PART 24

183 12 8
                                    

(Tolong votenya untuk memberi semangat pada penulis guyss 🤗)

Reza masih sibuk memperkenalkanku dan bercanda dengan teman-temannya, sementara aku hanya diam membisu tak tersenyum sama sekali.

"Ehh yaudah gue balik duluan yah". Pamit Reza yang tetap menggenggam tanganku sambil berjalan.

"Gimana latihan soalnya bunn ?"

"Bunny ? Hey..". Langkah Reza terhenti. Begitupun denganku.

"Kamu kenapa ? Kamu sakit ?". Reza menempelkan punggung tangannya di dahiku, mengecek suhu tubuh apakah aku demam atau tidak.

Iya aku sakit. Hatiku sakit banget Za, ternyata gak gampang punya pacar yang disukai banyak perempuan walau hati kamu cuman buat aku. "Ahh nggk, aku gak sakit, kamu tadi ngomong apa ?".

Reza mengulang kembali tertanyaanya lalu ku jawab seadanya.

"Kamu kenapa sih hari ini ? Kayaknya lesu banget. Ada masalah apa hmm ? Kamu gak mau cerita ? ".

"Gak ada apa-apa kok. Aku cuman capek aja, pengen istirahat."

Sampai di rumah aku juga ditegur mama karena kembali dengan wajah yang teramat lesu. Mama beberapa kali menanyakan apakah aku sakit atau lagi berantem dengan Reza. Tapi tetap ku bilang baik-baik saja, hanya kelelahan dan tidak ingin diganggu.

Malam ini air mataku terus jatuh dengan dada sesak karena menahan suara tangisan agar tidak terdengar oleh orang rumah. Aku tidak mau membuat orang tuaku khawatir dengan kejadian yang bahkan diriku sendiri juga menganggapnya remeh. Karena aku tau kalau bercerita pada orang-orang terdekatku tentu saja mereka hanya akan mendukungku, mengatakan bahwa aku lebih baik dari orang-orang yang berbicara buruk itu.

Tapi aku tak tahu kenapa harus menangis sesedih ini ? Sepertinya memang aku terluka dengan ucapan Lisa tadi.

Sudah dua bulan aku mendiamkan perilaku orang-orangnya yang tidak menyukai hubungan kami tanpa menceritakannya ke siapapun. Menyimpan rahasia tentang teror yang ku dapat dari nomor yang tidak ku kenal dan bulliying yang sebenarnya tidak diketahui oleh siapapun.

Anehnya, rasa sakit hatiku itu malah ku lampiaskan pada Reza. Sikapku terus saja menjadi semakin dingin dan selalu mencoba menghindarinya. Seakan-akan rasa sakit itu berawal dan bermula darinya. Walau di hati kecilku berkata bahwa akulah yang tidak pantas bersama bintang sepertinya.

Kehidupanku yang tenang dan menyenangkan dulu seketika berubah menjadi drama karena berurusan dengan perempuan-perempuan drama queen sekolah.

Ku kira semua yang ku tonton di drama korea dan novel bacaan yang ku baca hanyalah cerita fiksi belaka, ternyata manusia-manusia alay dan jahat juga benar ada di dunia nyata.

"Reyynn ..". Panggil Reza saat aku berusaha masuk ke perpustakaan.

"Bunnyyy, heyy.. stop". Reza menggenggam erat tanganku. Tapi aku tidak bisa menatap wajahnya karena khawatir air mataku jatuh.

"Kamu kenapa sih 2 hari ini, tiba-tiba menghilang tanpa kabar ? Telpon gak diangkat, kontak ku di blokir, aku ke rumah kamu buat jemput tapi udah pergi duluan, dicariin di kelas juga gak ada. Tiap pulang sekolah aku juga gak bisa nemuin kamu. Aku ada salah sama kamu ? Kamu bilang Reyn. Akhir-akhir ini kamu berubah dan menjauh tanpa aku tau masalahnya apa. Aku minta maaf kalau ada salah. Jangan silent treathment gini. Hmm  ?" Ujar Reza lalu memegang kedua pipiku membuatku menatap wajahnya.

AL-FATH (half of Dust)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang