Tes..tes..1..2..3
Hy my readers tercinta ku 💕
Sebenarnya aku hiatus ngk nulis novel selama 1 tahun karena pekerjaan, but masalahnya aku udah menemukan inspirasi cerita nih ':)
And pengumuman singkatnya ya
Kayaknya aku buat ceritannya ngk speed kayak cerita novel ku yang lain.Karena aku juga sibuk di realife ku ini, jadi mohon pengertiannya ya.
Tapi tetap aku postingnya pelan-pelan kok ya.
Happy reading 💕
***
Haruno Sakura, bisa di panggil Sakura atau Jidat oleh gadis bernama lengkap Yamanaka Ino.
Panggialan Jidat itu hanya keluar, ketika gadis berambut merah muda itu membuatnya marah, kesal, atau protes, dan hanya Ino lah yang bisa, serta berani memperlakukan Sakura seperti itu, karena mereka adalah sahabat. Lagi pula walau Ino bersikap begitu, dia memiliki rasa peduli dan sayang pada Sakura.
Seperti halnya sekarang!
Pagi ini.
Ino menyilang tangan depan dada, sembari sesekali mengatur pernafasan untuk mengendalikan marahnya agar tak meluap-luap.
Sungguh Sakura berulah lagi dan ini bukan yang sekian. Sakura selalu menerima setiap laki-laki yang menyatakan cinta pada gadis itu, tanpa berpikir panjang.
Ini bukan soal iri atau dirinya kurang populer di banding sang sahabat, tapi ini soal kepedulian dan keselamatan Sakura. Bisa saja laki-laki dia terima perasaan mereka, berniat jahat.
"Hey! Jidat!"
Sakura tidak memperdulikan panggilan Ino sesaat, setelah laki-laki bernama Rock Lee menyatakan cintanya berlabuh pergi.
Sakura menarik senyum merekah, melihat kotak berisi kue buah rasa vanilla itu, kemudian menoleh ke arah Ino berada. Jelas wajah Ino tidak bersahabat sama sekali, namun Sakura menganggap itu sudah menjadi hal biasa baginya.
Sakura berjalan mendekati Ino dengan tampang tak bersalah sama sekali, sambil mengarahkan kotak kue yang dia dapat.
"Lihat kue ini!"
Ino menghela nafas berat.
Ada di mana Ino tidak bisa marah dengan sifat lain Sakura yang mampuh meluluhkan hati orang-orang. Tapi untuk sekarang Ino harus tegas, ini demi kebaikan Sakura.
Ino melihat bentukan kue itu tanpa minta. Hiasakan buah strawberry, serta blueberry. Padahal kue itu memiliki bentuk yang menarik, dan berselera untuk di makan. Namun setelah melihat tulisan Aku Cinta Kamu, sungguh membuatnya hilang selera.
"Kembalikan kue itu pada Rock lee!"
Sakura mengerut alis mendengar perkataan Ino barusan, lalu melihat kue dia pegang. Pikirannya, kue ini terlihat enak, kenapa harus di kembalikan?
Melihat Ino. "Memangnya kenapa?"
Ino memijit pangkal hidung. Dia harus mencari perkataan yang pas.
"Kamu bisa terkena diabetes makan kue itu, aku melihat Rock lee mencampurkan 1 liter gula ke dalamnya!"
Lihat respon Sakura. Gadis itu menahan tawa. "Masa iya?! Aku tidak percaya! Aku harus memakannya dulu baru aku akan percaya." Mulai berbalik pergi.
Dengan cepat Ino menarik kerah belakang kemeja Sakura. "Mau kemana?!"
Sakura menghela nafas pelan, melirik Ino dari ujung mata. "Mau makan kue ini." Mengangkat kotak kue setinggi dagu.
Ino menggeleng kepala. "Tidak boleh! Sekarang sudah mau jam masuk kelas." Mengarahkan jam pada ponsel.
Sakura mengerucut bibir kecewa, padahal dia sudah sangat ingin memakan kue ini.
"Kita harus cepat masuk kelas!" Ino melihat kotak kue itu lagi. "Biar itu aku yang bawa, kau lambat kalau berjalan." Mengulur tangan mendekati arah kotak.
Sakura menjauhkan kotak kue itu dengan was-was. "Ino tidak akan berbuat macam-macam dengan kue ini kan?!"
Ino merotasi mata sekilas, kemudian tersenyum merekah. "Tidak kok, aku hanya ingin membantu mu saja Sakura." Mengulur tangan lagi ke arah kotak. "Biar aku bantu kau membawanya, aku tidak akan macam-macam dengan kue ini, sekalian aku ingin melihat bentukannya, keliahatannya enak."
Sakura berkedip melihat kue dalam genggaman, dengan sangat hati-hati memberikan kotak kue kepada Ino. "Tolong hati-hati membawanya!"
Ino mengangguk melihat kue itu dengan rencana sudah dia pikirkan.
"Ya sudah! Ayo kita pergi ke kelas." Ajak Ino.
Belum ada yang bergerak menuju kelas. Sakura masih memperhatikan kuenya. "Bawa hati-hati ya!" Menunjuk dengan jari telunjuk.
"Iya Jidat!"
Sakura terkekeh, berlalu pergi menuju kelas dengan tampang gembira. Bahkan orang-orang berada di sana juga ingin masuk ke kelas, mencuri kesempatan melihat gadis itu.
Ino memandang lama kue di tangannya sampai Sakura menghilang.
Sahabatnya itu jelas sudah masuk kelas.
Ino menarik senyum miris, melihat kue di tangannya menujuh tempat sampah. "Maafkan aku Sakura! Ini demi kebaikan mu." Menginjak pijakan tempat sampah, kemudian membuangnya.
Ino mengetik sesuatu pada ponsel, lalu menyusul masuk ke dalam kelas. Terlihat Sakura sedang sibuk mengobrol bersama Hinata dan Temari.
Sakura menyadari kedatangan Ino. Mengibaskan tangan seraya memanggil untuk bergabung bersama.
"Ino ke sini!"
Tidak ada pertanyaan apa pun dari Sakura soal kue tadi.
Mereka terlihat larut bersenang-senang membicarakan hal lucu, sampai tak terasa dosen datang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NINKI [Sasusaku]
Fanfiction[ Slow update ] Beberapa chapter di revisi ♡ [ 🚫 Peringatan! Mengandung konten dewasa dan sedikit gelitikan, mohon bijak dalam membaca. Sekian dan terimakasih. ] "Apakah tak ada satu pun lelaki yang membuat mu tertarik?!" Kesal Ino sembari meyilang...