1 Minggu berlalu, selama waktu itu juga Farzeen tidak kunjung masuk kesekolah. Para sahabatnya pun kompak diam saat Shani menanyai mereka. Gracia dkk, ikut mendiamkan Shani namun beberapa hari lalu mereka berbaikan karena Shani akhirnya menjelaskan mengapa dia malah pergi bersama Vian waktu itu.
"Ci, udah dong jangan sedih terus" ucap Gracia yang sejak tadi menemani Shani di kamarnya.
"Cici, pengen ketemu Farzeen Gre, tapi keberadaan dia aja cici gak tahu, Gito gak ada bilang ke kamu Gre?"
"Gak ada ci, tapi nanti deh coba aku paksa kak Gito buat cerita"
"Tolong ya Gre... hikss" Shani pun menangis di pelukan Gracia.
Minggu, 14.25 Wib...
Gracia sengaja meminta Gito untuk datang kerumahnya dengan alasan ingin jalan-jalan bersamanya. Perlu kalian tahu Gito dan Gracia sudah berpacaran sejak 1 bulan yang lalu.
"Assalamualaikum, siang om, tante" sapa Gito saat bertemu kedua orang tua Gracia.
"Wa'alaikumsalam Git, sini duduk dulu Git" Gito pun menuruti Kennal dan duduk berhadapan dengan Kennal
"Mau ketemu Gracia ya Git?" Tanya Veranda
"Iya tante, rencananya mau ajak Gracia Jalan, boleh ga om, tante?"
"Hai be" sapa Gracia yang baru saja turun dari lantai atas, terlihat juga Shani berjalan di belakang Gracia
"Hai, kok belum siap?" Tanya Gito heran karena Gracia masih mengenakan pakaian rumahan
Gracia hanya bisa nyengir, menampakkan deretan giginya yang putih.
"Gito maaf, aku yang minta Gracia buat nyuruh kamu kesini"
"Ha?"
"Gito, om tau kamu pasti mengetahui keberadaan Farzeen. Tolong nak Gito kasih tahu Shani ya. Kasihan dia sedih terus tuh. Om sudah tahu masalah mereka, seharusnya Farzeen dengerin dulu penjelasan Shani jangan langsung ngilang aja begini. Iya kan?"
Mendengar om Kennal yang ikut menyalahkan Farzeen, Gito sebenarnya sudah sangat gatal ingin berbicara yang sesungguhnya pada mereka tapi...
"Gito jawab, Farzeen dimana Git?" Tanya Shani melemah
Veranda yang tak tahan melihat sang putrinya sedih pun langsung beralih duduk disebelah Shani. Diusapnya punggung putri sulungnya itu dengan lembut. Tak tega rasanya melihat putrinya sedih berlarut-larut begini, ia bingung mengapa kisah cinta anak sulungnya itu tidak sesempurna julukan orang-orang untuknya.
"Jujur kak Gito atau kita putus" ancam Gracia sontak membuat kedua bola mata Gito melotot seakan mau keluar.
"Waduh kalau sudah begini gawat, duh Zeen maaf banget kali ini gue gak bisa simpen rahasia lo. Bukan hanya masa depan gue terancam tapi gue juga gak tega banget lihat Shani yang begini" batin Gito
Huft...
Gito nampak menarik nafasnya dalam, ia pun akan menceritakan fakta yang terjadi pada Farzeen. Dalam hati Gito selalu merapalkan maaf untuk Farzeen ia tau ini bukan ranah ia untuk berbicara, tapi menunggu Farzeen juga akan sulit bagi Shani. Ia tak ingin Shani dan Farzeen semakin renggang apalagi kalau sampai kedua orang tua Shani dan Gracia ikut menyuruh Shani untuk menjauhi Farzeen, ia takut hidup Farzeen akan semakin berat nantinya.
"Shan, om, tante, Be. Sebenarnya ini bukan ranah Gito untuk berbicara. Tapi Gito juga gak tahu sampai kapan Farzeen akan menemui Shani" ucap Gito menjeda kalimatnya
"Git..."
"Shani, kita dengar dulu penjelasan Gito. Kamu jangan nyela dulu ya sayang, biar jelas" pinta Kennal dan Shani pun mengangguk
"Shan, Farzeen sengaja gak mau nemuin kamu, karena akan sangat berbahaya bagi kamu"
"Maksud kamu Git?" Kini Veranda yang bersuara
"Begini tan, ....." Gito menceritakan semua hal yang ia bicarakan dengan Farzeen waktu di rooftop sekolah tempo hari, yang tak sengaja Shani ikut mendengar percakapan mereka waktu itu.
"Dan dari seminggu yang lalu, papi-nya Zeen melarikan diri dari penjara. Zeen sempat menerima surat ancaman bahwa siapapun yang dekat dengannya tidak akan dibiarkan hidup tenang. Dan terbukti Aldo sempat masuk rumah sakit beberapa hari karena di serang orang yang tak dikenal. Bahkan Angel adik Zeen juga terluka diwaktu yang sama saat Aldo diserang. Bahkan sampai sekarang Angel belum juga sadar Shan. Makanya Farzeen menjauhi kita semua untuk sekarang, ia tak ingin ambil resiko. Dia gak mau kamu terluka Shani, lo cinta pertama dia pasti dia akan jaga lo banget" lanjut Gito
Shani kembali menangis setelah mendengar penuturan Gito barusan.
"Git, berat banget beban Zeen Git, gue gak tega....hikss...tolong minta zeen ketemu gue Git. Gue mau terus sama dia apapun yang terjadi. Gue gak mau dia sendiri menghadapi semua ini Git..."
"Sayang tenang ya, jangan begini nak, kasihan Farzeen dia sudah berusaha buat lindungi kamu Shan" Veranda menenangkan putrinya itu
"Iya ci, bunda benar. Mending sekarang kita ikuti rencana Zeen aja ya ci, kalau kita kekeh malah takut mengganggu rencana Zeen ci" Gracia ikut menangkan cici kesayangannya itu.
"Iya Shan, lo tenang aja gue dan yang lainnya juga lagi berusaha buat cari bokapnya Zeen. Lo berdoa aja ya semoga kami secepatnya berhasil nangkap bokapnya Zeen biar lo sama dia bisa ketemu lagi"
Shani masih menangis, ia tak tahu lagi harus melakukan apa sekarang. Fikirannya hanya tertujuh pada Zeen dan Angel. Apalagi ia baru mengetahui jika Angel masih di rawat dirumah sakit, ia sangat ingin menemui gadis lucu itu dan sangat ingin memberikan semangat untuknya.
"Gito, boleh om minta foto papi-nya Zeen? Om juga akan ikut bantu, semakin banyak yang gerak maka akan semakin besar peluang kita menemukan orang itu"
"Iya om boleh, ini om"
"Namanya Nabil Abraham om"