Happy reading!
.
.
.09. Permintaan Liona.
Malam ini Akas pergi ke rumah sakit untuk menjemput Liona. Sebelumnya Akas sudah konfirmasi kepada dokter, dokter bilang kondisinya Liona sudah lebih baik dari sebelumnya dan dokter itu bilang jika ingin pulang Liona harus benar-benar dirawat dijaga.
Sebenarnya Akas ingin Liona lebih lama disini agar Liona benar benar pulih, tapi sepertinya Liona sudah bosan dan kesepian membuat Akas kasian dan sedikit khawartir.
Akas membuka pintu ruangan yang merupakan kamar inap Liona, matanya tertuju pada seorang yang sedang berbaring disana. Akas menghampirinya.
Meletakan sebuah barang yang dia bawa di nakas sebelum akhirnya dia tersenyun singkat melihat Liona yang sedang tertidur, dirapihkannya rambut cewek itu yang menutupi mata.
Luka-luka Liona terlihat lebih baik, walau masih terlihat. Dokter bilang luka benturan dikepala cewek itu cukup parah, tapi Liona, cewek itu tidak pernah mengeluh atau apapun.
Lagi, Akas kembali tersenyum. Lionanya memang sangat kuat dan hebat!
Akas tidak menyangka, dia pikir selama ini Liona baik baik saja. Akas sungguh menyesali dirinya sendiri yang tidak mencari tahu tantang Liona daei awal.
Waktu terjadi insiden yang mengharuskan dirinya meniduri Liona itu karna dalam pengaruh obat perangsang, Akas tentu geram. Dan paginya Akas segera menghubungi asisten Papanya untuk mencari tahu siapa yang membuat Liona seperti itu.
Lalu beberapa jam kemudian Akas dibuat lebih geram lagi, dan terkejut tentu saja, Akas tidak menyangka bahwa orang tua Liona akan menjual anaknya sendiri.
Dan lagi, Akas dibuat tercengang dengan fakta bahwa orang tua Liona sekarang ternyata bukan orang tua kandung cewek itu! Yah Akas sedikit bersyukur untuk itu. Jika mereka benar orang tua kandung Liona, Akas akan lebih tidak habis fikir dengan mereka.
"Eunghh, Akas?"
Akas terus mengamati Liona yang menggucek matanya, cewek itu mengeliat. "Kenapa lama banget, gue sampe ketiduran tau?!" gerutunya.
"Terserah gue." ujar Akas terdengar menyebalkan ditelinga Liona.
"Ayo pulang!" Liona bangkit, memposisikan dirinya menjadi duduk dan berhadapan dengan Akas yang berdiri didepannya.
"Ganti baju lo dulu sana, lo mau pake baju itu emang?" Akas menyilanglan tangan didada menatap Liona dari atas kebawah, cewek itu mengenakan baju khas dari rumah sakit.
"Gue kan gada baju, Akas."
Akas menunjuk sebuah paperg bag di nakas, "Pake baju gue dulu." ucapnya.
"Kapan-kapan kita belanja pakaian buat lo," lanjutnya.
Bebeapa detik Liona diam tak bergeming menatap sosok Akas, "kenapa lo baik sama gue?" tanyanya penasaran.
Liona tentu saja penasaran, disaat semua orang tidak mau berurusan dengannya. Akas malah mau repot repot membantunya, bukankah sangat tidak masuk akal?
Liona membulatkan matanya jika lakk laki mau kekesusahan karan seorang cewek itu berarti sang cewek adalah pujaan hatinya bukan? "Jangan jangan lo jatuh cinta sama gue, ya?!" Liona menayap Akas penuh selidik.
Akas mengernyit, tangannya bergerak menyentil hidung Liona. "Jangan geer!" lalu dia mendekatkan wajahnga pada cewek itu, "gue mau bantu lo karna punya lo sempit, Liona." bisiknya tepat ditelinga Liona.
"Dasar cowok mesum!" Liona mendorong tubuh Akas. Tidak habis fikir dengan alasan absrud dari Akas.
"Ganti baju lo sekarang, atau mau gue gantiin?" tanya Akas tersenyum cabul.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anything for you
RandomTentang Akas yang mencintai Liona dengan caranya sendiri. Warning 21+! Harap bijak dalam membaca. Cerita ini mengandung unsur adegan dewasa, kekerasan serta kata kata kasar yang tidak dilayak untuk ditiru serta tidak diperuntukan untuk anak dibawah...