"Eh, ci tunggu dulu ci" Gracia ingin menahan Shani namun langkahnya kalah cepat.
Dan disinilah mereka sekarang....
"Kak Vian" panggil Shani ketika sudah berada didekat Vian
"Sh...shani" Pria itu nampak terkejut mendapati Shani sudah berada disana.
"Sayang, dia siapa? Adik kamu?" Tanya seorang wanita yang berada di samping Vian
"Sayang?? Kak dia siapa?" Kini Shani tak mampu menahan sesak yang ada dihatinya, Gracia hanya mampu mengelus pundak sang kakak untung menenangkannya.
"Vian, siapa dia?" Wanita itu kembali berbicara
"D..dia adik kelasku waktu SMA honey" jawab Vian, sontak jawaban itu sangatlah menyakitkan buat Shani
Shani tak kuat lagi rasanya berada disana, sebelum ia pergi terlebih dahulu Shani menampar pria itu cukup keras hingga wajah pria itu langsung memerah.
Gracia yang hendak menyusul Shani pun tak ingin melewatkan kesempatannya, ia langsung memberi pukulan di area perut dan wajah Vian hingga pria itu pun tersungkur.
"Cowok brengsek kayak lo ga pantes buat kakak gue yang speknya bidadari, eh tante asal lo tau ya laki lo ini berengsek, dia pacaran sama kakak gue 2 tahun berarti dia selingkuhin lu dan kakak gue, otak lu segera di pake deh Tante" ucap Gracia dengan maksud tertentu
Setelah mengatakan hal tadi Gracia berlari menyusul sang kakak yang entah sudah berlari kearah mana. Gracia menelpon berkali-kali namun tak juga ada jawaban. Bahkan dimobil mereka pun tak ada.
Di sisi lain, seorang pria tengah menunggu jadwal penerbangannya. Ia terus berkirim pesan dengan adik kesayangannya, dan tentunya dengan para sahabatnya. Yah pria itu adalah Farzeen, kali ini ia akan pergi untuk melakukan perjalanan bisnis, di usia-nya yang masih sangat muda Farzeen harus disibukkan dengan berkas dan meeting.
Seperti hari ini Farzeen diminta sang ibu untuk menemui client-nya yang berada di jogja. Sebenarnya ada masalah dikeluarga Farzeen, sehingga sang mami meminta Farzeen untuk mulai belajar mengelola perusahaan mereka. Karena cepat atau lambat memang harus Farzeen yang memimpin. Sebenarnya Farzeen adalah anak yang ceria, namun sebuah kejadian membuatnya harus merelakan kisah mudanya untuk fokus pada perusahaan sehingga membuat ia menjadi sosok cuek dan pendiam. Bisa dikatakan ia di paksa untuk menjadi dewasa oleh keadaan.
"Kak Fen, Zeen mau ketoilet dulu ya" Farzeen pamit pada sekretarisnya itu.
"Iya Zeen nanti langsung balik kesini ya kalau sudah"
"Iya kak"
Setelah menuntaskan hajatnya, Farzeen hendak kembali menemui sekretarisnya. Namun tak sengaja ja melihat seorang wanita duduk sambil menangis. Farzeen berjalan menghampirinya dan langsung menyodorkan sebuah sapu tangan miliknya.
"Pakai saja" gadis itu langsung mengambil sapu tangan itu
"Terimakasih" Farzeen hanya mengangguk
"Tunggu" tahan Shani, yah gadis itu adalah Shani Adera Natio.
Farzeen menghentikan langkahnya, niatnya ingin membelikan Shani minuman untuk menenangkan gadis itu. Namun sepertinya Shani berfikir sebaliknya, Shani fikir Farzeen akan meninggalkannya begitu saja.
"Kenapa?" Tanya Farzeen
"Bisa temani saya dulu" pinta Shani
"Bu ketos bisa nangis juga ternyata" sindir Farzeen dan kini ia ikut duduk di samping Shani
"Eh- lo tahu dari mana saya ketua osis?" Bingung Shani
"Saya adik kelas lo kak" ucap Farzeen, tangannya tiba-tiba terulur dan menarik kepala Shani untuk bersandar di bahunya.
"Nangis aja sepuasnya kak biar lega, waktu saya masih 1 jam jadi saya temani kakak disini dulu" mendengar perkataan Farzeen, entah mengapa Shani justru kembali terisak.
30 menit berlalu,
Drrtt...drrttt...
'Halo'
'.....'
'Iya kak, tunggu sebantar ya kak ada problem dikit'
'....'
'Oke kak'
Panggilan pun terputus...
"Eh sorry, saya jadi halangi kegiatan lo ya?" Shani tak enak
"Udah gapapa kok kak, jangan nangis lagi ya apapun masalah yang lo lagi hadapi sekarang yakin aja itu yang terbaik buat lo kak, pasti nanti akan ada hal indah setelah tangis ini. Semangat buat hari esok" ucap Farzeen sembari berdiri dari duduknya
"Sorry kak saya tidak bisa berlama-lama lagi, saya harus pergi" lanjutnya, tangan Farzeen kembali terulur untuk menghapus jejak air mata yang tadinya mengalir di pipi cantik seorang Shani.
"Tunggu, siapa nama lo?" Tanya Shani saat Farzeen hendak pergi
"Farzeen" ia pun berlalu setelah mengatakan namanya.
Sedangkan Shani, ia nampak tersenyum memandangi punggung pria tampan itu.
"Terimakasih Zee" gumamnya sembari menggenggam sapu tangan pemberian pria itu.