"Den?"
"Den, El?"Bi Ratih menggoyangkan bahu El, dia merasa bingung dengan lelaki itu yang sedari tadi bengong saja bahkan di panggil pun tak menyahut.
"I-ya Bi ada apa?"El mengusap wajahnya dia sudah siap untuk pergi ke sekolah.
"Den El kenapa toh? Bengong terus, ada masalah?"Tanya Bi Ratih perhatian.
Perlahan El menggeleng sambil memasang senyuman,"enggak Bi El gak papa,"
"Bener?"
"Iya,"sambil mengangguk.
"Yaudah kalo gitu, tapi kalo ada apa-apa atau ada masalah cerita sama Bibi jangan di pendem sendiri"Sekilas Bi Ratih mengusap bahu El"Ini bekel makan siangnya,"
Menerima bekal yang di berikan Bi Ratih dan memasukkannya ke dalam tas,"Makasih Bi, kalo gitu El berangkat dulu yah' Assalamualaikum"
"Waallaikumsallam, hati-hati di jalan,"
Mang Yayan membantu El memasuki mobilnya, setelahnya melipat kursi roda dan menaruhnya di bagasi.
Setelahnya mobil itu keluar dari pekarangan rumah. Bi Ratih dengan setia berdiri di halaman rumah sampai mobil yang di bawa Yayan benar-benar hilang.
"Kaya sayang bener kamu sama anak itu, yaudah buat kamu aja sana ambil sana gak butuh,"Ucap Saras yang baru keluar rumah, wanita itu sudah rapih seperti ingin pergi.
"Astagfirullah nyah. Tegak sekali berbicara seperti itu, mau bagaimanapun juga Den El anak nyonya,"
Saras menatap sinis,"Berisik kamu, kalo gitu saya kasih aja anak itu sama kamu bawa dia pergi dari sini. Saya gak suka polusi tau gak,"setelahnya Saras pergi begitu saja dengan menaiki mobilnya.
Bi Ratih mengelus dadanya,"Astagfirullah tega sekali,"
***
"Kia mau pulang yah, gak betah di sini gak enak!"Gadis itu berbaring di atas berangkat rumah sakit, semalam dia pingsan dan berakhir di rumah sakit."Nanti yah, kamu baru sadar ayah gak mau kejadian semalem terulang kembali. Ayah gak mau kamu kenapa-kenapa, istirahat yang cukup di sini sampe pulih"Ucap Arjuna.
"Tapi yah, gak enak di sini Kia kan bisa istirahat di rumah. Sama aja yah plisss pulang yah,"
"Beda sayang, di rumah sakit ada dokter suster yang jagain kamu,"
"Di rumah kan sama juga ada Bunda sama Ayah,"
"Kiaa,"Dania menatap anaknya sambil menggelengkan kepalanya, seolah untuk berhenti berdebat.
"Tapi Bun,"
"Gak bakal lama kok sayang yah, makan dulu biar gak lemes, cepat sehat dan cepat pulang yah,"Dania menyodorkan sesendok makanan.
Perlahan Kia mengangguk, menerimanya suapan makanan dari bundanya. Karna sebenarnya dia juga masih lemas.
***
El menatap kursi yang di sebelahnya, Kia benar-benar tak pergi sekolah. Pikirannya jadi teringat kejadian semalam.
Kia yang mimisan, hidungnya mengeluarkan banyak darah dan sambungan telpon yang tiba-tiba di matikan. Meskipun sebenarnya Kia kadang menyebalkan karena terus mengikutinya, tapi jika kejadian seperti ini ada rasa khawatir juga di dalam hatinya.
Sejak semalam El juga mencoba menghubungi nomor Kia awalnya tak di angkat tapi menjadi tak aktif, sekarang dirinya sudah semakin di buat kebingungan.
Padahal tadi di rumah dia sudah berharap sekali, Kia pergi sekolah dan dia bisa memastikan gadis itu baik-baik saja. Tapi ternyata Kia gak sekolah juga.
"El?"
