"Bodoh" tiba-tiba suara sinis itu terdengar di telinga Shani.
"Zeen kamu???"
"Jangan pernah berfikir untuk melepaskan aku kak, karena itu tidak akan pernah terjadi" ucapnya tegas
"Sudahlah Zeen, tidak perlu memaksa hubungan ini. Gue gapapa, gak usah sok peduli"
"Jangan pakai lo gue kak Shani, aku gak suka calon istri aku gak sopan sama calon suaminya"
"Berhenti membuat lelucon Zeen, mending lo pergi ngapain sih masih disini"
Tess...
Air mata Zeen terjatuh, ia langsung menundukkan kepalanya.
"Kak maaf hukuman aku udah bikin kamu berubah kayak gini...."
Shani hanya diam menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Zeen.
"Kak aku udah tau semuanya, maaf ya kak karena baru temui kakak sekarang. Makasih udah selalu mencari keberadaan ku" Zeen lalu memeluk tubuh Shani yang masih terbaring lemah di atas bankarnya.
"Zeenn..."
"Udah kak jangan ngomong apa-apa lagi, kamu istirahat aja ya. Biar segera pulih, aku akan tetap disini nungguin kamu sayang" ucap Zeen lalu di kecupnya kening Shani dengan lembut.
Flashback on...
Saat itu Farzeen yang sangat kecewa dengan sang pacar, akhirnya memutuskan untuk pergi dari indonesia meninggalkan mami dan juga adik kesayangannya. Bersama dengan Feni, sekretaris sekaligus orang kepercayaannya, Zeen berusaha keras untuk lebih memajukan perusahaannya. Karena dengan bekerja sedikit membuatnya melupakan masalahnya dengan Shani.
Hari-hari terus berjalan hingga pada suatu malam, kembali ia memimpikan sang pujaan hati. Entah sudah keberapa kalinya ia bermimpi bertemu Shani, sampai rasa rindu semakin hari sangat menyiksanya. Zeen memutuskan untuk mengirim beberapa orang bayangan untuk menjaga Shani dan mencari informasi tentang hubungan Shani dan mantannya itu. Ia fikir mungkin ia akan bisa lepas jika Shani benar akan menikah dengan pria pilihannya itu.
"Kak Mpen ini bener?" Tanya Zeen ketika ia membuka sebuah map yang diberikan oleh Feni
"Iya Zeen, ternyata Shani memang tidak pernah selingkuh. Dia hanya menemani mantannya itu karena dia selalu pakai alasan anaknya gak mau jauh dari Shani. Kamu tentu tahu Shani sangat menyukai anak kecil kan Zeen?"
"Iya tau kak, tapi harusnya dia ngomong sama aku kak. Kenapa dia diam-diam kalau ketemu mantannya? Kenapa dia seolah menutupi sesuatu dari aku kak?" Kini emosi Zeen sudah tak dapat dia kontrol
"Kamu tenang dulu ya Zeen, nanti kakak akan cari tahu lagi"
"Sekarang kamu lebih baik pulang aja, kakak lihat juga kamu lagi gak fokus hari ini, mata kamu juga tuh lihat hitam banget. Jangan selalu bergadang Zeen, sayangi tubuh kamu juga" lanjutnya
"Iya kak, tapi Zeen masih ada pekerjaan yang harus selesai hari ini"
Selesai, percakapan itu cukup sampai disitu, karena Zeen pasti tidak akan mendengarkan saran dari Feni.
2 minggu setelahnya,
"Zeen, maaf mungkin ini tidaklah sopan, tapi hanya ini satu-satunya cara untuk tahu segalanya"
"Maksud kak Mpen apa sih? Jangan bertele-tele kak, aku lagi sibuk ini"
"Iihh, lihat dulu Zeen" Feni langsung membagikan sebuah picture ke hp Zeen
📷
"Catatan diary?" Tanya Zeen seraya mengernyitkan alisnya
"Diary Shani"