"Den El mau kemana? Suruh Bibi buat makanan kaya gini. Ini juga udah rapi sama wangi?"BI Ratih membawa kotak makanan di tangannya.
Tadi saat El pulang sekolah lelaki itu menyuruhnya membuatkan makanan, dia sekarang heran melihat penampilan El yang sudah rapi seperti ingin pergi.
"Mau jenguk temen sakit Bi,"Jawabnya dia tak ikut bersama teman sekelasnya karna memang berniat menjenguk sendiri saja. Jujur saja dia tak terlalu suka banyak orang, lebih tepatnya karna pasti mereka akan banyak bicara dan berisik.
"Siapa yang sakit?"Tanya Bi Ratih penasaran.
"Kia,"
"Ya ampun Neng Kia yang waktu itu, sakit apa? Meni kasian Bibi dengerinya,"
El menggeleng dia juga tak tahu sakit apa yang di alami Kia,"El gak tau juga Kia sakit apa, tapi yang pasti Kia lagi di rawat di rumah sakit,"
"Sampe di rawat di rumah sakit, semoga Neng Kia bisa cepet sembuh yah,"Harapnya dengan tulus.
El menerima kotak makanan yang di berikan oleh Bi Ratih, dia sengaja menyuruh Bi Ratih membuatnya akan dia berikan untuk Kia nanti.
"Yaudah El pergi dulu yah,"
"Iya Den Bibi bantu kedepan yah,"Bi Ratih mendorong kursi roda El menuju depan di sana sudah ada Yayan yang menunggu.
***
Di lain tempat. Ruang rawat inap Kia sudah terpenuhi dengan orang, menjenguk Kia dengan wali kelas.
"Kia semoga lo cepet sembuh yah,"
"Iya kita tunggu lo sekolah lagi,"
"Gue tau pasti gak enak kan, ada di rumah sakit,"
"Iya apalagi pake inpusan, gak enak cuy jarumnya panjang masuk ke kulit sakit cuy!"Ringisinya saat mengingat jika dia juga pernah di inpus.
"Yehh,"Seorang lelaki menonyor kepala gadis di sampingnya"Itu si lo nya aja yang lebay,"
"Eh! Enggak yah tapi beneran sakit,"Jawabnya lagi.
"Kia gimana rasanya Biasa aja kan?"Tanya lelaki itu memastikan.
Kia menatap tangannya yang di inpus gadis itu sedikit tersenyum,"Biasa aja kok"ucapnya jujur ini memang tidak sakit menurutnya karna ini tak seberapa dekat apa yang dia rasakan sebelumnya.
"Tuh dengerin,"
Sedari tadi Kia membiarkan teman-temannya mengoceh membahas hal-hal random bahkan menanyakan hal yang tak penting sama sekali. Seperti kenapa warna cet ruangannya putih, kenapa inpusan itu berwarna putih, dan masih banyak lagi.
Sedangkan ibunya sedang mengobrol dengan wali kelasnya, kalau ayahnya memang tidak ada masih di kantor.
Sedari tadi dia mencari sosok lelaki yang sangat dia harapkan kedatangannya tapi sepertinya harapan itu musnah, karna sepertinya lelaki itu memang tak ada di sini.
Dari sekian banyaknya orang yang menjenguknya hanya satu orang yang dia cari,"El beneran gak dateng yah? Padahal semua temen sekelas dateng cuman dia aja yang kagak,"Batinnya sedih.
Sedangkan lelaki yang sama sekali tak dia harapkan malah datang dan mengganggunya. Tajma berdiri di samping berankar dengan terus mengoceh, membuat kupingnya panas seperti ingin meledak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi Tanpa Benua (Berlanjut)
AcakSEBELUM BACA WAJIB FOLOW AKUN WP NYA! GARISS KERASS! Bryan Elga Preston: Pengasingan, Penyesuaian, dan Pencarian Identitas: El adalah seorang siswa SMA yang populer dan berbakat. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika dia mengalami kecelakaan ya...