Sudah sepekan acara prom night berlalu, artinya teman-teman seangkatanku sedang sibuk menunggu pengumuman kelulusan mereka di PTN pilihannya. Begitupun dengan Reza yang juga menunggu kabar SNMPTN nya di UI, dia mengambil jurusan Ekonomi Bisnis untuk kuliahnya.
Seperti yang ku ketahui, Reza mengikuti keinginan ayahnya untuk menjadi penerus dari bisnis sepatu ayahnya. Katanya jika memiliki uang yang banyak dia bisa membeli stadion bola untuk dirinya sendiri, seperti itulah ucapan dari pemilik cita-cita pemain bola itu.
Aku sendiri tidak mendaftarkan diri di universitas negeri dan lebih memilih kuliah di universitas swasta, karena bagiku sekolah negeri terlalu banyak manusianya berbeda dengan universitas swasta yang biasanya lebih sedikit.
Memang univ swasta lebih mahal di banding bersekolah di universitas negeri, tapi syukurnya orang tua ku mampu menyekolahkanku di sekolah yang ku inginkan itu. Walaupun sebenarnya setiap tempat memiliki positif negatifnya masing-masing, jadi bukan sebagai pembanding bahwa swasta lebih baik dari negeri ataupun sebaliknya.
Aku mendaftarkan diri ke sekolah khusus psikolog yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit swasta yang ada di Jakarta. Institute Psychology of Jakarta, biasanya orang-orang menyebutnya IPJ.
Keinginanku menjadi seorang psikolog itu karena aku senang mempelajari perihal manusia dan perasaannya, terlebih lagi soal penyembuhan luka batin yang dimiliki oleh manusia.
Belajar dariku yang memiliki keluarga baik dan minim inner child negatif dari orang tua tapi rupanya memiliki pengalaman buruk dengan teman-teman sekolah, hal itu yang memotivasiku untuk belajar cara mengendalikan perasaan agar bisa lebih baik dan sembuh dari trauma, prinsipku sebelum bisa menolong orang lain pastikan diri sendiri sedang tidak butuh bantuan, agar membantu orang lain bisa maksimal dikerjakan.
Berhubung kampusku universitas swasta, jadi tidak perlu menunggu jadwal masuk kuliah sesuai aturan pemerintah.
Aku lebih dulu masuk berkuliah dibanding teman-temanku. Bicara soal teman, Dinda dan Rama juga mendaftar di PTN dan sedang menunggu pengumumannya, jadi hanya aku yang sedang sibuk untuk menyiapkan mos pertamaku.
Jarak kampus dengan rumahku cukup jauh, juga arahnya bersebrangan dengan arah rumah sakit ayahku. Jadi aku meminta izin orang tuaku untuk ngekos disekitar kampus.
Sebenarnya orang tuaku tidak ingin karena aku memiliki kendaraan pribadi untuk bolak balik kampus, tapi ku bilang ingin merasakan namanya merantau agar lebih mandiri walaupun sebenarnya hanya berjarak beberapa kilometer saja dari rumah. Itupun jadwal kuliahku hanya ada 4 hari dari senin sampai kamis, jadi hari itu sajalah aku berada di kosan dan sisanya aku pulang ke rumah.
Orang tua ku akhirnya membolehkan setelah diskusi panjang kami, tapi papa melarangku memberitahu Reza perihal 'aku ngekos', itu karena papa tidak ingin Reza berkunjung ke kosanku. Bahkan sekalipun jika Reza mengatahui aku tidak tinggal di rumah, papa tetap saja melarangku menerima Reza untuk bertamu jika itu di kosan. Dan hal itu yang menjadi syaratku untuk bisa berpisah tinggal dengan mereka.
Padahalkan aku tak perlu membawanya masuk ke kamar, karena kosanku memiliki teras yang ada kursi dan mejanya di luar. Tapi tak apa, lagipula sepertinya kami akan sibuk dengan kegiatan masing-masing kecuali mungkin pada waktu weekend saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-FATH (half of Dust)
RomanceMenjadi seorang mahasiswi jurusan psikologi di universitas swasta khusus psikolog, membuatku harus menjadi perawat VIP dari salah satu korban pemerkosaan yang terjadi sewaktu dia bersekolah di SMP. Zaura, gadis sholehah nan pandai namun mengalami p...