Part 16. ☪

90 3 0
                                    

اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad."

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad."

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

"Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadz dzaalimiin."

"Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."


Bercerita Berujung Fitnah

⭒✮⭒

Gus Irsyad yang berada diruang tamu sedang menonton tv mendengar panggilan dari Ayla,

"Gus!" Ucap Ayla yang menghampiri Gus Irsyad.

"Hmm, kenapa?" Jawabnya singkat.

"Itu.. hari ini Ayla nggak masak, jadi Gus mau nggak keluar makan malam sama Ayla sekalian jalan-jalan cari jajan."

Gus Irsyad menoleh melihat jam dinding,
sekitar pukul 08.30,

"Baik tapi sampe jam 10.00 aja ya," ucap Gus Irsyad.

"Emm," sahut Ayla sambil mengangguk.

Akhirnya mereka keluar, sesampainya diteras Ayla berucap, "Gus kita naik motornya Ayla aja, gimana?" Tawarnya.

"Ini malam loh nanti masuk angin,"

"Ya Gus padahal naik motor malam-malam terus kena angin seru tau"

Melihat Ayla yang mulai terlihat murung akhirnya Gus Irsyad pun setuju.
"Kali ini aja ya,"

"Iya," sahut Ayla sambil memeluk Gus Irsyad.

Seketika badan Gus Irsyad ngefreeze.

"Ah maaf Gus, Ayla terlalu seneng jadi reflek," ucap Ayla terbata-bata.

"Ini kuncinya," Ayla menyerahkan kunci motornya.

Gus Irsyad lalu menggambil dan menyalakan motor tersebut.
Ayla pun naik, dengan posisi duduk menyamping.

Dia tak memeluk Gus Irsyad, karena teringat bahwa mereka hanya mengangap hubungan mereka seperti sahabat saja walaupun mereka pasutri.

Diperjalanan, terlihat sangat banyak orang yang berlalu lalang dan banyak penjual kaki lima.

"Kamu kenapa nggak meluk saya, nanti kamu jatuh." Ucap Gus Irsyad.

"Haaa~ Gus ngomong apa? Ayla nggak denger."
Teriak Ayla dibelakang telinga Gus Irsyad.

Gus Irsyad memelankan laju motornya,
"Asstagfirullah.. kamu ini, saya bilang kenapa nggak meluk saya?"

"Owh~ nggak perlu Gus ini Ayla megang belakang motor kok,"

"Itu nggak aman Ayla, kalau memang kamu merasa nggak enak meluk saya ya pegang bahu saya aja."

Dengan agak ragu akhirnya Ayla memegang bahu Gus Irsyad,

Setelah beberapa menit berkendara akhirnya mereka singgah dipenjual nasi goreng.

"Wah~ wangi banget." Ucap Ayla lirih.

Seperti Rembulan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang