Setitik demi setitik, suara air yang berjatuhan dari atas langit kian terdengar cukup keras hingga memekakkan telinga. Disana, terlihat seorang pria berambut pirang dan memiliki tahi lalat di bawah bibirnya, Chris Prince. Dia berjalan mondar-mandir di ruang tamu sambil menggigiti kuku jarinya dengan perasaan cemas, ini sudah sore. Tidak, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi gadis kecilnya belum kembali ke rumah besar nan mewah miliknya.
Suara petir dan guntur semakin bergema di atas langit, kilatan cahaya putihnya terlihat di setiap jendela yang berada di rumahnya. Seharusnya supir dan kedua bodyguard-nya menjemput putrinya sudah datang 2 jam yang lalu, tapi ketiga manusia itu belum terlihat batang hidungnya. Karena sudah diliputi rasa takut dan juga kekhawatiran yang berlebihan, Chris segera melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya untuk mencari keberadaan gadis kecilnya, Name.
Tepat ketika langkah kakinya hampir mendekati pintu, terdengar ketukan dan keributan di luar rumahnya, dan bahkan seseorang sudah berteriak memanggil namanya dengan nada khawatir dan ketakutan.
“Tuan! Tuan! Tuan! Cepat buka pintunya! Ada kabar buruk, tuan!”
Itu adalah suara salah satu bodyguard-nya, diikuti dengan beberapa suara yang lain.
Chris langsung membuka pintunya dengan sangat kasar, matanya terbelalak melihat supir dan dua bodyguard-nya terluka cukup parah. Mereka bertiga memiliki luka tembakan di setiap lengan kanannya, darah terus mengalir dari sudut bibir dan juga dahi mereka.
“Ada apa dengan kalian bertiga? Dan dimana putriku?!”
Suaranya kian meninggi saat dia tidak melihat keberadaan putrinya di sekeliling tiga orang tersebut.
“Tuan, calon istrimu, nona Mackena berencana menjual nona kecil ke rumah bordil, tuan. Kami berusaha menyelamatkannya, tapi calon istrimu memerintahkan beberapa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa kami.”
Suara salah satu bodyguard-nya bergetar ketika menjelaskan hal itu. Rahang Chris mengeras, dia mengepalkan tangannya dengan kuat hingga membuat kuku jarinya melukai telapak tangannya.
“Tepat saat kami hampir bisa mengambil nona kecil dari tangannya, dia menyakiti nona, tuan. Bahkan salah satu pria di sana... Mereka.. mereka menyentuh dan melecehkan nona kecil, tuan.”
Mereka bertiga tidak menjelaskan secara rinci apa yang terjadi, kejadian yang dilihat oleh mereka bertiga terlalu mengerikan dari apa yang mereka lakukan sebagai anggota Mafia dan salah satu sindikat perdagangan manusia dan pengedar barang-barang terlarang.
“Masuk dan obati luka kalian. Saya akan pergi untuk menyelamatkan putriku sendiri.”
Perintah itu langsung dilakukan oleh ketiganya, Chris memerintahkan beberapa anak buahnya untuk ikut bersamanya.
Baik dia maupun seluruh anak buahnya pergi keluar untuk mencari keberadaan putri semata wayangnya. Pikirannya di penuhi dengan berbagai hal negatif, entah itu dengan keadaan Name, apa yang akan terjadi pada putri kecilnya atau yang lebih buruk, bagaimana jika ada pria gemuk yang akan melecehkan gadis kecil yang dia sayangi selama 7 tahun ini. Dia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi, tidak bisa.
Setelah beberapa menit mencari dan melacak lokasi keberadaan sang putri, akhirnya Chris menemukannya, sebuah mobil hitam terparkir tepat di depan rumah yang penuh dengan aura negatif. Darahnya mendidih kala matanya melihat putrinya diikat dan di pegang oleh dia pria yang lebih besar dari tubuh mungilnya. Tubuh mungilnya penuh luka lebam, goresan demi goresan terlihat jelas pada kulitnya yang mulus. Chris sangat marah, bahkan dia tidak bisa mengendalikan kemarahannya sendiri, dengan kemarahan yang begitu memuncak, dia menembak semua orang tanpa terkecuali. Suara teriakan dan tangisan terdengar di telinganya, begitu memekakkan hingga dia sangat ingin menembak lagi dan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-shoot AU - Blue lock x Fem! Reader.
Short Story- This is just my fictional story. - OOC. - Karakter milik Muneyuki Kaneshiro and Yusuke Nomura⚽ - Warning 🔞🚩