Kekaisaran kini turun tangan. Coda bisa melihat seluruh bagian akademi dijaga penjaga. Mereka dikumpulkan di aula untuk mendapat pengumuman penting. Coda bisa menebaknya. Ada kemungkinan mereka semua akan dipulangkan.
Coda menunggu dengan tenang. Dia mencoba mengamati setiap sudut ruangan. Memperhatikan wajah-wajah khawatir. Mata Coda tertarik pada wajah-wajah di atas podium. Dia jarang sekali melihat mereka. Terlebih apa yang membuat mereka ada di depan sana?
Blue naik ke atas podium dan membungkuk ke wajah-wajah asing itu. Coda yakin bahwa mereka pasti orang penting. Terlihat dari mantel yang digunakan berbeda-beda, tapi tampak anggun dan berwibawa.
"Saya tidak akan menyembunyikannya, tapi apa yang sudah terjadi adalah sebuah aib besar tidak hanya bagi akademi Lama, tapi juga kekaisaran. Saya mengakui bahwa itu adalah kesalahan dan dosa saya," Blue berhenti berbicara, dia kemudian mempersilahkan seseorang untuk maju.
Aula langsung berisik saat tahu siapa yang berdiri di hadapan mereka. Sebuah kehormatan bisa melihat langsung pemimpin Kekaisaran Lama. Tuan Putri Katharina. Wajahnya lembut dan menawan. Rambut pirangnya ditata rapi. Dia tersenyum manis.
"Hati saya begitu sakit saat tahu hal seperti ini bisa terjadi di bawah pemerintahan saya, maaf akan ketidaknyamanan dan teror yang kalian rasakan sekarang. Saya berjanji akan melindungi dan menemukan pelaku secepat mungkin. Demi melindungi keselamatan dan kebahagiaan kalian, saya terpaksa meminta Tuan Blue untuk memulangkan kalian. Kami akan segera mengurus masalah ini,"
Suara lembut yang sangat jujur itu menghangatkan hati semua orang. Coda tertegun. Jadi ini orang yang memimpin kekaisaran. Seluruh murid di aula bertepuk tangan. Pidato singkat yang sekejap menghapus perasaan takut.
"Tuan putri memang luar biasa," Erin lagi-lagi muncul di sebelahnya. Coda mendengus jengkel. "Jangan mengagetkan begitu,"
Erin hanya tertawa kecil. Dia merapikan dasi kupu-kupunya. "Sayang sekali. Pasti akan mudah kalau kita tidak dipulangkan,"
Alis Coda tertekuk. Baru saja mau bertanya, suara yang dia kenal terdengar bergema di aula.
"Saya tidak setuju kalau kita dipulangkan," Felis mengangkat tangannya dengan wajah serius. Perhatian semua orang langsung tertuju ke arahnya. Felis bergerak maju ke depan. "Kalau kita semua pergi begitu juga dengan pelakunya"
Blue mengambil alih. Katharina hanya diam mendengarkan. Blue bertanya pada Felis. "Maksudmu pelakunya adalah murid di sini?"
Felis mendengus kasar. "Kenapa harus ditutupi? Jelas ini bukan serangan dari luar. Lagi pula tidak perlu dipulangkan kita bisa langsung menangkap pelakunya,"
Perkataan Felus langsung membuat heboh aula. Blue mencoba untuk meminta Felis untuk ikut dengannya. Felis menolak tertawa meledek. "Kenapa terus ditutupi? Ah! Apakah karena pelakunya dari kerajaan Lama?"
Aula mendadak diam. Tidak ada yang berani bersuara. Bernapas saja takut-takut. Coda melirik ke arah Erin yang tersenyum tertarik. Dia pasti menantikan perkataan Felis.
"Apa maksudmu?" Orion, satu-satunya wajah yang tidak asing bagi Coda bersuara. Dia pasti tidak senang karena kerajaannya dituduh.
"Sampai kapan mau berpura-pura. Semua orang juga tahu, siapa yang berambisi memiliki semua serpihan Berlian Bintang. Kerajaan Lama," Felis berkata dengan nada serius. "Aku yakin pelakunya adalah anjing Kerajaan Lama. Erin,"
Mendengar namanya disebut Erin tersedak karena menahan tawa. Mata semua orang langsung melirik ke arahnya. Coda berbisik pada Erin. "Jangan melakukan hal bodoh,"
Sayangnya, Erin tidak akan tinggal diam. Erin dengan senyum lebar andalannya maju ke depan. Barisan murid di depannya langsung membukakan jalan. Coda mengikutinya berusaha untuk menahan Erin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Note [Throne Of Stellar: Stardust Magic] (AU IDOLiSH7) HIATUS
Fiksi PenggemarBerlian Bintang dengan kekuatan agung terpecah karena permintaan tak masuk akal untuk mendamaikan kerajaan. Coda yang awalnya merasa cukup dengan kehidupannya di Bestia bertemu dengan Erin. Hewan liar yang selalu membuat jantung Coda berdebar dengan...