S20

595 40 4
                                    

Hi readers happy reading ♡

Aku sekedar pengumuman kecil.
Kalau beberapa chapter mengelami sedikit penambahan kata, agar ceritanya lebih detail lagi dan lebih masuk akal.

Hanya itu ;)

***

   Sakura memicing mata, dengan keadaan masih terpejam. Cahaya itu sangat terang menerpa wajahnya, alhasi membuat kelopak mata perempuan itu terbuka, walau sesekali berkedip-kedip, tetap silau. Bahkan sampai tangannya terangkat menghalau cahaya yang entah dari mana masuk.

Begitu mata Sakura mulai membaur dengan cahaya yang ternyata berasal dari jendela. Ekspresinya berubah bingung bercampur tanya melihat ruangan di kamar ini.

Asing.

Sakura seketika memegang kepala, sedikit pening. Mengingat semalam dia kebanyakan minum alkohol. Membuatnya jadi tidak sepenuhnya ingat apa yang terjadi.

Mata Sakura membola. Dia hanya ingat sampai Sasuke membawanya ke mobil sembari berpelukan dengan dirinya merontah tak jelas. Secepat mungkin Sakura melihat pakaiannya dalam selimut, kemudian melihat tempat tidur di sebelahnya.

Pakaiannya masih aman, hanya sepatunya saja yang di lepas bersama jas, namun Sakura tidak melihat keberadaan Sasuke di samping tempat tidur. Sorot matanya berakhir pada tas jinjingnya di letakan di meja naskas samping tempat tidur. Tertaruh rapih.

Sakura mau gila! Apa dia melakukan hal bodoh semalam?!

Suara pintu di buka dari pintu kamar ini menjadi pusat keterdiaman Sakura, begitu tadi banyak berdebat dalam pikirannya.

'Sasuke.' Batin Sakura. Mata perempuan itu turun melihat sebuah nampan terdapat daging steak dan jus jeruk di bawa oleh Sasuke. Laki-laki itu memakai baju over zise dan celana training.

"Ku pikir kau masih tidur." Ucap Sasuke menutup pintu kembali. Berlanjut berjalan mendekat, duduk di ujung tempat tidur. "Apa kepala mu sakit?"

Sakura menunduk mengusap lengannya. Dia malu sendiri mengingat dengan tingkahnya semalam. Pasti kemungkinan dia membuat hal bodoh.

Sasuke meletakan nampan di atas paha Sakura. "Makan lah, akan ku bawakan obat untuk mu minum." Mulai beranjak. Namun dengan cepat Sakura menahan lengan Sasuke.

Sasuke mengkerut dahi melihat tangannya di peggang.

Sakura berdehem melepas tangannya dari pergelangan tangan Sasuke. Merasa tindakannya pasti tidak sopan. "Maaf!" Mengusap kedua tangannya. "Aku hanya ingin tau semalam." Melihat arah lain, sebab tak sanggup menahan malu. Jika memang semalam dia memang membuat hal bodoh pada dirinya sendiri.

Sasuke duduk kembali di ujung tempat tidur. Tangan laki-laki itu terangkat memegang dagu Sakura agar melihat ke arahnya. Namun Sakura tetap kekeh, tak mau menoleh. "Tinggal bilang saja!" Bentaknya.

"Aku akan bilang kalau kau melihat ku. Aku bukan dinding yang kau ajak bicara." Protes Sasuke, terdengar enggan menjawab.

Sakura berpaling melihat Sasuke ragu-ragu.

Sasuke pun menjawab. "Kau sedikit keras kepala untuk tak berhenti minum."

Sakura menaik alis serempak tak percaya. "Hanya itu?!"

Sasuke mangangguk membenarkan, kemudian beranjak dari duduknya. "Aku akan mengambil kan mu obat pereda sakit kepala." Menuju rak terdapat p3k.

Sakura mengambil tas di meja naskas, melihat ponsel terdapat notifikasi Ino dan beberapa panggilan dari Gaara.

Sasuke mendekati Sakura dengan obat di tangannya. "Aku sudah bilang pada kedua orang tua mu, kalau kau tidak bisa pulang semalam, sebab menginap."

Sakura mengkerut dahi. "Semudah itu?!" Tanyanya acuh.

"Hmn." Menjawab singkat. Sasuke duduk di persisihan kasur, sembari membuka obat. "Buka mulut mu." Menyondorkan tablet putih dekat bibir Sakura. Gadis itu tak menolak, kepalanya memang pening, jadi membuka mulutnya menerima obat pemberian Sasuke dengan santai melihat notifikasi Ino.

Ino : Sakura! Coba kau lihat berita ini, kau jadi trending topik hangat semenjak menampar Karin dengan kue!

Sasuke mengambil segelas jus di sondorkan ke bibir Sakura. Lagi-lagi Sakura santai menerima minuman itu. Tangan Sakura menekan sebuah link di berikan Ino dengan tak menyangka membaca artikel itu dalam hati.

Sakura melawan sang pembully dengan anggun.

Sakura menggulir ke bawah terdapat foto dirinya dan Karin. Di mana Sakura menampar kue ke wajah Karin.

Tak hanya itu, sampai guliran terakhir, terdapat trending topik lagi.

Rumor kencan Sakura dan anak konglomerat ke dua, ternyata memang menjalin hubungan.

Sakura membuka judul berita itu. Di sana jelas terfoto dia dan Sasuke berjalan berpelukan menuju mobil sport. Kali ini fotonya jelas dengan wajahnya dan Sasuke. Tak seperti hanya sebuah artikel atau foto yang di ambil dari sisi lain yang tak bisa di lihat.

Sakura membola mata melihat foto yang di gulir lagi kebawah. Bukan hanya satu bahkan sampai Sasuke membukakan pintu mobil agar Sakura naik dan begitu sebaliknya.

"Kau sudah melihatnya, kau seharusnya tidak perlu seterkejut itu." Ucap Sasuke santai.

Sakura melepas ponselnya, kemudian meletakan benda persegi tipis itu ke atas meja naskas. Sakura menyilang tangan depan dada menatap Sasuke. "Apa tuan yang melakukannya?"

Sasuke mendengkus pelan, ikut menyilang tangan depan dada. "Buat apa aku melakukan itu? Bukannya aku sudah mendapatkan mu."

Sakura tergelak tak menyangka dengan pernyataan Sasuke begitu mudah mengatakan. Dia itu miliknya.

"Aku menerima tawaran pernikahan itu, hanya untuk membalas Karin, menyelamatkan karir ku, dan mengganti rugi pakaian mahal mu itu. Jadi tuan tak perlu berharap lebih."

Sasuke ikut tergelak, namun mendekatkan wajahnya ke arah Sakura. Spontan perempuan itu memundurkan wajah.

"Tapi aku ingin berharap lebih."

Jantung Sakura seketika berdegup kecang dengan perkataan Sasuke, sungguh membuat tubuhnya seperti mendapat aliran listrik. Tak di sangka-sangka membuatnya tersipu. Sakura mengambil gelas jus, sebagai menutupi jarak wajah mereka berdua, membuat Sasuke sedikit memundurkan wajah.

"Aku mau makan, lapar." Ucap Sakura meminum jusnya, menatap arah lain.

Sasuke mengedikan bahu. Bertepatan ponsel Sakura berdering.

Panggilan masuk

Sakura meletakan kembali gelas jus jeruk tinggal setengah itu, di atas nampan untuk mengangkat panggilan. Padahal Sakura belum sepenuhnya sempat membaca nama tertera si pemanggil. Sebab Sasuke lebih dulu mengambil benda pipih itu dan menggeser tombol hijau menjawab, dengan mendekatkan ponsel ke telinga.

Sakura hanya bisa diam melongo.

Sasuke merubah raut wajahnya datar, seirama dengan suara di keluarkan. "Dia bersama ku!" Mematikan ponsel sepihak, bahkan Sakura tak dapat berbicara dengan Gaara. Menejernya sendiri.

***

NINKI [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang