PART 29

157 11 6
                                    

(Tolong votenya untuk memberi semangat pada penulis guyss 🤗)

Gue memutar gas motor kencang, tanpa menutup kaca helm biar angin menyapu mata gue yang terlanjur memerah hebat.

Brruuummm ... bruumm... bruumm...

Tanpa arah, gue cuman mengikuti jalan tol sampai ke ujungnya dan lanjut pergi ke jalanan besar yang sepi dengan kecepatan tinggi. Melaju tanpa arah dan hambatan.

Karena merasa sudah lelah, Reza memberhentikan dan turun dari motornya. Melepaskan helm dan melemparnya ke trotoar jalan dimana tak ada sama sekali kendaraan yang berlalu-lalang.

"Aaaaaaaahhhhhh !!!". Teriak Reza.

Kok bisa, gue se-gak waras ini sama perempuan. Gue bisa aja pacaran sama banyak cewek, tapi yang gue mau cuman Reyn doang. Gue gak bisa kalo bukan sama Reyn, tapi ... kenyataannya Reyn bakal terluka kalo bareng gue.

Sebagian laki-laki memang memiliki karakter yang senang bermain dengan banyak wanita, mendekati lebih dari satu perempuan dan memberi label mana yang bisa menjadi simpanan mana yang bisa menjadi masa depan. Tapi tak jarang, walaupun langka, jenis laki-laki setia sejak awal juga memang ada. Dan salah satunya mungkin ... Reza.

Bukan karena ketertarikan akan wajah, tapi memang love click benar adanya.

—————————————————————————

Reza menghabiskan waktunya lebih banyak untuk bermain futsal, dia juga mulai bermain basket bersama anak-anak kompleknya dengan harapan kesibukannya itu bisa membuatnya melupakan Reyn sejenak. Dan benar, Reza memang bisa melupakan Reyn. Hanya saja, saat malam hari tiba. Reza akan merasakan kekosongan yang membuat hatinya benar-benar merasa sepi.

Sudah hampir 2 pekan Reyn memblokir nomor Reza juga akun social media lainnya. Segitu sakitnya kah jadi Reyn sampai dia gak mau ngasih kabar apapun ke gue.

Karena sudah kelas 3, Reza telah menambah deretan penggemar dari siswa baru yang ada di kelas 1. Belum lagi, Reza makin aktif untuk latihan di ruang olahraga, walau sebenarnya dia hanya menghabiskan waktu dan tenaga saja supaya tidak merasakan perasaan bernama galau itu. Tapi yang benar saja, para cegil itu semakin sering pula datang untuk nongkrong di aula latihan.

Sejak kabar mereka putus, semakin banyak chat dari nomor baru yang masuk ke what's up Reza. Tapi bukan Reza namanya jika tidak friendly pada semua orang. Reza bahkan paham motif dari perempuan-perempuan yang mencoba mendekat itu, mereka membangun topik yang memang berupa suatu keperluan dan setelah itu para perempuan itu akan memperpanjang percakapaannya.

Walau merindukan Reyn, membalas pesan cewek-cewek haus perhatian itu menjadi hiburan Reza saat malam menghampiri. Lumayan, ada yang menjadi penghantar tidur.

Di sekolah saat berpapasan dengan Reyn atau saat tidak sengaja mata kami bertemu, Reyn terus saja menundukkan pandangannya. Bahkan jika dia melihat gue dari jauh, Reyn lebih memilih buat mutar balik, menghindar untuk lewat depan gue.

Perasaan dia minta break doang, tapi kenapa malah jadi asing banget sih ? Bisa-bisanya dia ngebuang gue secepat itu.

Gue gak paham apa yang ada dipikiran Reyn kali ini. Apa dia bener-bener membenci gue karena kelakuan orang-orang yang suka sama gue ? Gue emang egois kalo minta dia bertahan, tapi apa emang dia gak bisa berjuang bareng gue aja ?. Reza mengacak rambutnya kasar.

Melihat sikap Reyn yang seperti itu, membuat Reza kerap kali berjalan melewati kelas Reyn hanya untuk melintas mengobati rasa rindu. Aku kangen banget sama kamu Bunny. Kamu gak kangen sama aku ? Kamu apa kabar ? Kamu makan dengan baikkan ? Ada yang nyakitin kamu lagi gak ?.

