Anything for you 'Part 13'

2.7K 41 3
                                    

Selamat membaca!
.
.
.

13. Kebenaran.

SMA Semesta, sekolah ini terlihat luas, dan merupakan salah satu sekolah dengan fasilitas yang lengkap. Sekolah ini juga dikategorikan sebagai SMA swasta paforit, yang berhasil menghasilkna lulusan lulusan yang cerdas dan berbakat.

Walau begitu, tidak memungkinkan semua siswa-siswinya disiplin. Faktanya masih ada murid brandal yang hobynya melanggar aturan, contohnya saja Akas beserta gengnya.

Selalu saja ada tingkah laku mereka yang membuat guru emosi, terutama guru BK tentunya.

Sekarang satu putaran lagi bagi Akas dan Davion untuk dapat menyelesaikan hukuman mereka, teriknya matahari membuat baju mereka yang tadinya kering kini terlihat basah dibeberapa tempat karna keringat yang terus keluar dari kulit mereka.

Seratus putaran selesai, Akas dan Davion memutuskan untuk duduk dipinggir lapangan menetralkan nafas mereka. Tentu saja sangat lelah mengingat Lapangan ini cukup besar.
Disini terlihat sepi karna memnag kegiatan beljar mengajar masih berlngsung.

"Anjir emang tuh guru!" gerutu Davion, "tapi gak papa lah itung-itung olah raga." lanjutnya.

Akas hanya diam, matanya memicing dikala melihat sosok seorang perempuan dengan rambut sebahu yang sepertinya sedang menuju kearahnya.

"Akas!" sapa peremempuan itu dikala sudah berada dihadapan Akas.

Akas bangkit, "hai," sapanya tersenyum.

Perempuan itu menyodorkan sebotol air pada Akas, lalu bercuap, "buat lo."

Akas tentu saja dengan senang hati menerimanya, dan langsung meneguknya.

"Aretha, serius cuma Akas yang dikasih?" celetuk Davion sembari bangkit dari posisi awalnya

Aretha memandang Davion sinis, "pacar gue Akas, bukan lo!" ujarnya sarkas.

"Tapi kayaknya Akas nggk pernah anggap lo pacar deh," Davion melirik Akas yang kini sedang memutar kembaki penutup botol air yang  diberi oleh Aretha.

"Sembarangan!" Aretha mengelak.

"Buktinya dia selingkuh sama yang lain," ujar Davion. "Malah dia ngeharem sekarang." Davion terkekeh kecil.

Aretha kesal, "bacot! Mending lo pergi deh sana!"

"Ogah."

Aretha menatap seseorang cowok jangkung yang berada didepannya, "Akas suruh temen lo pergi." pintanya merengek.

Akas melirik Davion mengkode supaya manusia jahil itu pergi, membuat Davion berdecak kesal detik itu juga. Asli, Davion memang tidak menyukai Aretha, cewek itu terlalu pemaksa. Dengan berat hati Davion meninggalkan tempat tersebut.

"Kenapa lo tau gue dihukum?" tanya Akas.

"Kan dari jendela atas juga keliatan, gue izin sama guru. Izinnya sih sakit perut, gue terpaksa boong. Tapi gak papa, gue tau lo cape." Aretha bercerita dengan semangat.

Sebenarnya Akas tau itu, dia hanya basa-basi bertanya.

"Thanks," Akas kembali menyerahkan botol yang kini berisi seperempat air itu kepada Aretha.
Sebenarnya Akas melaakukan ini karna malas membuang sampah itu. Haha!

"Ayo kekantin," ujar Aretha, cewek itu melihat jam tangannya. "bentar lagi juga istirahat."
Aretha menarik tangan Akas.

"Tunggu, Reth." Akas melepaskan tangannya dari tangan Aretha.

Anything for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang