SEBELUM BACA WAJIB FOLOW AKUN WP NYA!
GARISS KERASS!
Bryan Elga Preston: Pengasingan, Penyesuaian, dan Pencarian Identitas: El adalah seorang siswa SMA yang populer dan berbakat. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika dia mengalami kecelakaan ya...
Bi Ratih yang di lontarkan pertanyaan seperti itu, menggeleng. Dari kemarin sore nyonya Saras tidak pulang,"
El yang sedang menikmati sarapan paginya, merenggut kecewa. Papahnya sudah hampir sebulan tidak pulang kerumah, sekarang Saras juga tidak pulang.
"Den El, sedih yah?"
Menggeleng sambil kembali memakan roti isi coklatnya,"Gak kok bi,"
Bi Ratih, hanya mengangguk singkat. Dia tidak bisa, memaksa untuk El membagi apa yang di rasakan lelaki itu.
"Semalam, gimana gimana keadaan Neng Kia nya?"
"Udah mendingan katanya,"
"Emang sakit apa? Den,"
"El, juga gak tau Bi. Katanya cuman kecapean aja,"
"Ouh gitu, yaudah sekarang Den El abisin makanannya. Bibi ke dapur dulu, mau siapin bekal makan siang buat Aden,"
***
"Hati-hati, kamu baru pulih,"Dania membatu putrinya untuk duduk di atas ranjang.
"Apasih Bunda, Kia udah gak papa. Sekarang Kia mau sekola,"Ucapnya bangkit ingin pergi ke kamar mandi.
Subuh tadi, dia sudah di perbolehkan pulang. Dan pagi-pagi sekali sudah sampai rumah, tentu Kia ingin langsung pergi sekolah. Karna berdiam diri di rumah itu, sangatlah membosankan!
"Besok aja yah, hari ini kamu istirahat di rumah,"
"Ihhh, Kia gak mau Bundaaaa. Pengen sekolah sekarangggg di rumah bossennn,"Ucapnya merengek sambil menggoyang-goyangkan tangan Dania.
"Kiaaa..."
"Bundaaaa, pleaseee,"
"Iya boleh, sana gih mandi. Ayah yang anterin,"Arjuna menyahu,t membuat binar mata itu terlihat jelas di kelopak mata Kia. Meloncat girang sambil mencium pipi Arjuna.
"Udah sayang,"merangkul pundak istrinya"Biarin Kia menikmati hidupnya, aku gak mau nekan dia. Kasihan,"
Ragu, tapi Dania mengangguk dia juga tidak mau putri satu-satunya yang dia meliki. Merasa terkekang, meskipun itu demi kebaikannya sendiri.
Setelah beberapa saat berlalu. Kia, bersama Arjuna sudah berada dalam mobil. Meraka berdua melambaikan tangan, ke arah Dania yang berdiri di teras rumah.
"Dadahhh Bundaaa! Kia sama ayahh berangkattt dulu,"Ucap Kia riang gembira. Dia duduk di depan samping kemudi, hari ini sepertinya suasana hatinya sedang senang.
Dania balas melambaikan tangan sambil tersenyum riang" Dadahhh jugaaa hati-hati di jalan,"
"Sayang Bunda!"
"Bunda juga sayang Kia sama ayahh,"ucapnya tak kalah heboh. Di dalam mobil Arjuna tersenyum, hangatnya keluarga seperti ini yang membuatnya semangat.
***
Di lain tempat Paris mengusap perut istrinya yang mulai membesar, mengecupnya pelan. Tak sabar menantikan ke hadiran buah hati mereka.
"Mas, gak sabar nunggu dia lahir,"
"Aku juga Mas,"Gina mengusap rahang tegas suaminya.
"Silahkan,"Paris memundurkan kursi agar Gina bisa duduk di sana.
"Makasih sayang,"
Seorang remaja lelaki yang melihat itu mencebik sebal, melihat interaksi keduanya. Dia memakan makanannya tanpa menoleh.
Namun seakan ingat sesuatu, wajah yang tadinya sebal berubah senang. Dia akan menagih janji, pria dewasa di depannya.
"Pah,"
"Hmm,"Ucap Paris yang sedang menyendok nasi.
"Mana? Katanya mau beliin motor buat Tajma,"
Remaja lelaki itu Tajma, anak dari Gina. Paris papah tirinya, sebenarnya dia tak terlalu suka ibunya menikah lagi tapi di karenakan Paris kaya. Tak ada salahnya juga, dia bisa hidup mewah.
"Kamu jangan khawatir, motor yang kamu inginkan sudah ada di garasi,"
Berlari ke arah luar, bahkan sarapannya belum habis. Tapi, seakan motor baru itu lebih menarik. Dari pada saragapan paginya.
"Tajma habisin dulu makannya,"Seru Gina tapi Tajma tak mendengarkan malah sudah lari keluar.
"Biarin. Tajma mungkin udah gak sabar liat motor barunya, mending kamu yang makan banyak biar dedenya juga sehat,"Tersenyum hangat sambil mengusap kepala Gina dengan sayang.
Di luar rumah. Tajma terkagum-kagum melihat motor sport, yang dia inginkan. Bahkan motor ini lebih bagus dari apa yang di bayangkannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gilaaa bangusss bener! Ini sih kalo gue ajak pulang Kia auto mau dia,"Mengelus motor barunya, membayangkan betapa kerenya dia saat mengenakan motor ini. Apalagi jika Kia duduk di belakangnya.
Tajma menaiki motor itu, mengelus-elus. Rasa nyaman di rasakannya. Tiba-tiba Paris bersama Gina datang dari rumah.
"Gimana, kamu suka motornya?"
Dengan semangat Tajma menjawab,"Suka!"serunya.
Tajma memang seperti itu tingkahnya memang seperti anak kecil, tapi terkadang egois, pemaksa, juga jika dia menginginkan sesuatu harus di dapatkan. Tapi terkadang bisa baik di waktu tertentu, suka ceplas-ceplos mudah di pengaruhi orang. Bahkan bisa bersikap konyol tanpa di sadarinya, tapi juga bisa licik di waktu tertentu.
"Mana kuncinya? Pah"Masih duduk di atas motor, enggan turun. Paris memberikan kunci motor di sakunya.
"Asyikk,"Berseru senang sambil memutar-mutar kunci motor di telunjuknya."
"Berangkat,"Setelah itu pergi mengendarai motornya.
"Hati-hati,"Gina berteriak yang di balas acungan jempol saja dari pemuda itu.
Tapi, setelah beberapa saat. Tajma kembali lagi, membuat Paris bersama Gina yang ingin masuk rumah, jadi mengurungkan niatnya.
"Kenapa balik lagi?"tanya Gina heran.
"Lupa gak pake helm,"Tajma cengengesan sambil turun dari motor, lalu mengambil helm. Lalu pergi lagi.