"Bryan Elga Preston, apa kamu mendengar saya?"
El tersadar sedikit kaget tapi masih bisa mengendalikan ekfresinya wajahnya," Iya Bu,"
"Saya perhatikan kamu sedari tadi tidak pokus? Ada apa, tidak biasanya kamu seperti ini,"
"Apa kamu kebingungan kenapa Kia tidak masuk sekolah? Tadi saya dapat kabar dari pak Arjuna ayah dari Kia, mengatakan Kia masuk rumah sakit jadi tak bisa hadir sekolah. Kamu pokus saja belajar setelah pulang nanti kamu bisa menjenguknya,"
Masuk rumah sakit El tak menyangka kejadian semalam bisa membuat Kia masuk rumah sakit, sebenarnya sakit apa gadis itu. Tapi hatinya sedikit lebih tenang setidaknya dia sudah tau keberadaan Kia, tidak seperti tadi yang hanya menerka-nerka tanpa jawaban.
"Dan untuk kalian semua, setelah pulang sekolah nanti jenguk Kia nanti bersama wali kelas,"Ujar Bu Mila.
"Iya Bu!"jawab semua murid.
Sekarang El sudah mulai kembali pokus pada pelajaran, setelah istirahat nanti dia berniat akan memberikan pesan pada gadis itu. Siapa tau nomornya sudah aktiv.
"Cailahhh, sampe gak pokus belajar gara-gara mikirin Kia. Kaya gue dong nih, biasa aja karna udah tau dari awal,"Tajma menepuk dadanya bangga.
El tak membalikkan wajahnya lelaki itu hanya melirik Tajma dengan sedikit ujung matanya,"gue gak tanya,"
"Iri kan lo sama gue, gara-gara ini ngomong aja kali,"
"Apa lo bisa diam, jangan ganggu gue atau gak bicara saja pada orang yang mau bicara sama lo dan tentunya orang itu bukan gue,"
"Lo!"
"Tajma ada apa, ibu perhatikan sedari tadi kamu terus mengobrol. Kerjakan tugas yang ibu berikan, atau kalo gak kamu keluar dari kelas ibu,"
Tangan Tajma yang sudah melayang di udara menunjuk El kembali di turunkan, kesal sekali El jarang ngomong tapi sekalinya ngomong pedas sekali.
Dia jadi heran dengan Kia yang bisa tahan lama-lama dekat dengan El, malahan terlihat jelas gadis itu yang selalu mengikuti El.
Sedangkan dia yang sudah menyukai Kia sedari dulu, malah gadis itu anggurkan sayang sekali. Padahal dia ganteng sudah pasti, rapi, wangi, romantis, dan segalanya-galanya dan tentunya bisa jalan jadi kalo Kia minta di gendong dia sudah pasti bisa! Cailahhhhhh.
Tajma memperhatikan El yang menurutnya banyak sekali kekurangan, meskipun dia mengakui kalau soal wajah El sangat tampan tapi kalo pisik yang lain sih yah begitulah, kalo dirinya sih jangan di ragukan lagi. Sangat sayang untuk di sia-siakan.
Sedari tadi Tajma bengong dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda, memikirkan membandingkan dirinya dengan El dan menurutnya dia lebih unggul ke mana-mana dari pada El yang tak bisa apa-apa hanya duduk di kursi roda.
Padahal kalo Kia menerimanya, mereka bisa naek motor berdua romantis sekali, Kia bisa memeluknya di belakang. Kalo sama El mah mana bisa. Gitu menurutnya.
"Oke Fiks, Kia lebih cocok sama gue!"Dengan bangga berujar seperti itu.
"Kalo sama El mah, gak ada cocok-cocoknya,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi Tanpa Benua (Berlanjut)
AcakSEBELUM BACA WAJIB FOLOW AKUN WP NYA! GARISS KERASS! Bryan Elga Preston: Pengasingan, Penyesuaian, dan Pencarian Identitas: El adalah seorang siswa SMA yang populer dan berbakat. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika dia mengalami kecelakaan ya...