PART 49

127 18 2
                                    

(Tolong votenya untuk memberi semangat pada penulis guyss 🤗 komen juga kalau ada hal relate sama kalian)

Perasaan sedih, sakit, dan marah Zaura akan takdir tentu saja membuatnya membenci keadaan bahkan dengan pencipta-Nya sendiri.

Di usia yang semuda itu, disaat seluruh temannya sedang mempersiapkan diri untuk masa depan masing-masing, dia harus kehilangan masa depannya (?).

Sambil memperbaiki luka fisik akibat beberapa cederanya, dia masih harus memperbaiki mentalnya yang terluka yang sekarang sudah menyakiti pikirannya sendiri. Para setan itu seakan berkumpul dikepalanya dan menyemangatinya, lalu berkata "Allah itu jahat karena tidak menolongnya disaat yang paling dibutuhkannya. Tuhan itu tidak ada, seperti pertolongan-Nya yang tidak ada."

Dia harus bertarung dengan pikirannya sendiri yang dia sendiri tidak tahu apakah itu hanya halusinasi atau memang dirinya sendiri pemilik ucapan dalam pikirannya itu.

Setelah 2 tahun berlalu dengan berbagai usaha pengobatan dan support dari orang tuanya, Allah kembali memberi Zaura luka yang dalam, disaat kondisi psikis Zaura mulai membaik.

Ibunya pergi menghadap Tuhannya untuk selamanya karena kecelakaan.

Siapapun bisa membayangkan kemarahan Zaura di saat itu. Disaat alasan bertahan hidup satu-satunya adalah karena ibunya yang terus menerus memberinya semangat untuk sembuh, kini dia kehilangan alasan utamanya untuk melanjutkan hidup.

Sudah berlalu setahun kepergian ibunya dan yang dilakukan Zaura hanyalah menatap keluar jendela dengan pandangan kosong tidak memikirkan apapun. Tak ada harapan untuk hidup, tapi memilih untuk mengakhiri hidup juga tidak Zaura lakukan.

[ FLASH BACK OFF ]

"Jadi rencana kamu kalau udah masuk waktu magang, mau tinggal di rumah ini atau mau bolak balik kosan ?". Tanya Mr. AL kembali membuka percakapan.

"Eeumm, menurut Mr. Bagusnya gimana ?".

"Kamu tinggal di sini aja sih, biar gampang observasinya. Biar makin mudah dekat sama Ara juga ." Aku menangguk pelan mengiyakan pendapat itu.

"Kalau gitu, sepekan lagi kamu tinggal di rumah ini, nanti saya bakal minta mbok siapin kamar buat kamu. Hmm ... saya titip Ara di kamu yah Reyn." Ucap Mr. AL

"Mr. ? Saya boleh tau gak kesukaan Ara apa ? Atau hal apa yang kira-kira nyambung buat saya bahas bareng diawal ngobrol ?".

"Hmm.. apa yah, Ara suka gambar kartun apalagi beruang dan itu terapinya berhasil waktu proses penyembuhan setelah pemerkosaan, tapi setelah ibu meninggal Ara balik sakit lagi. Dokternya pernah coba buat Ara mau balik gambar tapi hasilnya malah makin buruk, Ara sering buat lingkaran hitam semacam terowongan begitu dan habis itu bakal histeris sendiri. Makanya sekarang gak ada alat tulis di dalam kamarnya."

"Alasannya Ara gambar begitu dia pernah cerita ?". Mr. AL menggeleng pelan.

"Sebenarnya saya dan papa sudah ditahap menyerah dengan kesehatan Ara, dia benar-benar seperti mayat hidup sekarang yang gak punya jiwa. Saya gak berharap banyak juga kok sama kamu, jadi tidak perlu memaksakan diri yah."

Jadi aku harus apa kalau semua usaha sudah dilakukan oleh keluarga ini ?

Huufftt !! yang penting usaha dulu gak sih ? hasilnya biar Allah yang urus. Ikhtiar milik manusia kan ?

——————————————————————————————

Sudah 15 hari aku berada di rumah ini, melakukan pendekatan pada Zaura tapi hasilnya nihil, ingin mendapat kedekatan dengannya, bicara saja. Zaura tidak pernah mau melakukan hal itu. Tapi tidak masalah, karena memang Zaura tidak pernah berbicara pada siapapun setelah ibunya meninggal.

AL-FATH (half of Dust)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang