Happy reading 💕
***
Sakura memegang bahunya tanpa jas milik Sasuke, padahal mereka sekarang sudah mau pulang seusai berpesta. Sakura memejam mata sesaat dengan kekesalan, kali ini kebiasaan melupakan barang sudah melekat padanya.Sakura berhenti berjalan membuat Sasuke semula memutar-mutar kunci mobil, menyadari suara heels tak lagi terdengar dalam runggunya. Bahkan rekan kerja Kiba, Tenten, Guy, dan Gaara tak jadi masuk kedalam taxi mereka masing-masing.
Sasuke menoleh kesamping, menilik ujung mata ke arah Sakura dengan pertanyaan. Alis Sasuke tertarik tipis. "Ada apa?"
Sakura menghela nafas sesaat melihat arah gedung bar, lebih tepatnya pada pintu kaca otomatis, yang terdapat dua orang penjaga berdiri tegap di sisi pintu. Sakura menatap Sasuke, menunjuk tatapan penyesalan. "Maaf kan aku! Aku meninggalkan jas anda di ruangan VVIP."
"Ada apa Sakura?" Tanya Gaara mendekati gadis itu.
Sasuke berada di sana tak tinggal diam mendekati Sakura juga dan lalu di susul oleh Teten, Kiba, beserta Guy lebih dulu pergi membawa mobil mereka, begitu Tenten menyuruh keduanya untuk pulang duluan saja.
"Dia berbicara dengan ku." Jelas Sasuke menatap Gaara tak suka.
Gaara menghela nafas kesal menatap balik Sasuke. "Dia merupakan tanggung jawab ku juga, makanya aku berbicara dengannya!"
Sakura merotasi netranya jegah. 'Mulai lagi!'
Tenten bertepatan baru saja tiba bersuara, menyelahi kedua orang laki-laki ini. "Kalian berhentilah!" Menatap Sakura. "Ada apa Sakura? Apa kau meninggalkan barang lagi?"
Sakura mengangguk. "Jas milik Sasuke, ku tinggalkan di dalam," menunjuk gedung bar dengan jari jempol. "ruangan VVIP!" Sesaat mengigit bibir.
Tenten mengangguk paham menatap Gaara. "Pak menejer hanya sebuah jas, itu urusan mereka berdua. Lagi pula itu barang tuan Sasuke." Menaik alis serempak memberi pengertian.
Gaara mendengar penjelasan langsung Sakura dan di bantu oleh Tenten, menjadi tak bisa berkata-kata lagi.
"Kau dengar itu menejer?" Tanya Sasuke terdengar sekali sebuah ejekan ringan bagi Gaara.
Gaara mendengkus kasar berubah menatap tajam Sasuke.
"Ayo menejer kita pulang saja. Anda tidak perlu mengawatirkan Sakura. Tuan Sasuke akan menjaganya, terlebih mereka datang kemari bersama-sama, mereka kan pasangan."
Mendegar kata pasangan dari bilah bibir Tenten, membuat ujung bibir Sasuke tertarik tipis. Sungguh dia sangat senang orang lain mengatakan itu.
Berbeda respon Sakura, hanya bisa tertengun dengan mata membulat. Ingin sekali Sakura menyelah perkataan Teten, namun dia tidak bisa bersuara.
Gaara melemas bahu, ketika kedua tangannya di masukan ke dalam saku celana kain. Tenten memutar balik badan Gaara dan mendorongnya menuju arah taxi. Sesaat Tenten menoleh kebelakang dengan gembira. "Dah! Sakura, tuan Sasuke." Masuk ke dalam taxi bersama. Sebab taxi Gaara sudah lebih dulu pergi, kecuali Tenten yang meminta supir taxi menunggu sesaat. Jadi sekalian saja pulang bersama.
"Ayo." Ajak Sasuke berjalan mendahului Sakura, bermaksud masuk ke dalam bar untuk gambil jasnya yang tertinggal.
"Tidak perlu! Nanti aku saja yang ambil." Cegat Sakura menahan lengan kemeja Sasuke, mengapit dengan jari telunjuk dan jari jempol.
Sasuke menoleh melihat jari Sakura mengapit kemeja putihnya.
Sakura menyadari tindakannya, melepas cepat dua jari dari kemeja Sasuke. Hanya bermaksud baik ingin mengambil jas Sasuke sendiri saja, tidak ingin merepotkan laki-laki itu, sebab kesalahannya.
Terlebih ini tanggung jawabnya kan.
"Ma-maaf! Anda tunggu saja di sini. Aku tidak akan lama mengambilnya."
Sasuke memasukan kedua tangan ke dalam saku celana keberatan. "Aku akan menemani mu, ibu ratu sudah berpesan pada ku untuk menjaga mu."
"Ya ampun!" Sakura menyunggar rambut kebelakang frustasi. Kata ibu ratu itu sungguh membuatnya tak bisa menyuar kata-kata protes.
"Aku tidak apa-apa okay! Hanya mengambil jas."
"Kalau begitu berikan nomor ponsel mu." Mengeluarkan ponselnya.
Sakura mendengkus kasar. "Haruskah seperti itu?! It's just a suit!"
"It's just a protect." Ucap Sasuke tak mau kalah.
Sakura malas berdebat mengeluarkan ponselnya, mengetik sebentar dan menyondorkannya pada Sasuke. "Isi nomor ponsel mu dan sambungkan puas?!"
Sasuke menarik senyum tipis menekan nomor ponselnya ke ponsel Sakura, kemudian memanggil ke ponselnya agar lebih mudah di simpan, dan tak lupa mengetik sebuah nama kontak.
Selesai.
Sasuke memberikan benda berbahan tembaga itu, kepada Sakura yang langsung di terima perempuan itu. Sesaat Sakura mengecek sebuah nama kontak milik Sasuke di sana, begitu dia mulai masuk ke gedung bar.
Mata Sakura reflek membelalak, akan sebuah nama tertera di situ.
'My man?!'
Sasuke dari kejauhan sesaat melihat pergerakan Sakura melihat layar ponsel. Bibir Sasuke tak berhenti tertarik, melihat nama kontak Sakura dia ketik sendiri ke ponselnya juga.
My little girl.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NINKI [Sasusaku]
Fanfiction[ Slow update ] Beberapa chapter di revisi ♡ [ 🚫 Peringatan! Mengandung konten dewasa dan sedikit gelitikan, mohon bijak dalam membaca. Sekian dan terimakasih. ] "Apakah tak ada satu pun lelaki yang membuat mu tertarik?!" Kesal Ino sembari meyilang...