Entah sudah berapa kali dia terjatuh dari atas kudanya selama pacuan kuda berlangsung, dan entah sudah berapa kali dia sengaja melakukan hal itu demi menemui istrinya yang dia temui saat dirinya sedang berbaring diatas ranjang putih yang lembut dan halus bagaikan kapas, Nagi selalu terjatuh dari atas kudanya saat dia sedang berlatih atau bahkan saat perlombaan sedang berlangsung. Dan selama satu bulan ini, dia tetap tidak fokus saat berlatih, meskipun perlombaan pacuan kuda akan dimulai dua hari lagi, dan dia tidak memiliki waktu yang cukup untuk terus berlati sampai lengan dan pahanya terasa kebas dan pegal. Tubuhnya memang berada di arena latihan. Tapi, pikirannya berada di tempat lain.
Hari ini, adalah hari yang sangat penting baginya. Lomba pacuan kuda antar negara akan segera di mulai, Nagi duduk diatas kudanya, menatap seluruh penonton yang hadir hanya untuk melihatnya atau melihat para peserta yang lain. Akan tetapi, dia kembali melamun, matanya terlihat dipenuhi dengan kesedihan dan kerinduan yang begitu mendalam, Nagi tidak bisa mengikuti pertandingan ini jika gadis impiannya tidak ada untuk melihatnya, seakan-akan, tenaganya telah habis terkuras saat memikirkan tubuh mungil gadisnya. Aromanya menusuk kedalam lubang hidung Nagi, bahkan kulitnya yang lembut bagaikan sutra terus terngiang-ngiang di dalam pikirannya. Dan seketika, tubuhnya menjadi memanas, dia merasakan nafsu yang sangat membara di dalam dirinya. Saat para peserta berbaris di garis depan bersama dengan kuda mereka, sebuah benda berdiri tegak diantara selangkangannya dan itu membuat Nagi merasa tidak nyaman.
"Nagi, kamu baik-baik saja?"
Reo bertanya kepada Nagi saat melihat teman pemalasnya berkeringat dingin dengan nafas yang terengah-engah.
Nagi hanya menganggukkan kepalanya dan memberikan ibu jarinya sebagai tanda bahwa dia baik-baik saja, tentunya Reo merasa aneh dengan sikap Nagi yang terlihat gugup dan sedikit menahan sesuatu. Tak berselang lama kemudian, Nagi mendengar suara yang dia tunggu-tunggu selama beberapa jam lalu, Name sedikit terlambat datang ke pertandingan pacuan kuda karena ada hal yang cukup rumit di restoran atau mengurus klinik miliknya yang cukup dekat dengan arena pacuan kuda.
"Nagi! Semangattt!!! Aku akan memberikanmu apapun yang kamu inginkan jika kamu memenangkan pertandingan ini!"
Name berteriak cukup keras disertai dengan suaranya yang manis seperti madu. Nagi yang mendengar suara gadisnya atau bisa dibilang sebagai istrinya, langsung menoleh ke arah sumber suara istrinya. Nagi tidak bisa menahannya lebih lama lagi, terasa sesak dan tidak nyaman.
"Reo, gantikan aku."
Nagi langsung turun dari atas kudanya, meninggalkan Reo dengan kebingungan yang memenuhi otaknya.
"HEI! SIALAN! KEMBALI KEMARI! AKU TIDAK BISA MENGGANTIKANMU! DASAR BAJINGAN PEMALAS!!"
Nagi mengabaikan teriakan mengerikan dari suara Reo saat dia terus berlari menghampiri istrinya. Saat dia sudah berada di hadapannya, Nagi langsung menggendong tubuh istrinya dan membawanya ke suatu tempat yang sepi. Name terkejut saat Nagi menghampirinya dan menggendongnya seperti pengantin, dia membeku dan tidak bisa berbuat apapun saat Nagi membawanya menuju toilet umum, pikiran name berpacu memikirkan apa yang akan dilakukan oleh suaminya. Nagi membawanya masuk kedalam toilet itu, mengunci pintunya dan dia segera memeluk tubuh Name dengan sangat erat, dan di detik itu juga, Name merasakan sesuatu yang keras menyentuh selangkangannya.
Name tersentak dan diselingi dengan wajahnya yang memanas, nafas hangat suaminya menerpa kulit lehernya. Bahkan, bibir lembut Nagi mencium lehernya, lidahnya menjilatnya dan giginya menggigit lehernya dan tulang selangkanya di saat yang bersamaan. Name mengeluarkan suara desahannya yang tidak bisa dia tahan, sedangkan benda tak bertulang milik Nagi sudah sangat sesak didalam celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-shoot AU - Blue lock x Fem! Reader.
Short Story- This is just my fictional story. - OOC. - Karakter milik Muneyuki Kaneshiro and Yusuke Nomura⚽ - Warning 🔞🚩