S8

434 39 0
                                    

Besok udah mau hari Valentine day ya!

Maaf ya ngk ada yang special buat ceritanya yang specialnya menanti aja ya hihi.

Happy reading 💕

***

   Sakura menyelip surai kebalik telinga, dengan meyakini soal rumor masih terus tersebar ini, membuatnya menjadi pusat perhatian seluruh mahasiswa-mahasiswi Universitas Konoha atau singkatanya UK.

Di pagi ini.

Semua macam tatapan menilai dirinya, bukan hanya tatapan kebencian saja bisa dia lihat. Namun ada terlihat berbeda seperti, kagum? Terkesima? Soalnya semua terlihat agak membingungkan untuk di tebak, sebab hampir memiliki kesamaan.

Terdengar suara bisikan kekaguman.

"Jadi benar ya? Wahh!" Seorang perempuan berbisik kagum ke salah satu daun telinga teman perempuannya.

Temannya balas mengangguk menyetujui. "Iya."

Suara bisikan terkesima.

"Gila! Bahkan sampai anak kolonglomerat?!" Seorang laki-laki membelalakan mata tak menyangka.

"Siapa yang tidak akan menyukai Sakura?! Dia itu sangat cantik!" Ucap teman laki-lakinya juga membenarkan. Memandangi punggung Sakura, kini mulai berlalu menjauh menyusuri koridor.

Berakhir suara bisikkan kebencian.

"Dia itu benar-benar murahan! Bahkan kali ini pasti hanya ingin harta anak konglomerat itu!" Seorang gadis menyilang tangan depan dada dengan tatapan menusuk, begitu Sakura berbelok memasuki kelas.

Siapa lagi jika bukan Karin. Dia bersama kedua teman perempuannya, yaitu Ni dan Konan. Ni memiliki tahi lalat pada bawah bibir bagian kiri dan Konan memiliki piercing tepat di bawah bibir. Mereka bertiga sedang berjalan beriringan menelusuri koridor.

"Kalau saja malam itu tidak ada sepupu ku, pasti jalang merah muda itu sudah menghilang dari universitas ini!" Menghela nafas kasar tidak puas.

Ni tergelak mulai mengoleskan lipstik red cherry pada bibir. Belum lama dia mengambil kosmetik bermerek itu dari dalam tas selempang mahal miliknya. "Ya sudah kita tinggal lakukan dengan cara lain!" Ide Ni, mulai mengulum bibir untuk meratakan warna bibirnya yang lain. "Bagaimana dengan mu Konan?" Ni melirik sekilas keberadaan Konan sedang mulai memakai headphone bluetooth.

Konan memang tipikal manusia agak cuek, serta pemalas. Konan balik melirik. "Aku ikut saja." Mencari lagu pada ponsel pintarnya.

"Kau selalu seperti itu! Kadang kau tidak. Asik!" Aku Karin menyilang tangan depan dada.

Konan melirik Karin. "Ini sudah turunan. Aku bisa apa?" Menjawab malas.

Karin kemudian terkekeh senang. "Ya setidaknya aku punya kalian teman pendukung ku!" Merangkul Ni dan Konan.

"Aw! Karin! Lipstik ku bisa-bisa belepotan nanti!" -Ni.

"Akh! Kau menyakiti leher ku!" -Konan.

Mata Karin menajam memikirkan ide buruk untuk menyelakai Sakura.

"Mari kita hancurkan gadis sialan itu!" Terkekeh.

Sedang berada dalam kelas, Sakura tiba-tiba di kerumuni oleh mahasiswi dan mahasiswa di kursi belum lama dia duduki.

Hebo!

"Apa benar kau berkencan dengan anak konglomerat itu?!"

"Siapa namanya?!"

"Apa dia sangat tampan?!"

"Sakura! Kenapa kau menyakiti hati ku!" Dramatis.

"Dia akan menjadi yang keberapa Sakura?!"

Ino baru saja masuk ke dalam kelas bersama Hinata dan Tenten, terkejut mendapati seluruh mahasiswa dan mahasiswi mengerumuni salah satu tempatnya. Bukan-bukan sepenuhnya tempatnya, melainkan di bagian kursi di sebelahnya.

Tempat duduk Sakura berada.

"HEY! ADA APA INI?!" Mata Ino membelalak bersamaan suaranya meninggi.

Seluruh orang-orang di situ terkejut, bahkan sampai menoleh dan berbalik mendapati Ino menyilang tangan depan dada, dengan kesebaran yang hampir mulai menipis. "Apa yang sedang kalian lakukan pada sahabat ku?!" Menatap tajam.

"Anak-anak maaf! Hari ini Kakashi sensei izin tidak masuk karena demam, jadi saya yang akan menggantikan sebagai do—" Mendadak tertengun.

Menyadari Itachi masuk, semua murid cepat-cepat pergi ke tempat duduk masing-masing, berbeda dengan Ino, padahal Hinata dan Tenten sudah duduk manis di kursi mereka.

Ino sesaat memejamkan mata, bersamaan helaan nafas menatap kesal pada Hinata dan Tenten, yang tega meninggalkannya berdiri sendiri di depan kelas, layaknya orang bodoh.

Itachi berdehem singkat, setelah meletakan buku paket palajaran matematika milik Kakashi, yang sebenarnya Itachi merupakan dosen pelajaran Ekonomi.

Hanya pengganti sementara sampai Kakashi masuk.

"Mau sampai kapan kau akan berdiri di situ Yamanaka?" Menongkah kedua telapak tangan pada meja.

Ino menarik nafas dalam, sebelum menoleh kebelakang menatap Itachi. Kemudian menarik senyum simpul. "Iya sensei saya akan duduk!" Berjalan cepat menuju tempat duduknya.

Itachi menghela nafas sembari menggeleng-geleng kepala tak habis pikir.

Berdehem sesaat. "Baiklah! Hari ini kita ujian."

"APA?!" Teriak mereka semua serempak. Terkejut dengan ungkapan Itachi.

Satu alis Itachi tertarik. "Kenapa? Bukannya ini sudah menjadi hal biasa ketika Kakashi sensei mengajar, kan?"

"Yah! Sensei!" Keluh mereka serempak lagi.

"Sudahla lakukan saja." Membuka sebuah map berisi lembar-lembar kertas ujian. "Haruno, tolong bantu saya memberikan selembar soal ini."

"Hai." Sahut Sakura.

Gadis itu berjalan mendekati meja Itachi berada dan mulai mengambil map, namun terselip sebuah kertas kecil pada map mengalihkan perhatian. Sakura tertengun, menatap Itachi yang kini, berlalu ke seberang untuk memberi beberapa lembar kertas soal pada mahasiswa dan mahasiswi lain. Tanpa ragu Sakura mengambil kertas itu untuk dia baca.

Bertuliskan.

'Setelah selesai ujian, pergi keruangan dosen membawa kertas soal yang sudah di jawab. Ada hal penting harus saya bicarakan.'

                                               -Itachi

Dia sudah meraih ini pasti tidak akan berujung!

***

NINKI [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang