“Ayo, kita serang mereka!! Dush! Dush! Dush!” Ucapnya dengan suara yang terdengar begitu menggemaskan.
Sang pria hanya tertawa kecil melihat tingkah istri kecilnya yang terlihat seperti anak-anak atau dia memang tidak bisa bertingkah selayaknya wanita pada umumnya.
"Baiklah tuan putri, pangeran ini akan mengikuti setiap perintahmu.” Kurona tersenyum sembari memegang pedang mainan yang terbuat dari kayu.
Kurona Ranze, pria berusia 24 tahun itu telah menikah dengan seorang wanita muda yang empat tahun lebih muda darinya. Mereka berdua tumbuh di lingkungan yang sama, sejak kecil keduanya sangat akrab dan sering bepergian kemanapun bersama-sama. Kurona selalu setia menemani gadis kecilnya, meskipun Name memiliki satu kekurangan. Yaitu, sindrom Peterpan yang telah dia derita semenjak dia lahir ke dunia ini.
Kedua orang tuanya sangat protektif terhadap putri semata wayangnya, mereka berdua hanya menyekolahkan anaknya di sekolah yang sama dengan Kurona. Taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan terakhir adalah dunia perkuliahan. Name tidak melanjutkan kuliahnya karena sindrom yang dia derita sangat tidak memungkinkan dirinya untuk pergi ke perguruan tinggi, juga, kedua orang tuanya tidak mau sang putri tercinta mengalami masalah yang sangat berat di dunia perkuliahan.
Hanya Kurona yang melanjutkan pendidikannya, dia menjadi salah satu mahasiswa terbaik di tahun pertama dia masuk ke universitas terbaik di negara tempat tinggalnya. Meski demikian, dia selalu mempunyai waktu senggang untuk Name, dia selalu mengajaknya berjalan-jalan di taman, bermain permainan yang Name sukai dan juga mengajaknya pergi ke toko es krim favorit gadis tersebut.
Hingga dirinya lulus kuliah dan melanjutkan bisnis keluarganya, dia melamar Name tepat saat dia berhasil memimpin perusahaan sang ayah. Awalnya, keluarga Name enggan untuk menerima lamaran tersebut, karena sindrom yang dialami Name belum bisa di sembuhkan atau bisa dibilang kedua orang tua Name tidak mempunyai biaya yang cukup untuk pengobatan putri tercinta mereka.
Akan tetapi, dengan cintanya kepada Name dan juga tekadnya yang kuat untuk memiliki gadis itu sebagai miliknya, Kurona berhasil meyakinkan kedua orang tua Name dan dia berhasil menikahi gadisnya, teman masa kecilnya dan cinta dalam hidupnya.
Sekarang adalah anniversary pernikahan keduanya yang ketiga tahun. Baik Kurona tidak mempermasalahkan dengan sindrom yang dialami oleh istri kecilnya, dia juga tidak masalah jika keluarga kecilnya belum mempunyai keturunan. Karena, dia masih ingin menikmati masa-masa indahnya bersama Name.
Seperti yang mereka lakukan setiap tahun, Kurona akan mengajak Name ke sebuah taman pribadi yang dia dirikan hanya untuk istrinya. Taman itu di penuhi dengan bunga-bunga favorit Name, bahkan pohon buah dan bunga tumbuh subur di taman tersebut, tepat di tengah-tengah taman, terdapat danau besar yang di isi dengan ikan-ikan cantik. Dan tentunya Kurona melakukan semua itu demi sang istri tercinta.
Suara tawa Name mengisi gendang telinganya ketika keduanya tengah bermain putri dan pangeran. Baik Name maupun Kurona memegang pedang kayu. Mereka berdua menyerang boneka yang terbuat dari ranting kayu dan juga beberapa helai pakaian bekas, ada sekitar 10 boneka prajurit yang rela dibuat oleh Kurona selama dua hari berturut-turut.
"Hahaha! Serang lagi! Serang! Wush wush wush!!" Tangannya yang kecil berayun memukul setiap boneka yang berada dihadapannya.
Dan tentunya, Kurona hanya menyaksikan pemandangan tersebut dengan tatapan geli. Setelahnya, dia mengikuti gerakan istri kecilnya.
Setelah bermenit-menit lamanya mereka bermain, Name akhirnya beristirahat di atas karpet kotak-kotak, dan di atasnya sudah tersedia berbagai macam makanan dan juga minuman. Entah itu makanan berat atau ringan, semuanya adalah makanan kesukaan Name dan juga Kurona.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-shoot AU - Blue lock x Fem! Reader.
Short Story- This is just my fictional story. - OOC. - Karakter milik Muneyuki Kaneshiro and Yusuke Nomura⚽ - Warning 🔞🚩