Fajar yang baru akhirnya menyapa. Ospek hari kedua. Raul rasanya enggan sekali untuk pergi ke kampus hari ini. Aruni, gadis itu sangat hebat karena berhasil mengubah Raul dalam waktu satu malam. Sepanjang hidupnya, Raul tidak pernah kenal dengan yang namanya malas untuk pergi ke sekolah. Tapi kali ini, di awal tahun pertamanya sebagai mahasiswa ABB, Raul akhirnya mengenal apa itu kata 'malas sekolah'.
Agenda Raul hari ini masih sama seperti kemarin. Raul akan menggunakan motornya untuk pergi ke rumah Javier, menitipkan motornya di sana, lalu berangkat bersama ke ABB dengan keempat sahabatnya. Sepanjang perjalanan, Raul hanya bisa berharap semoga Aruni tidak mengacaukan harinya. Entah apa yang harus Raul lakukan jika itu benar terjadi.
"Lo sama Aruni udah deket sebelumnya?" tanya Ayu ketika F5 masih berada di bus menuju ABB.
Raul mendengus. "Deket apanya? Dia yang sok akrab!"
"Tapi Aruni kayaknya suka sama lo, Ul," ujar Ayu.
"Bukan kayaknya lagi, emang suka dia mah!" sahut Hilmi.
"Jangan ngasal lo, Hil!" kata Javier.
Juna terkekeh. "Lo perhatiin aja, Jav, dari cara Aruni ngeliat Raul. Langsung ketauan. Tuh, cewek emang suka sama sohib kita yang satu ini."
"Masa?" Javier tampak tak percaya.
"Kenapa lo? Suka lo sama Aruni?" todong Hilmi.
"Ngaco!" Javier melotot. "Mana ada gue suka sama dia!"
Juna kali ini tertawa. "Javier sukanya bukan sama Aruni-nya, Hil, tapi sama temennya."
Ucapan Juna barusan sukses membuat Raul, Hilmi, dan Ayu menoleh serempak ke arahnya.
"Javier suka cewek?" tanya Hilmi dengan kaget.
"Maksud lo apaan, Hil?" tanya Javier tak santai.
"Eh, maap typo. Maksud gue lo lagi suka sama cewek, Jav?" Hilmi meralat.
Javier mendengus. Ia melirik Juna dengan tajam. Mendapat lirikan seperti itu justru membuat tawa Juna semakin pecah. Hal itu membuat beberapa penumpang bus lain melirik ke arahnya.
"Coba tanya Ayu. Dia tau orangnya," kata Juna.
"Kok, gue? Orang gue aja nggak tau!" Ayu protes.
"Lo inget cewek yang kemarin kesandung terus ditolongin Javier?" tanya Juna mencoba membantu Ayu untuk mengingat.
"Sebentar," Ayu berpikir sejenak. "OOH SI PRIM──"
"Lo berdua diem aja bisa nggak, sih?" Javier menatap Juna dan Ayu dengan jengkel.
Ayu tergelak. "Jadi lo cinta pandangan pertama ceritanya, Jav, sama dia?"
"Bodo!"
"Ternyata, ya, Jav," Ayu memegangi perutnya yang terasa kaku karena tertawa. "Cakep, sih. Cocok, kok, sama lo."
"Cocok apaan!"
Juna menoyor pelan kepala Javier dari samping. "Dasar ambekan! Kalo salting ngomong aja, Jav."
"Ini lo bertiga ngomongin apaan, sih?!" Hilmi terlihat kesal sendiri karena tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dibicarakan oleh Juna, Javier, dan Ayu.
Ayu mengibaskan tangannya di udara. "Nanti juga lo tau sendiri. Selamat menebak ria, Hilmi Purnama!"
Juna dan Ayu lantas ber-high five. Keduanya tertawa jahat. Mereka puas sekali karena berhasil membuat Hilmi dan Javier kesal secara bersamaan.
🐱🐱🐱
"Mumpung istirahat, nih, Ul. Main ke kelasnya Si Ayu bentar yok?" ajak Hilmi dengan semangat 45.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABBLS | #2 BUKTI COWOK DINGIN PUNYA HATI ✔
Fanfic⚠ SERIOUS WARNING : KEPADA PARA PLAGIATHOR, PENGANUT BIM, ORANG KUKER YANG BISANYA NGEJULID DOANG, DAN OKNUM 'BOCIL' YANG NGGAK BISA BEDAIN MANA FIKSI MANA REALITA, DILARANG KERAS UNTUK MENDEKAT! • Raul Purpale Prasetya tidak pernah suka dengan car...