Udah next ini, makasih ya udah memberikan voment kalian. Thank you all 💕
Happy reading 💕
***
Sasuke mendekat, berhasil membuat Sakura melangkah mundur. Dia sungguh tidak merasa baik-baik saja! Kemana nasib baiknya?! Kenapa dia harus selalu merasa tidak beruntung dan sial!
Sakura memejam mata takut Sasuke makin maju mendekat yang nyatanya tak terjadi apa-apa. Sakura merasa tangannya mengambang di udara dan mendengar suara langkah sepatu pantofel terdengar pelan dari arah belakangnya.
"Ini tidak akan berhasil, lain kali belilah stun gun," menghela nafas sesaat. Sakura membola mata serta berbalik. Gadis itu melihat Sasuke memegang sebuah penyemprot merica miliknya, dengan mimik wajah tenang. "benda ini mudah pecah." Mengoyang pelan penyemprot itu sambil memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana.
Sakura menunduk. Kenapa dia menjadi malu?! Orang mana tidak akan malu?! Berpikif hal lain dengan pergerakan tadi?!
Sakura menghelah nafas kasar menyondor telapak tangannya jegah.
"Kembalikan itu!"
Sasuke tak mengubris dan menjatuhkan dengan sengaja penyemprot merica itu. Mata Sakura membola bercampur kekesalan, melihat penyemprot mericanya sudah menjadi serpihan kaca. "Apa yang anda lakukan?!"
"Benda itu tak ada gunanya, sebab kau tidak menggunakannya." Menjawab datar.
Sakura menghela nafas kasar, berjalan mendekati Sasuke dengan wajah marah. Namun suara pintu tiba-tiba di buka dari luar ke dalam. Mata hijau Sakura membelalak terkejut, Sasuke ikut berjalan maju, sebab terdorong oleh pintu. Otomatis mereka berdua berpelukan dan berakhir jatuh ke lantai, dengan sigap Sasuke menahan kepala Sakura dari lantai agar tak terbentur. Gadis itu berada di bawahnya.
Sakura mengutuk diri, teringat pintunya tak dia kunci lagi tadi.
"Sakura?!" Kejut Gaara begitu pintu terbuka lebar.
Gaara tidak sendiri, ada rekan kerja lainnya berkumpul di balik tubuhnya. Mereka semua sama layaknya Gaara, terkejut melihat ke dua orang itu, yaitu Sasuke dan Sakura dengan posisi yang membuat semua orang salah paham. Padahal realita sesungguhnya, karena terjatuh.
Sakura merasa namanya di panggil, bersamaan semua mata tertujuh padanya dan Sasuke. Sakura berubah panik mendorong Sasuke untuk menjauh dari atas tubuhnya. "Pak manejer ini salah paham!" Sakura sudah mendorong Sasuke. Kenapa?! Laki-laki itu tak bergerak?!
Sakura menatap tajam Sasuke yang nampak menarik ujung bibir, memberi sebuah senyuman tipis. Sakura merasa ini mulai tidak beres!
"Maaf lupa mengunci pintu." Ujar Sasuke terdengar seperti sebuah kesengajaan dalam perkataannya. "Padahal tadi sedikit lagi." Akhir katanya menarik pinggang Sakura agar berdiri bersama.
Raut yang bisa Sakura beri hanya keterdiaman dalam kebingungan. Dia masih tak paham, namun setelah Gaara bersuara rautnya berubah.
"Jadi kalian?!" Tunjuk Gaara memicing mata.
Sakura terperanjat, cepat menggeleng kepala. "No! Ini salah paham okey!"
"Kau selalu saja berbohong." Ucap Sasuke nampak santai menatap Sakura. "Bukannya mereka juga harus tahu hubungan kita?"
"WHAT?!" Mata Sakura membola saking terkejutnya. "Apa anda membual?!"
Sasuke menarik persisihan pinggang Sakura untuk lebih mendekat padanya. "Jangan menyangkal begitu sayang."
Sakura ingin mendorong laki-laki itu, beserta tangan yang merangkul pinggangnya seenaknya, namun hasilnya tetap nihil. "Lepas!"
Gaara berdehem dengan kepalan tangan tak jauh dari bibir. Sungguh dia agak terkejut mendengar pengakuan Sasuke langsung. "Jadi rumor itu memang benar?" Menaik satu alis terdengar seperti kata kurang yakin.
Sakura beberapa kali berkedip menyerapi perkataan barusan. Dia bahkan tiba-tiba terdiam tak jadi memberontak. "Apa maksud pak manejer?"
Sasuke lebih mendehului Gaara untuk menjawab pertanyaan Sakura. "Aku sudah mengatakan semua pada mereka, kalau aku anak kedua konglomerat dari PT. UA Corporation." Sasuke mendengkus pelan sengaja mengenai kulit telinga Sakura. "Mari kita buat rumor ini menjadi nyata." Berbisik pelan menarik ujung bibir. Tak lupa Sasuke menempelkan bibirnya pada pipi Sakura sekilas. Gadis itu tak menolak, merontah, marah, atau kesal di cium oleh Sasuke sembarangan, sebab dia terlalu syok dengan keadaan yang terjadi.
"Sudah benar mari kita rayakan pesta!" Seru staff laki-laki bersemangat dengan ke dua tangan mengepal ke udara. Lain pun sama bahkan sampai melompat-lompat dan berjoget riah.
"Bagaimana kalau kita piknik dan bakar-bakar barbekyu? Atau kita adakan pesta makan malam? Ata—" kegirangan staff laki-laki terpotong mendengar suara staff perempuan memberi rekomendasi tempat lain.
"Bagaimana kalau acara minum-minum?!"
"Wah! Sepertinya itu ide yang bagus!" Setujuh sang photografer.
Tanpa di ketahui siapa pun, persisihan paha Gaara—sebelah tangannya mengepal kuat menujuk sedikit urat tipis dan buku-buku jarinya mengeras hingga berubah memutih.
Tidak ada orang lain menyadari hal itu, selain Sasuke sempat memperhatikan seksama tangan Gaara tanpa ekspresi.
Garis bibir Sasuke tertarik tipis.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
NINKI [Sasusaku]
Fanfiction[ Slow update ] Beberapa chapter di revisi ♡ [ 🚫 Peringatan! Mengandung konten dewasa dan sedikit gelitikan, mohon bijak dalam membaca. Sekian dan terimakasih. ] "Apakah tak ada satu pun lelaki yang membuat mu tertarik?!" Kesal Ino sembari meyilang...