(Tolong votenya untuk memberi semangat pada penulis guyss 🤗)
Aku menceritakan awal mula Reza menyatakan rasa, di mulai saat kami berada di acara lomba peringatan hari pahlawan di kantor dinas kemarin. Reza menyatakan rasanya secara spontan dan tidak terencana, makanya dia mengulanginya lagi dengan suprise saat di bioskop.
"Wait wait, waktu gue berantem sama Rama dan kita ke bioskop ? Itukan semester satu Reyn dan bentar lagi kita naik kelas tiga nih. Lu udah jadian 6 bulan yang lalu ?". Ekspresi wajah Dinda menunjukkan ketidakpercayaan, bibirnya membentuk huruf o karena terkejut dengan kabar yang di dengarnya itu, dia bahkan menggunakan jarinya untuk menghitung kebenaran dari waktu kejadian.
Dinda bingung, bagaimana bisa aku menyembunyikan status selama itu sendirian ? Ah, maksudnya hanya berdua. Hanya kami yang mengetahui status kami sebagai pasangan.
Ku bilang kalau aku tidak ingin menjadi terkenal di kalangan siswa, aku takut mendapat perhatian besar karena berpacaran dengan idol sekolah. Karena itu aku meminta pada Reza untuk menyembunyikan hubungan kami.
Aku juga menceritakan bagaimana gaya berpacaranku pada Dinda. Mungkin terkesan membosankan jika orang lain mendengarnya tapi bagiku dan Reza, gaya pacaran yang harus menjaga diri dari publik cukup menyenangkan untuk pasangan yang pertama kali merasakan kata pacaran itu.
Banyak hal yang kami bicarakan di telpon, mungkin hampir 3 jam aku bercerita pada Dinda dan menjawab semua pertanyaan yang ingin diketahuinya.
"6 bulan pacaran, kontak fisiknya udah sampe mana nih ?". Tanya Dinda. "Dah pernah kissing gak ?" Sambungnya.
"Ya enggak lah. Mana boleh, kan belom nikah."
"Lu polos banget yah Reyn. Cowok tuh butuh itu saat pacaran kalo gak dia bakal cari sama cewek lain buat lakuin itu. Cewek di sekitar Reza banyak loh Reyn, bisa ajakan dia main di belakang lu"
Aku hanya diam mendengar ucapan Dinda, emang perlu banget kita ngelakuin itu ?. Walau membela diri bahwa Reza bukan orang yang seperti itu tetap saja aku memikirkan ucapan Dinda.
"Ahh lu mah Din. Kepala gue kan lagi sakit, ngapain nambah beban pikiran gue sih."
"Hahah, sorry.. sorry.. gue cuman becanda kok. Jangan di bawa serius yah. Jangan minta sama Reza juga lu, pliss. Gue serius gue cuman becanda itu."
"Hmm ya udah iya." Ku akhiri percakapan kami dengan menggeser panel telpon yang ada di layar. Aku benar-benar memikirkannya. Mungkin saja Reza malu mengatakan hal itu dan butuh aku untuk berinisiatif. Hati dan pikiranku benar-benar tidak nyaman, apa aku melakukan kesalahan selama ini ?.
Aku membutuhkan waktu 5 hari untuk beristirahat, menunggu benjolan yang ada di kepalaku mengempes walau hasilnya belum sepenuhnya hilang. Selama 5 hari di rumah, Reza ingin sekali mengunjungiku tapi selalu ku tolak karena malu. Aku gak mau ketemu, aku jelek banget ini. Bahkan sering mengancamnya putus jika ia tetap nekad datang ke rumahku, jadi dia hanya mengirim buah-buahan saja menggunakan jasa pengiriman online.
—————————
Hari ini hari terakhir agenda porseni, jadi aku berniat untuk datang ke sekolah sebelum libur sekolah dilaksanakan. Karena hari terakhir, tentu saja isinya adalah pengumuman juara lomba yang sudah dilakukan selama sepekan.
Setelah penyerahan hadiah, pemenang lomba seni kembali tampil untuk melakukan pertunjukan. Sekaligus pertanda sebagai selesainya kegiatan sekolah kami. Para pemenang stand up comedy, cover dance dan band maupun solois akan dipanggil satu persatu oleh MC untuk naik ke atas panggung.
"Penampilan selanjutnya dari kelas XI MIPA 4". Ucap MC memanggil sang juara 2 lomba Vocal Group/Band.
Beberapa orang telah menaiki panggung sambil membawa alat musik mereka. Ada yang membawa stick drum, gitar, dan mike.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-FATH (half of Dust)
Любовные романыMenjadi seorang mahasiswi jurusan psikologi di universitas swasta khusus psikolog, membuatku harus menjadi perawat VIP dari salah satu korban pemerkosaan yang terjadi sewaktu dia bersekolah di SMP. Zaura, gadis sholehah nan pandai namun mengalami p...