» 30 • The New Status in Public

127 19 4
                                    

Asta meneguk salivanya susah payah. Pukul setengah tujuh pagi dan ia baru akan berangkat ke kampus. Namun, harinya diawali dengan suguhan pemandangan paling unreal yang pernah ia temui. Sebuah fenomena langka ketika cowok kutub bernama Raul Purpale Prasetya datang ke rumahnya dan mengajak cewek gila bernama Arunika Putri Angkasa─yang sialnya adalah adik kembarnya─untuk berangkat bersama ke kampus.

"Asta," sapa Raul ketika cowok berambut gondrong itu muncul dari balik gerbang tak lama setelah Aruni menghampirinya.

"Ul, sumpah bentar dulu, deh!" Asta menarik napas dalam-dalam. Satu tangannya ia sandarkan pada gerbang rumahnya. "Lo sama Aruni semalem abis jadian apa gimana, sih? Nggak percaya gue lo berdua nggak ada apa-apa kalo sampe lo mau repot dateng pagi cuma buat jemput Aruni."

"Yang bilang nggak ada apa-apa juga siapa, sih?" Alih-alih Raul, justru Aruni lah yang menjawab. Gadis itu menatap kakaknya sinis seraya mengenakan helmnya.

"Ohhh berarti ada apa-apa beneran, nih, di antara kalian?" tanya Asta memastikan. Cowok itu menatap bergantian pada dua sejoli di hadapannya.

Sebagai jawaban, Raul hanya tersenyum tipis. "Doain aja, Ta."

"Ahh, tau gue," Asta manggut-manggut mengerti kemudian nyengir. Rupanya perubahan status di antara mereka benar adanya. Raul dan Aruni resmi memasuki tahap PDKT.

"Gue sama Aruni duluan, Ta," pamit Raul seraya menyalakan mesin motornya.

Asta mengangguk. "Ati-ati lo bawa adek gue!"

"Sans."

"Bye, Astaa!" pamit Aruni sambil melambaikan tangan.

"Dih, seneng banget lo dijemput crush ke rumah?"

"Seneng lah!" Aruni nyengir. "Duluan, abangku sayang! Sampe ketemu di ABB!"

Dan setelah itu Raul pun melajukan motornya.

Asta memperhatikan mereka dari kejauhan. Seulas senyum tanpa sadar tercipta di wajahnya.

"Glad to know kalo lo akhirnya bersedia bales perasaan adek gue, Ul. Jangan sakitin Aruni ya?"

🐱🐱🐱

"DEMI KETUHANAN YANG MAHA ESA!!!!"

Hilmi yang tengah menyeruput smoothie mango-nya tersedak. Seruan itu tidak hanya mengejutkannya, tapi juga anak-anak Degaf lain yang pagi itu sedang berkumpul di kafetaria sebelum perkuliahan dimulai. Hilmi menatap jengkel pada Hanafi yang baru saja bergabung dengan napas satu-satu akibat habis berlari.

"Bisa nggak, sih, sehariiii aja lo nggak heboh, Han?! Gue capek anjritt tiap saat denger jeritan lo!" protes Hilmi.

"Si Kampret emang bener-bener!" Prima yang kebetulan duduk di samping Hilmi tak segan untuk menoyor kepala cowok berkulit tan itu dengan keras. "Ngaca, Blok! Lo nggak ada bedanya sama Hanafi!"

"Ini, nih, efek samping kalo kelamaan kenal sama Asta!" Fathan menunjuk Hanafi. "Paling nggak bisa kalo nggak heboh dan mendramatisir keadaan!"

"GUE BAWA GOSIP ANJAY!" Seolah ingin mempertegas pernyataan Fathan, HAnafi berseru heboh dengan ekspresi seheboh-hebohnya.

"Kalo sampe nggak worth it, gue gampar beneran lo karena udah ngerusak ketenangan gue pagi ini!" sahut Ayu galak.

"Gue jamin ini berita bakal worth it pake banget, Yu!" Hanafi tidak langsung memberitahu. Cowok itu dengan santai menyambar minuman Hilmi dan meneguknya hingga setengah.

"WOYYY!!!" Hilmi bereaksi KERAS. "Lo ngabisin smoothie best seller-nya kafetaria ABB yang kalo pesen harus PO dulu dalam waktu kurang dari lima detik? DI MANA HATI NURANI LO, HANANJING????!!!!"

ABBLS | #2 BUKTI COWOK DINGIN PUNYA HATI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang