M.K 26

2.2K 147 3
                                    

2 minggu telah berlalu...

Perlahan namun pasti, itulah kata yang tepat untuk seorang Farzeen. Meski keduanya sama-sama saling merindu namun gengsi masih bersarang disana, terutama Shani yang malah menganggap kecelakaannya ini membuat Zeen jadi mengkasihaninya. Padahal sebenarnya memang Zeen ingin kembali pada Shani namun karena rasa takut dan egonya membuat Zeen memilih untuk tetap pada kondisi jauh.

Namun sekarang keadaan sudah berubah, meskipun sempat diusir, di acuhkan oleh Shani. Namun Zeen tetap dengan sabar dan telaten membantu mengurus Shani selama di rumah sakit. Bahkan kini kondisi Shani sudah berangsur membaik, itu semua juga tak lepas dari bantuan Zeen. Perilaku dan sikap Zeen selalu berhasil meluluhkan hati Shani, membuat hubungan keduanya menjadi dekat kembali.

"Zeen, aku bosan, kita ketaman yuk" ajak Shani dengan nada sedikit memohon

"Kamu mau ketaman sayang? Yaudah aku ambil kursi roda dulu"

"Kamu mah kebiasaan sayang sayangan mulu" kesal Shani

"Loh kan emang aku sayang kamu"

Blush....

Merah sudah wajah putih Shani itu.

"Apaan sih, buruan deh aku udah gak sabar pengen menghirup udara segar" ucap Shani menutupi rasa malunya

"Cie salting"

"Yaudah yuk kak, sini aku bantu" Zeen pun langsung mengangkat tubuh Shani dan didudukkannya dikursi roda.

Mereka kini berjalan di koridor rumah sakit, Zeen mendorong kursi roda Shani dengan pelan sembari melihat-lihat lingkungan rumah sakit tempat Shani dirawat.

"Zeen" panggil Shani

"Iya kak? Ada apa?"

"Kapan sih aku bisa pulang? Bosan di sini terus"

"Hmm, kamu belum pulih kak, makanya kalau disuruh minum obat itu diminum jangan banyak drama mulu" ledek Zeen

"Iiish...pahit tau, kamu mah ngomong doang gak ngerasain sih"

"Dih malah sewot, yaudah nanti aku juga rasain deh"

"Gak usah macem-macem deh Zeen"

"Apenih? Macem-macem gimana sayang?" Godanya kembali

"Kamu kan suka nekat, nanti malah ceburin diri ke laut lagi, biar bisa rasain minum obat"

"Ya Ampun kak, dari pada nyebur laut mending nyebur ke hati kamu aja. Lebih bikin bahagia"

"Halah gombal kamu"

"Kalau beneran gimana hayoooo?" Tanya Zeen sambil menaik turunkan alisnya

"Ganjen" sinis Shani, tentu sukses membuat Zeen terkekeh.

Tiba di taman rumah sakit...

"Waaahhh anginnya sejuk banget, jadi pengen kesana" gumam Shani dengan senyum penuh kesedihan.

"Kamu kenapa kak? Kok sedih?"

"Engga kenapa-napa kok, oh ya kalau kamu mau kekantor pergi aja Zeen. Kamu ga harus disini terus kok, lagian aku bukan lagi prioritas buat kamu jadi jangan memaksakan diri kamu. Aku ga mau ganggu kerjaan kamu"

"Kok ngomong gitu sih kak, aku gak pernah merasa terganggu sama sekali. Ini semua juga keinginan aku, dan satu hal lagi kak kamu harus ingat ini bila perlu kamu catat di fikiran kamu bahwa Shani Adera Natio adalah prioritas utama seorang Farzeen Angkasa Laksani sampai kapan pun dan keadaan apapun"

"Tapi Zeen kita ini..."

"Cukup kak, aku gak mau bahas ini sekarang. Aku mau beli minum dulu, kamu mau ikut kak?" Zeen berusaha mengalihkan pembicaraan

My Ketos (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang