1 bulan kemudian
1 bulan telah berlalu, semenjak pertemuan mereka kembali di rumah sakit Harapan baik Shani maupun Farzeen pun kini terlihat semakin akrab. Banyak siswa/siswi yang senang akan kedekatan keduanya, mereka dinilai sebagai pasangan yang cocok karena dua-duanya sama-sama good looking dan good attitude.
Gracia dan para sahabat keduanya pun kadang di buat gemas sendiri melihat dua insan itu. Dekat tapi tidak kunjung jadian. Mereka kadang juga suka iseng, selalu berusaha membuat momen untuk mereka bisa jalan berdua. Tapi sepertinya Farzeen masih takut untuk menyatakan semuanya.
Kriingg....
Istirahat dimulai, seperti biasa semua murid bertebaran keluar kelas mereka masing-masing. Farzeen kali ini menuju ke rooftop untuk menenangkan fikirannya. Saat tengah menikmati hembusan angin, dirinya kini di kejutkan oleh kedatangan seseorang.
Pov Farzeen...
"Hei Zeen, gak kekantin?" Tanya orang itu lalu ikut duduk disampingku.
"Eh bang Gito, enggak bang lagi males" jawab ku, lalu hening....
"Btw, gue lihat lu makin deket aja sama Shani, kapan nih jadian?" Goda bang Gito
Aku tersenyum sebelum menjawab pertanyaan bang Gito, "Gak tahu bang, gue ngerasa gak pantes buat kak Shani"
"Kenapa?"
"Abang tau sendiri lah, dia begitu sempurna bang. Semua orang menyukainya, dia baik, lembut, perhatian dan super cantik. Dia punya Keluarga yang hangat dan super baik, sedangkan gue? Keluarga gue berantakan bang, bahkan sekarang bokap gue dipenjara karena kasus KDRT. Dan masalah waktu, lu tau juga kan bang? pulang sekolah gue harus kerja bahkan hari libur kadang gue pake buat latihan basket bareng kalian. Gue gak mau bikin kak Shani menunggu kabar gue. Gue se gak ada waktu itu bang, gue gak mau nyakitin kak Shani"
"Gue tahu beban lu berat Zeen, tapi lu emang gak kasihan sama Shani. Lu gantungin dia kalo gini caranya. Masalah waktu lo pasti dia ngerti kok Zeen. Gue yakin Shani dan keluarganya bisa terima lu apa adanya. Lo harus ngaca Zeen, semua orang juga menyukai lo inget Freza aja sampai obses sama lu Zeen kalian sama-sama punya pesona yang membuat orang gila. Jadi gak usah sok insecure sama kecantikan Shani deh"
"Gue paham bang, gue cuma takut mencoreng nama baik keluarga kak Shani aja bang. Siapa sih yang bakal relain anak gadisnya bersanding sama orang yang keluarganya bermasalah kayak gue bang? Gue juga gak setampan itu sampai di gilai, soal Freza entahlah bikin kesal saja kalau nyebut nama itu"
"Sabar ya Zeen, gue tahu ini berat banget buat lo, lo tenang aja gue bakal selalu ada buat lo Zeen. Dan masalah Shani gue gak mau ikut campur tapi saran gue mending lo fikirin kebahagiaan lo gue tahu lo bahagia ketika bersama Shani. Jadi jangan sampai pemikiran lo itu bikin lo nyesel Zeen"
"Gue tahu bang, makasih ya bang selalu jadi pendengar cerita suram gue" ucapku sedikit terkekeh
"Justru gue senang lo percaya ceritain ini semua ke gue Zeen"
Hening kembali tercipta, kami berdua kini berdiam menikmati hembusan angin yang mengenai wajah kami. "Tenang sekali rasanya" gumam ku.
Pov author...
Tanpa keduanya sadari, sejak tadi ada seseorang mendengarkan obrolan mereka. Ia nampak sendu, memikirkan semua ucapan Farzeen tadi.
"Kenapa kamu begitu rendah diri Zeen, enggak maukah kamu memperjuangkan aku?" Lirih wanita itu seraya menatap sendu punggung pria yang selama ini mampu membuatnya nyaman bila berada di sisinya itu.
.
.
.Pulang sekolah
"Hai Shan" sapa seseorang yang sangat Shani benci
Shani tak menghiraukan pria itu, ia terus berjalan meelwati pria itu. Namun dengan cepat pria itu menahan langkah Shani.