Pertanyaan yang tak pernah sampai pada gadis itu dan hanya berputar di pikiran Reza saja.

"Za, gimana ? Udah kamu fikirin gak jawabannya ?" Ucap ketua cheerleaders SMA Nusa Harapan itu.

Reza yang sedang memantul-mantulkan bolanya ke lantai baru tersadar setelah Lisa mengguncang lengannya.

"Ha ? Jawaban apa ?".

"Ituloh, soal kita. Ayoo jadian ! Aku tau kok hati kamu memang buat Reyn tapi gak ada salahnya jalanin aja dulu sama aku, siapa tau seiring berjalannya waktu, aku bisa gantiin dia. Aku juga gak masalah kalau kamu manfaatin aku cuma buat Reyn cemburu aja. Yaa daripada sakit hati sendiri mending kamu pura-pura bahagia. Itu cara balas dendam ke mantan pacar tau, harus terlihat lebih bahagia dibanding dia."

Cewek gila ! Bisa-bisanya dia menawarkan diri untuk dimanfaatin. Tapi sebenarnya gue juga penasaran sama reaksi Reyn seperti apa. Apa gue coba aja yah ?

Gue gak menolak perkataan Lisa tapi juga tidak menerimanya. Lisa hanya menyimpulkan jawabannya sendiri.

"Kamu diam dan gak nolak. Artinya iya dong ? Benerkan Za ?. Yeeyyy, Reza jadi pacar aku. Haha, semua harus tau berita ini." Lisa melompat-lompat kegirangan sambil sesekali memeluk lengan Reza.

Kabar mengenai gue jadian sama Lisa tersebar dengan cepat. Tapi seperti itu, tidak ada klarifikasi apapun dari gue yang membenarkan atau menolak kabar itu. Cuman, gue emang gak pernah melarang Lisa buat dekat ataupun meluk gue saat gue tau Reyn ada di sekitar radar gue, sekalinya dia pergi tentu sajalah gue nyingkirin tangan Lisa dan menjauh.

Sebenarnya walau tanpa kontak dengan Reyn sama sekali, gue sesekali ke rumahnya buat silaturahmi sama orang tuanya . Reyn ternyata tidak menceritakan perihal dirinya di sekolah ke orang tuanya, orang tuanya hanya berfikir bahwa kami hanya sedang dilanda konflik personal yang biasa terjadi pada hubungan pasangan. Jadi yang gue temuin kalau ke rumahnya cuman tante Mira aja atau om Irwan

POV Reza END

Setelah berkata untuk break pada hubungan kami, aku tetap merasa sakit. Bukan luka pada wajahku melainkan di dadaku. Dadaku terus saja terasa sesak walau sudah menangis. Aku gak boleh kelihatan sedih kalau masuk rumah. Mama sama papa juga gak boleh tau aku nangis karena Reza.

Aku hanya belum terbiasa dengan kehidupannya yang ramai itu, tapi semoga setelah menenangkan diri aku bisa menerima semuanya. Tenang Reyn kamu hanya perlu mempelajari kehidupan Reza yang dipenuhi banyak manusia itu.

Agar bisa fokus menenangkan diri, aku memblokir semua akses untuk betemu dan berkomunikasi dengan Reza, itu karena aku selalu merasa ingin minta untuk balikan.

Dan yang perlu ku lakukan saat ini hanyalah membuat diriku bersinar agar bisa sebanding dengan Reza. Tapi apa yang harus ku lakukan agar bisa bersinar ?

Sudah dua pekan aku memikirkan itu tapi belum ada jawaban yang ku temukan, kabar mengenai kami putus pun juga sudah tersebar, dan begitulah. Tak ada lagi yang membully ku. Hanya saja tetap ada yang berbicara sambil bisik-bisik itu.

"Sepertinya peletnya habis"

"Emang bagusan putus tau, gak pantes dia mah sama Reza".

Begitu kira-kira ucapan mereka. Tapi selain mereka ada yang lebih menggangguku.

Dinda. Dia sangat berisik dan selalu meminta penjelasanku.
—————————————— To be continue ——————————————

—————————————— To be continue ——————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AL-FATH (half of Dust)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang