Keadaan akademi kembali seperti semula. Kemenangan telak Erin tidak dibicarakan siapapun. Seolah hal itu tidak pernah terjadi. Coda lupa bertanya setiap kapan area galaksi diadakan. Sekarang dia hanya bisa menunggu.
Erin. Sudah lama dia tidak bertemu dengan orang itu. Mungkin karena dia anak kelas dua. Gedung mereka berdua berbeda.
Lorong tampak sibuk saat jam istirahat pertama. Coda memutuskan menghabiskan waktunya di perpustakaan setelah kelas pagi yang berat. Masih banyak buku yang ingin dia baca.
Coda berhenti di depan perpustakaan. Pintu perpustakaan tertutup. Aneh. Padahal seharusnya sepanjang hari kedua pintu besar di hadapannya terbuka lebar. Banyak anak-anak yang datang kemari.
Instingnya bekerja. Dia merasakan sesuatu yang aneh. Perlahan dia mendorong pintu di depannya. Melongok sedikit melalui celah yang terbuka.
Jantung Coda berhenti sejenak. Dia menahan napasnya. Tubuhnya membeku.
Tidak mungkin.
Coda berusaha mengendalikan dirinya. Dia segera mendorong pintu agar terbuka seutuhnya. Berlari mendekati dua orang dengan luka gores di sekujur tubuhnya. Amis. Darah sudah memenuhi lantai.
Tangan Coda cekatan memeriksa tanda kehidupan kedua orang itu. Masih hidup. Hanya terluka parah.
"Euw. Bau apa ini?" suara Faye terdengar dari balik punggung Coda. "Hmm? Coda?"
Coda langsung menoleh ke arahnya sambil berteriak. "Cepat panggil mentor!!"
Faye tersentak kaget. Lebih kaget lagi melihat darah dan dua orang yang tak berdaya. Sadar bahwa tidak ada gunanya bertanya sekarang, Faye berlari keluar mengikuti arahan Coda.
Setidaknya Coda bisa bernapas dengan tenang. Mentor sebentar lagi datang. Coda berdiri dan melihat ke sekeliling. Mencari apapun yang mencurigakan.
Jendela perpustakaan masih tertutup. Masih belum ada tanda-tanda perpustakaan digunakan. Meja dan kursi tertata rapi. Tidak ada tanda-tanda pertarungan.
Coda berjongkok kembali menyentuh tangan salah satu dari mereka. "Dingin. Dingin seperti mayat, tapi masih hidup,"
Alis Coda tertekuk. Luka-luka ini hanya bisa didapatkan kalau kedua orang ini melakukan perlawanan. Kalau tidak pelakunya adalah psikopat berhati dingin.
Perpustakaan yang bersih.
Dua orang yang terluka parah.
Jantung Coda berdetak kencang. Ada apa sebenarnya?
---//---
Coda menunggu dengan tak sabaran di depan ruang kesehatan. Kedua murid tadi dibawa ke sini. Coda sempat melihat ada dua orang mentor yang masuk ke dalam sana.
"Gila. Rasanya mengerikan melihat mereka berdua. Bukankah ini mengejutkan?" Faye berceloteh masih tak percaya dengan hal yang dilihatnya.
Coda menoleh ke arahnya. "Apa tidak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya?"
"Tentu tidak," Faye menggeleng. "Aku tidak pernah mendengarnya. Lagi pula ini Akademi Lama. Sebuah aib hal-hal seperti ini terjadi di sini,"
"Apa ada kemungkinan berita ini akan tersebar?"
Faye berpikir sebentar kemudian menggeleng. "Sejauh ini hanya kita berdua yang tahu. Kalau kedua orang itu buka mulut beda lagi ceritanya,"
Pintu ruangan terbuka. Coda dan Faye langsung berdiri tegap. Dua mentor tadi keluar. Satunya adalah kepala akademi. Blue. Satu lagi mentor yang bertugas di pelajaran ilmu kesehatan, Celestia. Mereka berdua menghampiri Coda dan Faye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Note [Throne Of Stellar: Stardust Magic] (AU IDOLiSH7) HIATUS
FanfictionBerlian Bintang dengan kekuatan agung terpecah karena permintaan tak masuk akal untuk mendamaikan kerajaan. Coda yang awalnya merasa cukup dengan kehidupannya di Bestia bertemu dengan Erin. Hewan liar yang selalu membuat jantung Coda berdebar dengan...