"Jadi, pembelaan apa lagi yang bakal lo kasih kali ini?"
Raul menatap Juna, Hilmi, Javier, dan Ayu yang duduk di hadapannya secara bergantian. Mereka sekarang ada di ruang tamu rumah Raul, hanya terpisahkan meja di tengah-tengah. Bagaimana cara keempat sahabatnya itu menatapnya, bagaimana ekspresi mereka yang entah mengapa begitu menjengkelkan di mata Raul, hal tersebut membuat Raul mendesah berat untuk ke sekian kalinya. Sial, Raul merasa dirinya seperti sedang disidang di rumahnya sendiri.
"Di depan kita aja lo sok-sokan dingin. Giliran di belakang ngedumel mulu kayak rapper nggak ada titiknya," goda Hilmi yang entah sudah ke berapa kalinya.
"Diem lo!" Raul membalasnya sinis.
Javier terkekeh. "Jujur, ya, Ul. Gue sama sekali nggak expect lo bisa secerewet itu kalo lagi cemburu."
"Gue nggak cemburu!"
"Iya terus aja disangkal sampe Hilmi jadi introvert dan Juna jadi miskin!" sahut Ayu yang juga diiringi kekehan. "Ututuuuu ... Panas ya, Bang, ngeliat ceweknya deket-deket sama cowok lain?"
"Lo semua apaan banget dah! Dikira sopan masuk kamar orang nggak pake ketok dulu?"
Omelan Raul terpaksa berhenti karena Navya datang dengan membawakan empat cangkir teh manis hangat untuk keempat sahabat Raul. Mereka serempak mengucapkan terima kasih.
"Gabung sini aja, Nav, daripada gabut di kamar!" ajak Ayu.
"Emang boleh, Kak?" tanya Navya dengan mata berbinar.
"Boleh, dong! Nohh duduk di samping abang lo aja. Sekalian lo tenangin dia yang udah kayak banteng siap nyeruduk."
Ayu kompak tertawa bersama Hilmi.
"Emang ada apaan, sih, Kak?" tanya Navya penasaran. "Gue juga ngerasa akhir-akhir ini Bang Raul kayak banteng. Senggol dikit langsung disemprot. Gue sampe nggak berani ngajak ngobrol tau, Kak!" lanjutnya mengadu pada Ayu.
Ayu menjawab di sisa tawanya, "Abang lo lagi diserang penyakit hati yang namanya jealous."
"Maksudnya cemburu?"
"Ho'oh."
"Cemburu kenapa emang?"
Hilmi yang menjawab sekarang, "Temen-temennya abang lo, kan, sering, tuh, main ke sini. Lo ngeuh nggak sama cewek yang sukanya pake syal terus matanya mirip mata kucing?"
"Ohh Kak Aruni?" Navya langsung bisa menebaknya begitu mendapat clue 'suka pakai syal'. "Emang Bang Raul sama Kak Aruni udah jadian?"
"Otewe, Nav, doain aja," Hilmi cekikikan.
Raul mengerang frustrasi. "Pulang aja sana lo semua!"
"Eh, Raul, temen lagi main, kok, malah disuruh pulang?"
Wenda tiba-tiba datang seraya membawa banyak toples berisi beragam jajanan. Mata Hilmi dan Ayu langsung berbinar melihatnya.
"Waduhh, Tan, nggak perlu repot-repot harusnya!" Hilmi, dengan wajah yang sok merasa tak enak, tangannya sigap meraih toples yang dibawa Wenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABBLS | #2 BUKTI COWOK DINGIN PUNYA HATI ✔
Fanfiction⚠ SERIOUS WARNING : KEPADA PARA PLAGIATHOR, PENGANUT BIM, ORANG KUKER YANG BISANYA NGEJULID DOANG, DAN OKNUM 'BOCIL' YANG NGGAK BISA BEDAIN MANA FIKSI MANA REALITA, DILARANG KERAS UNTUK MENDEKAT! • Raul Purpale Prasetya tidak pernah suka dengan car...