Happy reading all 💕
Thank you for you vote and comment.
***
"APA?!"
Teriak Ino dari sebrang telpon, otomatis membuat Sakura menjauhkan ponsel miliknya, dengan mimik wajah mengkerut menahan keras suara Ino, berangapan mungkin bisa menyakiti gendang telinganya.
Malam larut ini Sakura menceritakan semua perihal hal, tentang laki-laki bernama Sasuke dan juga dosen Itachi, yang ternyata mereka berdua merupakan saudara kandung kepada Ino.
Kemudian Sakura mendekatkan kembali ponselnya kegendang telinga, tak percaya atas kejadian dia alami. "Aku bahkan sampai tak bisa menjawab pilihan gilanya itu!" Memijat pangkal hidung. "Aku menyuruhnya menunggu aku berpikir dulu dan dia langsung mengantar ku kerumah!" Menghela nafas panjang. "Aku bodoh sekali! Dia sudah tau di mana tempat tinggal ku!"
"Astaga Jidat!" Terdengar Ino menghela nafas juga, namun kasar dari sebrang.
Sakura mengigit bibir, melihat sebuah kartu nama tergeletak di atas meja naskas samping tempat tidur. Bertuliskan perusahaan PT. UA Corporation.
"Aku harap ini tidak menggangu pekerjaan ku!"
Berganti hari di hari esok, di hari libur sabtu dan minggu. Sakura bekerja sebagai model photoshoot pakaian lewat online shop, sebagai pekerjaan paruh waktunya.
Itu mengapa tidak heran dia bisa populer di lingkungan sosial atau media. Tentu di antara orang-orang melihatnya, pasti ada mengenal gadis pirang merah muda itu. Terlebih pesonanya yang unik membuat para kaum adam tak bisa untuk tak melirik, begitu pun kaum hawa, walau sebagian dari mereka ada yang iri dengan kencantikan dan body idealnya. Jadi tidak heran Sakura terkadang mendapat perkataan tidak mengenakan untuk di dengar atau mendapat fitnah tidak berdasar. Padahal mereka tidak mengenalinya lebih dalam—sudah membuat sebuah cerita karangan yang tidak-tidak.
Memang buruk jika melihat dari kebalikannya.
Alasan kenapa Sakura berganti-ganti pacar, itu bukan menjual tubuhnya atau sekedar pamer seberapa laku dirinya.
Hey!
Kalian salah!
Okay kita hitung dari angka 1 sampai 2 alasannya :
1. Kasian
2. Tidak enak menolak
Padahal jika di tambah alasan ke 3 : Tidak ingin melajang seumur hidup, sebab impiannya ingin menikah, punya keluarga, dan dia ingin punya pacar alias calon suami yang punya sifat mirip seperti ayahnya.
Namun dia tidak mendapat sesuai keinginannya.
Memang ini terlalu cepat Sakura memikirkan hal itu di umurnya yang ke 19 tahun, tapi dia sangat senang menyusun masa depan sedari usianya 7 tahun, bahkan sampai dia remaja hingga beranjak dewasa.
Biasa impian anak kecil yang tidak tahu apa-apa, tapi herannya sampai beranjak dewasa pun, masih saja memikirkan hal itu.
Itulah Sakura.
Ujung jari telunjuk berkutek merah muda, menyentuh bibir ranum ceri pada bawah belahan bibir, membuat sang fotografer menarik senyum senang, mendapat sebuah gambaran bagus untuk sebuah iklan online milik bosnya nanti.
Helayan rambut panjang senada dengan kutek, tertitup pelan dengan kipas mini yang sengaja untuk membuat kesan lebih elegan, sampai pada jepretan terakhir.
"Okay! Kerja bagus Sakura!" Menghubungkan jari telunjuk, serta jari jempol dengan tiga jari lain terangkat.
Di situlah Sakura tersenyum senang, hal sedari tadi dia tunggu. Yaitu makan siang yang terlewat 1 jam yang lalu.
Ya begitulah keseharian kerja Sakura, dia akan menahan tidak makan demi foto-fotonya terlihat lebih bagus.
Kini Sakura mulai makan di ruang rias, sebab para MUA belum lama menghapus make-upnya.
"Kau sangat luar biasa Sakura, seperti biasa!" Ujar manejer bangga memberi sekotak buah stroberi.
Tanpa malu atau berpikir panjang, Sakura langsung mengambilnya dengan gembira. "Terima kasih banyak pak manejer!" Meletakannya ke atas meja rias, untuk di makan nanti sebagai penutup.
"Itadakimasu!" Mengambil sumpit mengampit sushi, lalu memakannya lahap.
Manejer berutuliskan ID bernama Gaara tersebut terkekeh melihat kelakuan Sakura. Menurutnya manis dan lucu.
"Pak manejer!" Panggil terburu-buru salah satu staff dekat ambang pintu, dengan raut wajah panik membawa sebuah ipad.
Gaara bahkan Sakura sempat tertengun melihatnya.
"Kenapa?! Ada masalah?!" Tanya Gaara ikut cemas milirik Sakura sebentar, sebelum mendekati sang staf.
"Apa pak manejer sudah melihat beritanya?!"
Kerutan pada dahi Gaara kian terlipat, saking bingungnya apa yang sedang terjadi.
"Soal apa?!"
"Berita ini!" Mengangkat layar ipad kepada Gaara. Otomatis mata laki-laki seumuran dengan Sakura itu mebelalak.
Sakura ikut penasaran, menjeda makannya untuk ikut melihat.
"Sakura?!"
Baru saja kaki beralaskan heels milik Sakura berpijak pada lantai, padahal semula duduk pada kursi rias lumayan tinggi, terpaku di tempat begitu Gaara menyondorkan ipad kepada Sakura.
"Apa kau berkencan dengan anak ke dua konglomerat dari PT. UA Corporation?!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NINKI [Sasusaku]
Fanfiction[ Slow update ] Beberapa chapter di revisi ♡ [ 🚫 Peringatan! Mengandung konten dewasa dan sedikit gelitikan, mohon bijak dalam membaca. Sekian dan terimakasih. ] "Apakah tak ada satu pun lelaki yang membuat mu tertarik?!" Kesal Ino sembari meyilang...