Lantunan musik terdengar begitu indah memenuhi ballroom istana, sebagian besar para bangsawan kelas atas dan bawah menari dengan gembira. Setiap gerakan memberikan rasa hormat kepada setiap pasangannya masing-masing, lain halnya dengan yang dialami sang raja. Leonardo Luna.
Dia hanya duduk di atas singgasananya kala dia harus bersanding dengan wanita yang tidak dia cintai di sampingnya, dia sangat membenci hal ini. Jika bukan karena aturan konyol yang dibuat oleh penasehat kerajaan, dia tidak akan mau melakukannya. Disaat matanya mengelilingi area ballroom, dia melihat seorang pelayan perempuan tengah menyajikan makanan dan minuman untuk anak kecil yang berada di ballroom tersebut.
Gerakannya lembut, anggun, sopan. Leonardo memperhatikan senyum tulusnya untuk anak-anak di hadapannya, hal itu membuat hatinya merasakan perasaan yang sangat asing. Hangat dan rasanya tidak nyaman, namun dia menyukai perasaan aneh ini.
Secara tidak sadar, dia melangkahkan kakinya turun dari singgasana kerajaan, senyum manisnya terus terpatri di bibirnya. Jantungnya berdetak kencang ketika dia semakin dekat dengan gadis pelayan ini. Dan ketika dia berada di belakangnya, Leonardo menepuk bahunya, lalu dengan gerakan perlahan, gadis itu membalikkan badannya.
Dia terkejut melihat sang raja ada di hadapannya, tanpa menunggu waktu lama, sang gadis membungkuk untuk memberikan hormat kepada Leonardo.
"Salam hormat saya untuk raja di Kerajaan ini, yang mulia Leonardo Luna." Suaranya yang lembut menyapu gendang telinga Leonardo. Dia tidak menyangka ada suara selembut dan setenang ini.
Leonardo terkesima dengan tingkahnya yang sangat sopan dan sangat menghormatinya, dia berdiri lebih dekat ke arah gadis dihadapannya, meletakkan satu tangannya di lengan sang gadis dan tangan lainnya di pinggang gadis tersebut.
Wajah gadis itu bersemu merah seperti kumpulan awan yang diterpa cahaya mentari sore. Leonardo mendekatkan wajahnya dan mengusapkan pipinya ke pipi sang gadis. Kemudian, dia meniupkan udara hangat dari mulutnya ke telinga sang gadis. Tanpa sengaja, tangan gadis itu mencengkram bahunya dengan sangat erat kala dia merasakan nafas hangat Leonardo menyapu telinganya.
"Cantik, sungguh cantik." Leonardo terus mengusapkan pipinya ke pipi halus sang gadis. Gerakan romantis tersebut menarik perhatian banyak bangsawan di dalam ballroom, tak terkecuali sang wanita yang tengah duduk di singgasananya sendiri dengan tangan yang terkepal kuat.
Leonardo tidak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, dia adalah rajanya. Semua orang harus mengikuti apa yang dia katakan dan mereka juga harus setuju atas apa yang telah hatinya buat untuk calon istrinya sekarang.
"Gadisku, bolehkah aku menjadi bagian dari hidupmu? Kamu bisa menganggapku sebagai pria penggoda wanita atau semacamnya. Tapi, jauh di lubuk hatiku, aku benar-benar serius atas dirimu. Aku ingin menjadikanmu sebagai ratuku dan tahta tertinggi di hatiku. Jadi, bolehkah aku meminangmu sebagai istriku?" Ucapnya sambil mengelus pipi sang gadis.
Sedangkan Name, menjadi semakin gugup kala elusan ibu jari Leonardo menyapu bibir lembutnya. Bahkan dia tanpa sadar mencengkram bahunya dengan sangat kuat, matanya terpejam erat ketika ibu jarinya menelusuri bagian dalam bibirnya.
Menyadari gadisnya menjadi gemetar dan nafasnya semakin berat, Leonardo menggendong tubuhnya ala bridal style, lalu kedua tangan yang semula mencengkram bahunya, secara sukarela Name melingkarkan kedua tangannya di leher Leonardo. Kecupan demi kecupan di terima oleh Name, entah itu di dahu, mata, pipi, hidung, bibir dan rahangnya.
Sang gadis yang berada di dalam gendongan Leonardo memekik kecil, bahkan saat Leonardo membawanya menuju kamar pribadinya, telinganya mendengar sebuah desahan lembut dari bibir indahnya. Tubuh Leonardo menjadi memanas dan seketika nafsunya menjadi semakin tidak terkendali lagi. Dia tidak sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-shoot AU - Blue lock x Fem! Reader.
Short Story- This is just my fictional story. - OOC. - Karakter milik Muneyuki Kaneshiro and Yusuke Nomura⚽ - Warning 🔞🚩