"Apaan sih, lepasin tangan gue"
"Enggak, gue mau jelasin sesuatu Shan"
"Tidak ada yang perlu dijelaskan kak Vian, semua udah selesai"
"No Shan, aku cinta sama kamu"
"Cinta? Hahaha jangan lawak kak"
"Shan"
"Kakak ini apa ya? Termasuk manusia atau bukan? Kok gak punya hati. Bisa-bisanya ngomong cinta tapi sudah terikat dalam sebuah pernikahan" sinis Shani
"Ini, ini surat cerai aku Shan, makanya aku mau jelasin sesuatu sama kamu"
Dasar gila" Shani kembali melangkahkan kakinya namun lagi-lagi langkahnya di tahan oleh Vian.
"Bisa lepas gak sih kak, sakit tahu gak" kesal Shani
"Ikut aku makanya"
"Lepas" suara dingin itu mampu menghentikan langkah Vian dan Shani
"Farzeen" gumam Shani lirih
"Siapa lo? Gak usah ikut campur urusan kami"
"Woi lepasin tangan busuk lo dari cici gue" teriak Gracia yang baru saja datang bersama teman-temannya.
"Ck, ayo Shan" Vian kembali menarik pergelangan tangan Shani hingga Shani meringis kesakitan
Farzeen yang melihat itu pun emosinya sudah tidak bisa ia tahan lagi.
Bughh....
Satu pukulan berhasil mendarat di sudut bibir Vian,
"Anj*ng lo" Vian bangkit dan langsung memukul Farzeen. Perkelahian pun tak dapat terhindari,
"Stop, Zeen, kak Vian berhenti" pekik Shani lalu ia pun menarik Vian, sedangkan Gito dkk, menarik Farzeen
"Ayo kak" Shani langsung pergi sambil menarik tangan Vian
Farzeen yang melihat itu pun hanya menunduk dan pergi begitu saja. Gracia dan sahabat-sahabatnya pun ikut kesal melihat sikap Shani yang malah membawa sih penghianat itu dibandingkan Farzeen yang jelas tadi menolongnya.
1 Minggu berlalu, selama waktu itu juga Farzeen tidak kunjung masuk kesekolah. Para sahabatnya pun kompak diam saat Shani menanyai mereka. Gracia dkk, ikut mendiamkan Shani namun beberapa hari lalu mereka berbaikan karena Shani akhirnya menjelaskan mengapa dia malah pergi bersama Vian waktu itu.
Flashback on!
Di sebuah cafe dekat sekolah Shani,
"Kak, gue mau dengerin penjelasan dari lo asal habis itu apapun keputusan gue, lo harus terima dan bersedia memenuhi permintaan gue. Gimana?"
"Tapi Shan..."
"Kalau tidak mau yasudah gue mau pulang"
"Eh, iya Shan iya" Shani pun akhirnya duduk kembali
"Huft...Shan, gue nikah sama perempuan itu karena gue dijebak, waktu itu gue ke club dan dia waktu itu sedang dalam pengaruh obat. Maaf Shan aku malah tergoda, bersamanya aku mendapatkan kenikmatan dan waktu itu aku menyukainya, waktu bersama kamu bahkan ingin menyentuh kamu pun kamu tidak izinkan. Aku khilaf Shan, aku janji tidak akan seperti itu lagi. Aku mau berubah demi kamu Shan. Please"
"Alasan macam apa itu kak Vian? Maaf kak keputusan gue tetap ingin kita putus. Gue juga udah gak ada rasa sama lo kak, sejak lo pergi untuk melanjutkan pendidikan lo ke Amerika, lo jadi orang yang berbeda, sikap dingin lo buat rasa sayang gue berkurang dengan sendirinya, bahkan gue sadar rasa itu terus memudar dan sekarang mungkin sudah tak bersisa. Sorry kak, hati gue sekarang udah ada orang lain"
"Maaf Shan, maaf...aku emang berengsek, aku bodoh karena menyiakan perempuan sebaik kamu. Hikss .."
"Semua udah berlalu kak, lupain aja. Kita masih bisa berteman kok"
"Hikss ... Bahkan sudah seperti ini pun kamu masih mau berteman dengan kakak Shan?" Tangis Vian semakin jadi, sungguh menyesal sekali atas semua perbuatannya pada Shani.
Flashback off!
