M.K 6

2.3K 165 1
                                    

Rumah Sakit Harapan

Sudah 2 jam Farzeen menemani sang mami yang masih setia memejamkan matanya. Ia menggenggam tangan kanan maminya, menatap sendu wajah damai mami Melody.

"Mi, please mi bangun, Zeen gak bisa lihat mami tidur disini terus mi...hiks..."

Braakk....

"Mamiiiii....." Pintu ruangan terbuka dengan kasar menampakkan sang adik yang sudah menangis dengan penampilan yang acak-acakan.

"Dek...kamu kenapa dek?" Tanya Farzeen yang heran dengan penampakan sang adik

"Mami bang, mami kenapa???"

"Hei hei tenang dulu ya njel, mami gapapa kok mami hanya tertidur sebentar Njel, kita doakan semoga mami segera sadar ya" ucap Farzeen sambil memeluk sang adik

Melihat keadaan sang adik yang kacau, membuat hati Farzeen sakit. Entah tak tahu apa yang adiknya itu alami sebelum tiba disini, mungkin nanti ia akan mencari tahu sendiri penyebabnya. Ia ingin Angel bercerita namun ia sangat faham bahwa adiknya itu jarang mau berbagi cerita semenjak papi mereka berubah Angel pun berubah bahkan tidak hanya Angel tapi kami semua seakan menjadi pribadi yang baru.

Drrtt....drrttt....

Papi is calling....

"Siapa bang? Kenapa tidak diangkat?" Tanya Angel sembari melepas pelukannya.

"Abang malas dek" Farzeen menunjukkan layar handphonenya

"Angkat bang, Angel gak mau abang dipukul papi lagi kalau tidak menjawab panggilannya" cemasnya

"Abang gak takut dek, kamu tenang aja ya" Angel pun kembali memeluk abangnya erat.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 Wib. Namun tanda-tanda maminya untuk sadar belum terlihat, kata dokter luka yang mami alami untungnya tidak terlalu parah mengenai mengapa mami belum juga sadar, mungkin mami masih ingin istirahat disana. Yah setidaknya hanya itu yang Farzeen fikirkan.

"Dek, abang pulang dulu ya ambil baju dan keperluan lain buat mami. Sekalian nanti abang beliin makanan buat kamu"

"Iya bang, jangan lama-lama ya"

"Iya dek, kamu jagaan mami dulu ya, kalau ada apa-apa langsung hubungi abang"

"Iya bang"

Usai berpamitan pada Angel Farzeen pun meninggalkan ruangan sang mami.

40 menit kemudian, tibalah Farzeen di rumahnya.

Pov Farzeen....

Sebelum masuk ke dalam rumah, ku parkirkan dulu sepeda motorku dibagasi. Sebelum itu aku juga meminta pak Pardi, sopir pribadi mami untuk menyiapkan salah satu mobil karena aku akan gunakan mobil saja saat kembali kerumah sakit nanti.

Bughh....

Satu pukul langsung mendarat di pelipisku saat aku baru saja membuka pintu rumah,

"Anak kurang ajar, kenapa tidak datang hah? Anak setan lo ya udah gue bilang kan tadi siang. DATANG KE ANZ RESTO, apa perlu mata lo itu papi cungkil ha" marah papi ku terus ingin menghajarku

Bugh...

Bughh...

Pukulnya membabi buta, aku hanya mencoba melindungi bagian vitalku agar tidak terjadi hal yang tidak ku inginkan nantinya. Aku terus meringis kala tinjuan papi mengenai wajah dan perutku. sumpah demi apapun aku ingin sekali melawannya, namun aku sudah terikat janji pada mami untuk tidak melawan papi.

"Oh shit...aku sudah tidak tahan lagi" gumamku masih berusaha melindungi tubuhku.

"Hah, sialan, tidak anak tidak ibu sama saja menganggu setiap rencana ku, kemana lagi sih tuh wanita sialan. Baru kubenturkan ke dinding saja sudah bersembunyi" gumam papi ku tanpa sadar

My Ketos (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang