamanaka Ino!"
Mata Ino membelalak beranjak dari kursi.
"Aku tidak memberi mu hukuman, tapi jelaskan kembali materi saya ketika saya selesai menerangkan."
"APA?!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NINKI [Sasusaku]
Fanfiction[ Slow update ] Beberapa chapter di revisi ♡ [ 🚫 Peringatan! Mengandung konten dewasa dan sedikit gelitikan, mohon bijak dalam membaca. Sekian dan terimakasih. ] "Apakah tak ada satu pun lelaki yang membuat mu tertarik?!" Kesal Ino sembari meyilang...