13

1.1K 56 8
                                    

Memalingkan wajahnya saat sadar sudah salah ucap, untuk apa dirinya bertanya seperti itu. El perlahan memutar kursi rodanya meninggalkan kedua orang yang masih berpelukan, tidak penting juga dia ada di sana.

Kia mendorong lelaki yang dengan lancang memeluknya,"Lepas!, kamu apa-apaan sih jangan lancang!,"Kia berbalik ingin menyusul El yang sudah pergi lebih dulu.

"Ayolah sayang! Kia aku kangen sama kamu,"Lelaki itu menarik lengan Kia membuat gadis itu tertarik ke arahnya.

"Tajma!"Kia menyentakkan tangannya secara kasar,"Berhenti panggil aku kayak gitu, kita gak punya hubungan apapun,"

Tajma tertawa kecil,"Makanya ayok kita pacaran, biar bisa sayang-sayangan,"

Kia menatap Tajma tak suka, lelaki yang dulu satu sekolah dengannya yang selalu terang-terangan mengatakan cinta dan mengajak berpacaran. Membuat Kia yang memang tidak menyukai Tajma merasa risih. Lalu sekarang apa yang di lakukan lelaki itu di sini.

"Gila!"Kia langsung berlari memasuki sekolah.

"Cabut!"Tajma ikut pergi di ikuti kedua lelaki kembar di belakangnya.

Di dalam kelas El menghembuskan nafasnya, menatap mejanya yang basah karna air. Lelaki itu mengambil tisu di dalam tas yang berada di pangkuannya, sudah di pastikan ini sengaja di lakukan oleh teman sekelasnya. Sudah jelas terlihat saat mendengar mereka tertawa sambil melihat ke arahnya.

"El, tutor pinter dong. Biar bisa jadi juara keras meskipun gak melakukan kegiatan apapun,"Ucap salah satu murid perempuan yang mengundang banyak tawa murid lainnya.

"Iya nih! Cape-cape ikut semua kegiatan biar dapat tambahan nilai. Eh taunya yang jadi juara dia juga!"Sindir salah satu murid lelaki yang di angguki temanya.

"Mana piketnya cuman beresin meja guru aja, lah gue cape-cape harus nyapu, ngepel, lap ini itu. Sama yang lainnya,"Murid wanita lagi sambil menghentakkan sapu yang berada di tangannya.

Seolah tidak mendengarkan ejekan mereka, El masih memasang wajah datarnya. Jika di katakan sakit hati tentu tapi El tak terlalu menganggapnya lagian apa yang di katakan mereka benar adanya.

***

Bunyi bel istirahat pertama begitu nyaring terdengar, semua orang berlarian ke luar. Seketika suasana sekolah yang tadinya hening menjadi riuh.

"Ayang! jalan bareng yuk!"Seorang lelaki yang duduk di bangku belakang menghampiri.

"Apasih!"Kia memelototkan matanya kala Tajma menarik tas nya dari belakang, ternyata Tajma murid baru dan sialnya satu kelas dengannya. Kia yakin mulai hari ini hidupnya tidak akan kembali tenang.

"Matanya melotot gitu, lucuuu. Jadi makin cinta,"Tajma melebarkan senyumnya, entahlah seperti apapun sikap Kia kepadanya. Menurutnya gadis itu lucu, cantik, istimewa. Sudah lama dia menaruh hati pada Kia namun gadis itu, namun sampai saat ini belum dia dapatkan. Apalagi pertemuan tak di sengaja ini membuatnya jadi semakin yakin Kia akan bersatu dengannya.

"Gue traktir makan, sebagai penyambutan pertemuan kita lagi. Gue jadi makin yakin lo itu bakal jadi calon pacar gue!"Menumpukan kedua tangannya di meja matanya menatap mata Kia.

"Ayok El,"Kia berdiri mendorong kursi roda El sengaja memilih jalan sisi lain, agar tak melewati Tajma yang berdiri di samping bangkunya.

Tajma tersenyum meledek, lelaki itu merapihkan rambutnya, menegakkan tubuh memasukan kedua tangannya ke saku,"Dia siapa? kakek lo? kaya udah sepuh banget yah. Sampe jalan aja gak bisa, cuman duduk di kursi roda,"

Nadi Tanpa Benua (Berlanjut)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang