Suara decakan tubuh yang saling beradu di atas tempat tidur membuat suasana menjadi semakin panas. Seorang wanita yang baru saja pulang dari kantornya dan mengurus beberapa pekerjaan mendengar suara desahan dan rengekan seseorang.
Name berjalan dengan santainya dan membuka pintu kamar bayi besarnya yang sedang bercinta dengan mainannya. Michael Kaiser.
Saat keduanya hampir mencapai pelepasannya, sang kasih menjambak rambut wanita jalang itu dan memaksa penis milik Kaiser keluar dari vagina milik wanita yang tengah bercinta dengannya. Saat Kaiser ingin membentak seseorang yang mengganggu aktivitasnya, dia terdiam menatap wajah wanitanya.
"A-aku... Aku bisa menjelaskan-"
Perkataan Kaiser terpotong saat sang wanita menyeret tubuh telanjang wanita yang sedang bercinta dengannya, sang kasih melemparkan tubuh wanita itu keluar dari rumah besarnya. Dia tidak peduli dengan tubuh wanita itu yang terluka atau mengalami patah tulang. She didn't care.
Langkah kaki sang wanita menggelegar di seluruh rumah, wanita itu jelas sangat marah dengan apa yang terjadi di rumahnya. Dia langsung menghampiri Kaiser, mengunci pintu kamarnya dan menjepitnya di atas tempat tidur. Tanpa aba-aba, tangannya menggosok penis milik Kaiser dengan gerakan cepat dan sesekali jari telunjuknya menekan ujung penisnya yang mengeluarkan sperma miliknya.
"Aaah!! Nghh!! M-maaf... T-tolong... B-berhenti~! Aku... Aku tidak tahan lagi..."
Kaiser mengeluarkan sperma miliknya dan mengenai wajah sang kasih. Nafasnya terengah-engah, tubuh dan kakinya gemetar karena pelepasan pertamanya.
Saat dirinya hendak memejamkan matanya, sang wanita melebarkan kedua pahanya dan memasukkan dua jarinya kedalam lubang milik Kaiser. Gerakan jarinya yang begitu lambat membuat Kaiser menggeliat, tangannya meremas sprei dengan sangat kuat, matanya mengeluarkan air mata.
Perih, lubangnya terasa perih. Dua jari milik sang kasih cukup panjang dan tidak pas di dalam lubangnya.
"S-schatz... A-aku... Aku m-minta maaf! Hentikan! S-sakit...!"
Wanita itu menyeringai dan terus menggerakkan jarinya di dalam lubang milik Kaiser, sang kasih menambahkan satu jarinya dan mempercepat gerakan jarinya, tangan kirinya menggosok penisnya lagi dan mulutnya mencium dan menggigit pahanya dengan keras, meninggalkan bekas gigitan yang sangat kontras dengan warna kulitnya.
Tubuh Kaiser menegang, hembusan nafasnya semakin pendek saat sang kasih melakukan itu kepadanya, dia ingin berhenti. Tapi, tubuhnya meminta lebih.
"M-mommy... T-tolong...! Aahh!"
Kaiser mencapai pelepasan yang kedua kalinya dan kali ini spermanya membasahi wajah dan dadanya. Tubuhnya melemah, air mata mengalir dari sudut matanya, dia merasakan jari sang kasih masih bergerak di dalam lubangnya.
"Hentikan... Mommy... K-kaiser, minta maaf... T-tolong... Hentikan, Kaiser lelah... Mmmhh!"
Sang wanita tidak mendengarkannya, jari-jarinya bergerak lebih cepat dari sebelumnya, hal itu membuat lubang Kaiser terasa perih dan juga sakit.
"Nghh! Aaahhh! M-mommyhh...~"
Erangan Kaiser semakin kerasa saat mulut sang kasih mencium dan menjilati penisnya. Tubuhnya semakin gemetar saat sang kasih membelai penisnya dengan mulutnya.
"A-aku mau cumhh! M-mommy... Aku.. aku mau cum lagi...!"
Penis Kaiser kembali menegang, kedua kakinya terangkat ke atas, sehingga jari-jari kakinya melengkung ke bawah. Gerakan mulut sang wanita membuatnya kehilangan akal, dia terus mengerang dengan keras dan menyebutkan namanya.
"Aaah!! Aahh!! Aahh!! Nghh~ c-cum... K-kaiser mau cumhh...!"
Kaiser menyemburkan spermanya kedalam mulut sang kasih, mulutnya penuh dengan sperma milik Kaiser. Manis, panas dan rasanya sangat kuat di dalam mulut sang kasih, wanita itu langsung menelan semua sperma milik Kaiser tanpa sisa sedikitpun.
Tubuhnya sangat lelah, dirinya sudah melepaskan spermanya sebanyak tiga kali, dia ingin memeluk sang kasih. Namun, tangannya terasa sangat lemas dan dia tidak memiliki energi lagi.
Wanita itu mengeluarkan jari-jarinya di dalam lubang milik Kaiser dan menjilatinya, dia berbaring di samping Kaiser dan mengusap rambutnya yang basah karena keringat.
Kaiser tersenyum lembut kepada sang kasih, matanya setengah terbuka, nafasnya terengah-engah. Dia meringkuk di dada sang kasih dan melingkarkan tangannya di sekitar perutnya.
"Meine Liebe, maaf... A-aku benar-benar minta maaf, aku tidak tau jika kamu akan memberikan hukuman seperti ini kepadaku. Rasanya menyakitkan, tapi, aku menikmatinya..."
"Hm, kamu benar-benar menikmatinya?"
Kaiser mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan dari sang kasih.
"Kalau begitu, besok kita akan melakukannya lagi dan kali ini aku akan menggunakan vibrator kepadamu."
Tubuh Kaiser menegang dan dia terus meringkuk di dada sang kasih, dia malu dan takut sang kasih benar-benar melakukan itu kepadanya.
Dia memberikan ciuman lembut di leher sang kasih, matanya terasa sangat berat dan akhirnya dia tertidur pulas di dalam pelukannya.
Sang kasih terkekeh dan mencium kepalanya dengan lembut, sejujurnya dia ingin melakukannya lagi dan membuat Kaiser mengeluarkan suara rintihannya. Dia suka mendengar suara Kaiser yang meminta pengampunan darinya dan di menikmati rasa sakit yang dialami oleh laki-laki yang berada di dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-shoot AU - Blue lock x Fem! Reader.
Short Story- This is just my fictional story. - OOC. - Karakter milik Muneyuki Kaneshiro and Yusuke Nomura⚽ - Warning 🔞🚩