PART 15

274 22 1
                                    

(Tolong votenya untuk memberi semangat pada penulis guyss 🤗)

Kami duduk di kursi barisan E. Penonton di ruangan ini cukup ramai tapi tidak ada yang duduk di baris E kecuali kami. Untung saja aku cukup menyukai kartun, jadi tidak tertidur saat menonton dan bisa menyelesaikannya sampai akhir.

Lampu bioskop kembali menyala saat tulisan nama pengisi suara telah muncul di layar. Aku memperbaiki sepatu yang ku gunakan untuk bersiap-siap keluar dari ruang studio.

"Hai, Reyn." Suara panggilan namaku membuatku terkejut, karena menggema mengisi seluruh penjuru ruangan dengan wajah Reza yang muncul di layar tempat film dimainkan.

"Aku tau cara ku menyatakan perasaan kemarin sangat terburu-buru dan biasa. Tapi hari ini aku akan memperbaikanya. Untuk seseorang yang mampu membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, harusnya bisa mendapatkan awal yang istimewa bukan ?. Mungkin terbilang gombal tapi kamu harus percaya kalau kamu adalah perempuan pertama yang bisa bikin aku jatuh cinta."

"Wooaahh huu.." Sorakan menggema mengisi ruang bioskop saat Reza mengatakan itu. Beberapa penonton juga sibuk mencari keberadaan perempuan yang dibicarakan oleh laki-laki yang ada di layar.

"Walau ini pertama buatku, tapi akan ku usahakan untuk menjadi akhir dihidupmu. Sebelumnya aku ingin berterima kasih karena sudah hadir di dunia ini dan memberikan kebahagiaan yang mungkin tak pernah kurasakan sebelumnya. Ku harap kamu mau menerima laki-laki yang tidak sempurna ini. Kamu maukan Reyn jadi pacarku ?". Video itu berhenti dengan Reza menggenggam bucket bunga tulip ungu.

Bunga yang melambangkan kesetiaan yang sempurna juga sebagai ungkapan cinta pada pandangan pertama di negara Belanda. Sesuai dengan perasaan Reza saat ini.

Para pengunjung berteriak dengan kompak mengatakan "Terima, terima, terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para pengunjung berteriak dengan kompak mengatakan "Terima, terima, terima." Sambil bertepuk tangan.

Saat aku menoleh ke arah Reza, ternyata dia juga memegang bunga yang sama dengan yang ada di layar itu. Dengan posisi ku yang masih duduk sementara Reza telah berdiri, aku menutup wajahku karena merasa sangat malu.

Bagaimana cara dia menampilkan video itu ke sana ? Sejak kapan bunga itu dia bawa ? Kapan dia menyiapkan semua ini ?. Semuanya tak masuk ke logikaku tapi berhasil mandobrak masuk ke hatiku. Perlukah aku meragukan keseriusannya ini dan menyamakannya dengan dia yang telah memberiku luka ?.

"Ku harap kamu bisa menjadi obat, Za." Ku ambil bunga yang diberikannya itu lalu Reza menarikku kepelukannya. Suara tepuk tangan dari beberapa pengunjung juga ikut serta merayakan hari jadi kami.

Kami menghabiskan waktu dengan duduk sambil berpegangan tangan di tempat semula, menunggu barisan para pegunjung yang mengantri keluar. Hampir tidak ada percakapan selama 5 menit itu, karena kami sibuk dengan pikiran masing-masing dan perasaan bahagia.

"Ohh ya, Reyn. Maafin aku, kemarin waktu pulang dari lomba harusnya aku yang nganterin kamu pulang. Tapi karena mendadak ada acara bareng pelatih, jadinya kamu harus pulang sendiri." Ucap Reza. Yang rupanya masih mengingat hal itu.

Walau aku memang mengharapkan pulang bersamanya, tapi aku tidak begitu kecewa karena perasaan kesalku lebih besar terhadap Dinda yang menciptakan keadaan itu.

"Kamu nggk perlu minta maaf kok, toh dari awal emang Dinda yang ngebet biar kamu yang anterin pulang."

"Ngomong-ngomong soal Dinda, sekarang kabarnya sama Rama gimana yah hahah". Ucap Reza.

Aku mengecek hp ku apakah ada pesan dari Dinda atau tidak. "Kayaknya mereka udah baikan sih dan pasti lagi sibuk pacaran, soalnya nggk ada kabarnya sama sekali".

"Ya udah kalo gitu kita sibuk pacaran juga aja." Ucap Reza.

"Emang orang pacaran sibuk ngapain sih ?" Tanyaku.

"Hmm nggak tau, aku baru pertama kali pacaran." Jawab Reza.

"Sama aku juga." Kami saling bertatapan dan tertawa satu sama lain. Lebih tepatnya menertawakan diri masing-masing.

"Ngomong-ngomong kamu menyiapkan ini sejak kapan ? Trus gimana caranya video kamu tampil di layar itu ?". Aku menanyakan semua hal yang membuatku bingung dengan upaya yang Reza lakukan.

"Penasaran yah ? Aku udah keliatan keren belom di layar tadi ?". Bukannya menjawabku dia malah bertanya balik padaku.

"Hmm, keren nggak yah?".

"Yaahh, kok gitu sih. Reyn kamu tau nggak banyak loh anak sekolahan yang pengen jadi pacar aku, tapi yang berhasil dapatin aku ya kamu, harusnya kamu bangga dong bisa jadian sama kapten bola super ganteng ini." Reza membicarakan dirinya dengan sangat percaya diri.

"Reza, kamu kok PeDe banget sih." Aku memukul bahunya karena geli mendengar ucapannya.

"Reza ?. Harusnya kita punya nama panggilan khusus juga kan ? Kayak Rama sama Dinda ?".

"Yaa ampun, kita baru jadian beberapa menit yang lalu, sekarang kamu udah mikir itu ? Semangat banget". Ucapku

Karena asik bercanda, ternyata pengunjung yang mengantri untuk keluar sudah tidak ada lagi. Aku dan Reza keluar dari bioskop dan berjalan-jalan mengelilingi mall sebelum pulang ke rumah.

Jadi seperti ini rasanya dicintai oleh seseorang yang diinginkan oleh banyak orang ? Fansnya Reza bakalan terima aku dengan baik nggak yah ?. Overthinking ku mulai berkerja saat berada di atas motor Reza, di samping itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana perasaan hatiku saat ini.

Sangat bahagia. Ku harap bisa seterusnya seperti ini.

Aku melingkarkan tanganku ke perut Reza yang sebelumnya hanya menggenggam jaketnya, menyandarkan kepalaku di punggunggungnya. Menikmati perjalan pertama kami sebagai sepasang kekasih yang melewati pantai.

Aku melihat matahari mulai terbenam karena waktunya telah tiba. Tapi hanya aku yang melihat matahari terbenam itu, karena Reza sibuk dengan memandangi jalanan, mengendarai motor yang kami gunakan. Walau pemandangan kami berbeda, perasaan kami tetap sama indahnya.

—————————————— To be continue ——————————————

—————————————— To be continue ——————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AL-FATH (half of Dust)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang