﷽
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad."
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad."
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadz dzaalimiin."
"Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."
☪ Bingung ☪
⭒✮⭒
Disinilah Ayla sekarang berada di ndalem dia menelusuri rumah itu menggunakan matanya. Dia melihat ada foto keluarga besar yang berada diruang tamu tersebut.
Akhirnya setelah duduk diam beberapa menit, Umi membuka suara "Ayla nak, jadi 2 minggu yang lalu Ayah dan Ibu kamu datang kesini, mereka bermaksud untuk mempersatukan keluarga kita.
"Memang sangat aneh, karena mereka yang datang sendiri untuk menjodohkan Kamu dan Irsyad, karena kami sudah lama berteman jadi.. kami menerima perjodohan ini."
"Kami tahu Ayah dan Ibu kamu belum meberitahukan soal perjodohan ini, karena mereka mengatakan bahwa akan memberitahu kamu saat kamu sudah lulus sekolah."
"Sekarang semuanya tergantung dari kamunya gimana? Apa mau tetap melanjutkan perjodohan ini, keputusannya ada dikamu sekarang."
Ayla membuka suara,
"Kalau boleh jujur, Ayla nggak pernah nyangka kalau Ayah sama Ibu bakalan Jodohin Ayla sama gus Irsyad,""Dan sekarang Ayla masih mencoba untuk mencerna semuanya Umi, jadi... kasih waktu buat Ayla ya untuk memikirkan soal ini." Ucap Ayla dengan nada yang sopan.
"Iya sayang kami bakalan menunggu jawaban dari kamu, dan kami harap jawaban kamu nantinya itu jawaban yang terbaik, Nak."
***
Setelah percakapan itu selesai, Umi meminta Ayla untuk menginap saja dulu agar dia tidak sendirian dalam keadaan sedih. Beliau kemudian mengantarkan Ayla ke kamar tamu yang sudah disiapkan. Sebelum masuk kamar, Ayla berpapasan dengan gus Irsyad, Ayla tersenyum tipis namun gus Irsyad sama sekali tidak meliriknya dia hanya menunduk dan terus berjalan ke arah kamarnya.
Ayla kemudian masuk ke kamar dan melihat lihat apa saja isi dikamar itu, kamar itu terlihat sederhana tapi sangat nyaman untuk seorang tamu, nuansa kamarnya yang berwarna biru muda membawa ketenangan dihati Ayla. Dan terlihat ada lafadz Allah dan Nabi Muhammad disudut kiblat kamar itu.
Ayla duduk dikasur dan melihat kearah luar jendela kamar itu. Dia termenung sejenak dan mengingat ngingat kebersamaannya dengan Ayah dan Ibunya. Dia tersenyum kecut mencoba untuk tetap tabah dan menerima kenyataan bahwa orangtuanya sudah tiada. Dan sekarang dia harus berjuang sendiri tanpa mereka. Suara Adzan membuyarkan lamunanya tandanya waktu sholat isya telah tiba. Dia memutuskan untuk mengambil wudhu lalu kemudian bersiap siap untuk sholat.
Selepas sholat, Dia berdoa untuk diberi petunjuk oleh Allah Swt. Apakah dia harus menerima perjodohan itu atau tidak.
"Yaa Allah, tolong kasih Ayla petunjuk! Ayla bingung harus bagaimana?! Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Rembulan (On Going)
Fiksi RemajaAyla Humaira Shafiyah seorang gadis yang baru berusia 17 tahun, karna kematian kedua orangtuanya dan permintaan mereka ia terpaksa harus menikah diusianya yang masih muda dengan seorang pria berusia 22 tahun lebih tua darinya. Dia adalah Irsyad Arra...