20° Beda Makna

58 13 1
                                    

Janlup voment biar semangat up nya

Janlup voment biar semangat up nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya ingin tanggung jawab."

Ketukan sepatu pada lantai dengan suaranya yang begitu pelan perlahan hilang, perasaan debar yang menyesakkan perlahan surut hanya karena satu tarikan ucapan. Tuk sesaat dirinya abai terhadap dunia, tak ingat jadwal hangat yang biasa dilewati, melupakan bahwa hari ini merupakan jadwal temu ceria dengan kedua sahabatnya.

Semua itu membuat abai hanya demi presensi kehadiran Kevin.

Hati Mika seakan berhenti berdetak hendak meninggalkan sisi poros sangking belum siap mendengar kata itu secara langsung. Sebelum waktu ini, batinnya sudah berusaha mendirikan kesiapan, tapi kala dirasakan langsung, semua berbeda.

Di hadapan Mika yang masih sibuk tertegun, ada Kevin yang berusaha menetralkan napas dan kondisi jantung untuk apa yang akan dilepaskan mulutnya sampai selesai. Meski masih dalam suasana tegang yang diciptakan sendiri, pria itu kembali mengulum senyum. "Kemarin lusa saya lihat kamu keluar dari minimarket, saat itu saya langsung sadar setelah lihat testpack yang kamu buang."

"Walaupun saat itu mabuk, saya akui itu tetap salah." Jelas sedari tadi Kevin yang tidak mengalihkan pandangan dapat melihat sorot mata di depannya yang perlahan luruh meninggalkan ketegangan. Apalagi tatkala ia mengucapkan satu kalimat lagi.

"Saya merasa bayi itu berhak mendapatkan kasih sayang yang tulus, walaupun kehadirannya nggak disengaja."

Saliva tertelan tanpa hambatan, Mika merasa tak ada waktu lagi untuk mengulur. Pria bernama Kevin itu salah besar, tapi setidaknya ingin melakukan tanggung jawab. Meski seorang anak belum pernah ia belai kepalanya secara langsung guna merasakan sayang pada anak kecil, ia sudah merasakan bahwa kasih sayang yang tulus patut diberikan pada nyawa dalam perutnya. Nyawa itu tidak bersalah, seharusnya kedatangannya dinantikan sebab begitu berharga. Lantas, dengan terbata kepalanya mengangguk, helaan napas kemudian mengudara cukup pelan.

Keputusan yang menurut Dina harus ambil dengan sepenuh hati tanpa paksaan kini sudah di ambang ikatan, keputusan dari Mika yang terbaik dengan tulus yang diusahakan akhirnya memberi hasil,

"Saya terima bentuk tanggung jawab dari Bapak."

bahwa Mika setuju pada tanggung jawab yang akan dilambungkan.

"Panggil saya Kevin aja," koreksi Kevin karena dipanggil 'Bapak' oleh orang yang nantinya akan semakin dekat dengannya. "Maaf, kalau kamu?"

"Mika."

Kevin mengangguk paham, namanya cantik.

"Kalau gitu ..." Kalimat barusan sengaja digantung, Mika mengulum bibir dengan otak yang berusaha mencari kata yang paling tepat. "Bisa jelasin gimana nanti Bapak—maaf, maksudnya kamu akan tanggung jawab?"

Poin penting, ini yang Kevin tunggu untuk segera dijelaskan walau lagi-lagi degup jantungnya kembali memompa dengan kecepatan berantakan. "Supaya bayi itu bisa hidup dengan layak, saya akan membiayai segala kebutuhannya sampai besar. Saya akan memberikan yang terbaik ke dia dan kamu."

[SEGERA TERBIT] Akhir dan Takdir || Jaehyun X Mina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang