Murid dari The Land of Eternal Night

32 6 0
                                    

---//---

Setelah mengatur ulang waktu pertemuan dengan Ara sesuai arahan yang dituliskan di kertas kecil yang diberikan padanya, akhirnya Coda duduk manis di satu meja paling ujung. Kegiatan klub hanya bisa dilakukan setelah perpustakaan selesai. Mereka punya hak istimewa untuk pulang terlambat.

Coda membuka salah satu buku yang dia ambil acak tadi. Memastikan dia tidak terlihat bosan atau menyedihkan duduk di ujung meja sendirian.

Ini bukan kali pertama Coda pergi ke perpustakaan. Dia banyak membaca buku sejak menjadi murid di sini. Tanpa perlu dijelaskan pun tempat ini begitu megah dengan berbagai buku-buku yang menakjubkan.

Salah satu tempat kesukaan Coda.

Soalnya Coda tidak punya teman.

Lebih baik pembahasan itu dilewati.

"Hei," akhirnya setelah sekian lama kesunyian perpustakaan pecah. Coda menoleh dan menemukan ada wajah baru yang menghampirinya.

"Apa kau murid kelas satu yang akan dikenalkan Ara hari ini?"

Coda mengangguk. "Coda dari kerajaan Bestia,"

"Ah, Bestia. Kenal Faye?" orang itu tersenyum ramah. Wajahnya sedikit seperti anak nakal, tapi begitu dia tersenyum Coda sedikit lega.

Coda mengangguk lagi. "Kita seangkatan, tapi aku tidak mengenalnya sebelum ini,"

"Oh," hanya itu respon yang diberikan. Coda menatap orang itu dengan hati-hati. Dia tidak mau membebani dirinya atau orang di depannya untuk menyebutkan namanya, hanya saja dia butuh informasi itu untuk ke depannya.

Sadar bahwa Coda menunggu kelanjutan dari perkenalan mereka, orang itu tertawa kecil. "Oh. Iya. Maaf. Aku Ran dari kerajaan Eterno,"

Ran mengulurkan tangannya yang Coda sambut dengan sopan. Bersamaan dengan itu Faye datang bersama Ara. Menyapa singkat.

"Felis dan Lazu datang terlambat," kata Ara sambil meletakkan beberapa buku di atas meja. "Hari ini kita akan mengulang sejarah dasar karena Coda yang baru bergabung,"

Coda menunduk singkat berterima kasih. Faye yang Coda kira akan mengeluh ternyata hanya diam. Semenjak Faye tahu kalau Coda kenal dengan Erin, sikapnya berubah atau memang Faye sedang tidak ingin bertingkah. Ran mengangguk tanpa banyak bicara.

"Kita langsung ke bagian penting. Berlian Bintang. Pernah mendengarnya?" Ara bertanya pada Coda.

Coda menggeleng. Dia baru mendengarnya akhir-akhir ini.

Ara membuka satu buku menunjukkan gambar berlian yang Coda pikir tidak terlalu mencolok, tapi tetap terlihat menakjubkan. "Berlian Bintang adalah batu yang bisa mengabulkan permintaan. Banyak yang bilang kalau Berlian Bintang adalah harta karun rahasia kekaisaran. Tidak pernah ada yang melihatnya secara langsung sejak puluhan tahun kekaisaran memenangkan tanah ini. Sayangnya, saat kekaisaran berada dalam kekacauan 10 tahun yang lalu, harta karun ini harus dikeluarkan untuk mengembalikan kedamaian,"

Mata Coda memperhatikan gambar Berlian Bintang di depannya. "Kenapa sayangnya? Meski kekaisaran kembali stabil, tapi sebagai gantinya kaisar jatuh tidur sampai sekarang dan kerajaan bagian menginginkan kekuatan Berlian Bintang, karena merasa mereka berhak mendapatkannya. Tidak terlalu terlihat, tapi berulang kali terjadi pertarungan untuk merebutkan Berlian Bintang,"

Ara mengembuskan napas panjang. Matanya tampak sedih. "Secara gampangnya, kekaisaran berhasil menunda kehancuran, bukan melenyapkan. Sekarang kerajaan bagian juga tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Mereka diam-diam menginginkan Berlian Bintang,"

Coda mengangkat tangannya meminta perhatian. Setelah dipersilahkan berbicara, Coda bertanya. "Aku mendengar tentang serpihan Berlian Bintang. Apa maksudnya itu?"

Another Note [Throne Of Stellar: Stardust Magic] (AU IDOLiSH7) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang